Woman & Desire [1st Desire Se...

By LianGunawan

6.1M 57.4K 493

"Because woman and desire can't be separated." 🔞Mature content, harap bijak. Buku ini berisi banyak cerita... More

My Daddy's Friend (1)
My Daddy's Friend (2)
My Husband's Bodyguard (1)
My Husband's Bodyguard (2)
My Husband's Bodyguard (3)
A Big Boy (1)
Big Boy (2)
A Big Boy (3)
Pak Dosen (1)
Pak Dosen (2)
Pak Dosen (3)
Pak Dosen (4)
My Friend's Daddy (1)
My Friend's Daddy (2)
My Friend's Daddy (3)
Fat Girl (1)
Cowok Cupu (1)
Cowok Cupu (2)
Cowok Cupu (3)
Montir (1)
Montir (2)
Tetangga (1)
Tetangga (2)
Tetangga (3)
Step Father (1)
Step Father (2)
Cold Husband (1)
Cold Husband (2)
Hot Cousin (1)
Hot Cousin (2)
Hot Cousin (3)
My Secretary (1)
My Secretary (2)
My Secretary (3)
Maid (1)
Maid (2)
Maid (3)
My Hot Master (1)
My Hot Master (2)
My Hot Master (3)
My Enemy (1)
My Enemy (2)
My Enemy (3)
My Doctor (1)
My Doctor (2)
My Bodyguard (1)
My Bodyguard (2)
Man & Desire [2nd Desire Series]

Fat Girl (2)

83.2K 822 16
By LianGunawan

Ada dua posisi yang sangat Louise suka saat kami bercinta.

Woman on top. Dan tentu saja doggy style.

Katanya, aku terlihat begitu seksi saat berada di atasnya. Dan aku terlihat menggairahkan saat menungging memamerkan bokong sintalku di depan matanya.

Dia bilang, itu keuntungan yang bisa dia dapatkan dari memacari wanita dengan tubuh curvy. Selain enak untuk dipeluk sih.

Saat bercinta, aku dan Louise tidak akan pernah puas hanya dengan satu atau dua ronde. Semalam saja, setelah kami bercinta gila-gilaan di studionya, Louise langsung mengajakku ke apartemennya untuk melanjutkan permainan sampai tengah malam.

Aku lelah, puas, dan juga semakin bergairah di saat yang sama. Terlebih sekarang. Saat aku bangun, sosok Louise yang tidur telanjang bulat tanpa selimut berada tepat di sampingku. Kejantanannya sudah setengah berdiri, seolah mengundangku untuk segera memainkannya.

Tanpa menunggu lama, aku pun segera meraih batang besar tersebut lalu mengusapnya sensual. Louise melenguh kecil dalam tidurnya, membuatku makin semangat mengelus penisnya naik turun.

"Babe ...."

Louise mendesah. Matanya perlahan terbuka lalu menatapku lekat. Dia meraih bibirku lalu melumatnya kasar.

"Anak nakal!" geramnya saat tanganku beringsut turun menggesek buah zakarnya, sesekali memainkannya dengan gemas.

Aku menyeringai. Wajah Louise yang sedang terangsang memang jadi favoritku. Seolah ingin menggodanya lebih banyak, aku pun segera bangkit lalu duduk di atas tubuhnya. Lebih tepatnya di atas penis hingga batang kejantanannya itu tertekuk di bawah kungkungan lipatan bibir vaginaku, persis seperti hotdog.

"Fuck ...."

Louise mengerang kasar saat aku menggesek bibir vaginaku di sepanjang penis panjangnya. Mulai dari atas sampai bawah, aku terus menggeseknya naik-turun dengan lembut.

Perut bawahku bergetar hebat merasakan permainanku sendiri, padahal kejantanannya belum benar-benar mengoyak liang senggamaku.

Louise meraih sisi kiri dan kanan pinggang besarku lalu membantuku agar menggesek kejantanannya lebih cepat. Namun, aku yang sudah tak tahan justru mengubah posisiku hingga berjongkok lalu mulai melesakkan kejantanannya menembus liang senggamaku.

"Shit!"

Louise mengumpat, begitu pula denganku. Tanpa persetujuannya, aku langsung menaik-turunkan bokongku hingga penisnya benar-benar tenggelam menyentuh titik terdalam lubang kenikmatanku.

Saat gerakanku makin intens, aku mulai melengkungkan punggungku ke belakang lalu menumpukan tanganku di kedua lutut Louise. Wajah Louise seketika menjadi merah padam diselimuti nafsu.

Aku sudah bilang, kan, kalau ini jadi salah satu favoritnya saat kami bercinta?

"You're fucking sexy, Babe."

Sembari memujiku, tangan Louise segera meraih kedua payudaraku yang memantul hebat lalu meremasnya penuh nafsu. Bersamaan dengan itu, dia menggerakkan pinggulnya ke arah berlawanan denganku, membuat kedua organ intim kami saling bertubrukan lebih intens, dalam, dan kuat. Suara penyatuan kami terdengar begitu kencang dan erotis memenuhi kamar Louise.

It's too hard. It's too intense for morning sex.

"Lou ... aku nggak ku ... atthh!"

Aku menjerit saat Louise menyodok penisnya kasar dan kuat hingga membuat gelombang orgasmeku datang. Aku squirting begitu hebat hingga membasahi penis, paha, dan perut Louise.

"Fuck!"

Aku kelojotan. Tubuh dan perut bawahku bergetar. Napasku memburu hebat.

"Your morning sex is always great," pujinya. Aku seketika mengulas senyum. Satu yang kusuka dari Louise. Dia tidak pernah gengsi memujiku dalam situasi apa pun.

Seakan tahu kalau aku sudah tak kuat melanjutkan seks dengan posisi ini, Louise pun segera merebahkanku di ranjang lalu mengungkungku dengan tubuh kokohnya. Dia mencium bibirku lembut, lalu turun ke leher, tulang selangka, dada, dan berakhir di perut.

Louise mengelus stretch mark yang ada di perutku lalu menciumnya lembut. Aku selalu suka perlakuannya yang satu ini.

"Kau cantik. Jangan ubah apa pun dari tubuhmu saat ini."

"Tapi lemakku berkumpul di perut, Lou. Setidaknya aku harus diet."

Louise menggeleng. "Justru aku suka lemak di perutmu. Menggemaskan," katanya sebelum mencium perutku lagi.

Ciumannya perlahan turun menuju liang senggamaku yang masih basah kuyup karena pelepasanku beberapa saat yang lalu. Louise segera merenggangkan pahaku lebar-lebar lalu mulai mencumbui organ intimku dengan lidah panjangnya.

Lidahnya menari-nari begitu lihai di atas kemaluanku. Dia menyedot, menusuk, dan menjilat klitorisku hingga aku kembali menggelinjang.

"Oh ... Lou ...."

Aku bergerak seperti cacing kepanasan. Tak puas dengan lidah, Louise pun memasukkan ketiga jarinya secara langsung lalu mengoyak liang senggamaku dengan cepat dan intens.

Shit! His touch too good to be true.

Aku menjerit kencang saat pelepasanku lagi-lagi datang. Cairan cintaku menyembur membasahi ranjang Luke, membuat Luke semakin bersemangat menggerakkan jarinya hingga cairanku habis tak bersisa.

God, he's fucking good.

Tangan Louise yang basah berkat pelepasanku perlahan bergerak naik menuju perut dan dadaku hingga tubuhku jadi ikut mengilap dilapisi cairan cintaku. Louise meremas dadaku kencang sebelum mengulum puncaknya yang mencuat sempurna dengan penuh nafsu.

"I want this forever," ujarnya sambil membelai payudaraku lembut, penuh damba.

"Mereka milikmu."

Louise tersenyum. Tubuhnya kembali menegak sembari membuka kakiku lebar-lebar hingga liang senggamaku terpampang nyata di depan matanya. Tanpa menunggu lebih lama, dia kembali melesakkan kejantanannya lalu mengentaknya kuat memasuki lubang kenikmatanku.

"Ahh!!"

Aku menjerit saat sodokan Louise terasa semakin kuat. Dadaku bergoyang hebat, seirama dengan gerakan pinggulnya yang menghantam tubuh telanjangku. Tak ingin melewatkan kesempatan, Louise segera meraih kedua dadaku yang memantul lalu meremasnya kasar.

"Louise ... astaga!"

Aku nyaris terisak merasakan kenikmatan yang Louise tawarkan. Demi Tuhan, ini terlalu dalam. Terlalu nikmat. Terlalu intens. Terlalu membabukkan.

Gelombang orgasme lagi-lagi mengantamku. Begitu dahsyat hingga aku hanya bisa pasrah di bawah kungkungan Louise. Louise menyentak kejantanannya kuat-kuat sebelum ikut melepaskan cairan cintanya ke dalam rahimku.

Napas kami sama-sama berderu kencang, berlomba-lomba meraup oksigen di kamar Louisem. Peluh menetes membasahi tubuhku, membuatku yakin kalau penampilanku sudah tidak keruan.

Tanpa melepas penyatuan kami, Louise merebahkan kepalanya di samping dadaku. Seolah seperti kebiasaan, setelah bercinta seperti ini, dia selalu memintaku untuk memiringkan tubuh agar bisa menyusu seperti bayi manja yang sedang kehausan.

Well, aku sama sekali tidak keberatan. Dia menyukai gumpalan lemak di dadaku, dan aku menyukai caranya mencumbu gumpalan lemak tersebut.

"Grace. Jangan tinggalkan aku." Sambil membelai dadaku, Louise mengucapkan kalimat yang belum pernah aku dengar sebelumnya.

Aku lantas sedikit menunduk agar bisa menatap matanya. "Apa?"

"Don't leave me. I really love you."

Aku terperenyak, merasa bahagia sekaligus heran melihat tingkahnya.

"Harusnya aku yang bilang begitu, Lou. Aku tahu, banyak wanita cantik dan seksi menginginkanmu di luar sana. Bukan tidak mungkin kau berpaling kepada mereka."

"Kau meragukan perasaanku?"

Jujur, iya. Saat pertama kali menyatakan perasaan, kupikir Louise hanya main-main. Kupikir dia hanya bosan dengan wanita cantik dan seksi hingga meminta wanita gendut sepertiku menjadi pacarnya. Aku bahkan berpikir kalau hubungan kami tidak akan lebih dari dua bulan.

Namun, saat menatap matanya sekarang, aku ... tidak bisa menemukan keraguan.

"Aku akan mengumumkan hubungan kita kepada orang-orang di studio. Aku lelah backstreet seperti ini."

"Louisㅡ"

"Kenapa? Kau malu berpacaran denganku?"

Damn, apa yang dia bicarakan? Kalau ada yang malu, harusnya dia karena punya pacar sepertiku.

"I love you, Grace. I want to spend the rest of my life with you. I'm serious."

Lagi-lagi aku tak menemukan keraguan di matanya. Maka, tak ada yang bisa aku lakukan selain mengangguk.

"Baik, kita umumkan hubungan kita. Louise, aku mencintaimu."

***

Ada yang punya ide lain? Coba tulis di sinii hehe

Continue Reading

You'll Also Like

955K 14K 22
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
2.2M 165K 45
Karena kejadian tanpa kesengajaan di satu malam, Mima jadi harus kehilangan waktu-waktu penuh ketenangannya di kantor. Memergoki atasannya sedang ber...
6.9M 342K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
382K 39.9K 22
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...