Woman & Desire [1st Desire Se...

Door LianGunawan

6.1M 57K 490

"Because woman and desire can't be separated." 🔞Mature content, harap bijak. Buku ini berisi banyak cerita... Meer

My Daddy's Friend (1)
My Daddy's Friend (2)
My Husband's Bodyguard (1)
My Husband's Bodyguard (2)
My Husband's Bodyguard (3)
A Big Boy (1)
Big Boy (2)
A Big Boy (3)
Pak Dosen (1)
Pak Dosen (2)
Pak Dosen (3)
Pak Dosen (4)
My Friend's Daddy (2)
My Friend's Daddy (3)
Fat Girl (1)
Fat Girl (2)
Cowok Cupu (1)
Cowok Cupu (2)
Cowok Cupu (3)
Montir (1)
Montir (2)
Tetangga (1)
Tetangga (2)
Tetangga (3)
Step Father (1)
Step Father (2)
Cold Husband (1)
Cold Husband (2)
Hot Cousin (1)
Hot Cousin (2)
Hot Cousin (3)
My Secretary (1)
My Secretary (2)
My Secretary (3)
Maid (1)
Maid (2)
Maid (3)
My Hot Master (1)
My Hot Master (2)
My Hot Master (3)
My Enemy (1)
My Enemy (2)
My Enemy (3)
My Doctor (1)
My Doctor (2)
My Bodyguard (1)
My Bodyguard (2)
Man & Desire [2nd Desire Series]

My Friend's Daddy (1)

155K 1.1K 4
Door LianGunawan

Aku mematut diriku di depan cermin. Bikini merah menyala super seksi sudah membalut tubuhku, membuat senyumku kontan merekah lebar. Hari ini benar-benar hari paling spesial dalam hidupku. Selain berlibur ke pantai, aku juga ...

"Kau terlihat seksi, Jen. Mau menggoda Alex, huh?"

Aku tergelak kecil saat Olive menyebut nama Alexㅡsepupunyaㅡyang entah kenapa juga memaksa untuk ikut dalam liburan kali ini. Padahal ini liburan yang aku dan Olive rencanakan sejak jauh-jauh hari.

Well, lebih tepatnya, sengaja aku rencanakan untuk maksud lain.

"Dia bukan seleraku, Liv."

"Lalu, kau memakai bikini super seksi ini untuk siapa? Orang random di pantai?" tanyanya yang sukses membuatku tertawa.

"Your dad," jawabku. Dalam hati.

***

Hotel yang kami tempati berada di bibir pantai. Jadi, aku hanya perlu menutupi tubuhku dengan dress tipis sebelum turun ke lobi. Di sana aku bisa melihat Alex. Dan juga dia. Dave. Ayah Olive.

"Morning, Girls," sapa Alex heboh. Namun, fokusku bukan ke sana. Lebih tepatnya, aku tidak peduli dengan kehadirannya.

"Morning, Dad."

Dave tersenyum kecil. "Morning, Jen."

Dadaku berdesir. Aku benar-benar menyukai pria ini. Dan sejak kuputuskan untuk ikut memanggilnya dad seperti Olive, perasaanku justru membuncah semakin gila-gilaan.

Yes, I love him. I adore him. I want him. My friend's dad.

Aku tidak ingat sejak kapan perasaan ini muncul. Yang jelas, aku mengenalnya sejak menjadi teman Olive saat masih jadi mahasiswa baru, sekitar dua tahun yang lalu.

Sejak awal pertemuan, sosok Dave sudah mencuri atensiku. Dia begitu hangat, perhatian, dan yang paling penting dia sangat tampan. Aku bahkan sempat mengira kalau dia sepupu Olive. Dia terlihat sangat muda dan kencang di usia pertengahan 40.

Aku, Dave, Olive, dan Alex bergegas pergi menuju pantai. Kami memang sengaja ingin menikmati angin malam, jadi kami keluar ketika langit mulai gelap. Pantai terlihat sangat ramai karena ini merupakan puncak libur musim panas.

Setelah tiba di pantai, aku pun langsung melepas kain tipis yang kukenakan hingga menyisakan seonggok bikini seksi yang sengaja aku persiapkan untuk hari ini. Olive juga melakukan hal yang sama. Bedanya, bikininya terlihat lebih "normal" dari milikku.

"So sexy," desis Alex.

Aku merotasikan bola mataku malas. Tak ingin meladeni Alex, pandanganku kembali jatuh ke Dave yang juga sedang menatapku. Begitu pandangan kami bertemu, dia langsung membuang muka ke sembarang arah, seolah ingin menghindariku.

"Kalian mau air kelapa?" tanya Olive tiba-tiba. Aku yang bisa melihat celah kesempatan pun mengangguk.

"Mau!" jawabku lugas.

"Oke. Lex, temani aku cari kelapa."

Alex kontan membulat. "Aku?"

Olive hanya berdecak. Dia pun segera meraih tangan Alex lalu menariknya paksa. "Kami pergi dulu. Kalian tunggu di sini," ujarnya padaku dan Dave.

Aku mengangguk senang. Begitu mereka meninggalkanku berdua dengan Dave, aku pun langsung beranjak mendekatinya.

"Mau berenang?" tawarku.

Dave tidak langsung menjawab. Dia justru menatapku lekat sebelum gantian melempar pertanyaan.

"Kau mau berenang?"

Aku mengangguk. "Temani aku, Dad," pintaku memelas.

Dave menghela napas panjang. Dengan pasrah dia menganggukkan kepala. "Baik, aku temani," balasnya sebelum melepas kaus putih dan melorotkan celana pantainya hingga hanya menyisakan boxer.

Aku terpaku. Ini kali pertamaku melihat dia bertelanjang dada seperti ini. Dia ... begitu liat dan berotot. Benar-benar melampaui imajinasi yang selama ini kuterka-terka sendiri.

"Jen?" sentak Dave yang berhasil membuyarkan lamunanku.

"Let's go!"

Aku segera menarik tangan Dave lalu membawanya ke pinggir laut. Ombak malam ini tidak terlalu kencang, jadi kami tidak terlalu waswas saat bermain air. Lagi pula, di sini juga banyak orang yang berenang bersama kami.

"Kau menyukai Alex?"

Di sela-sela permainan air kami, tiba-tiba Dave kembali bersuara. Aku yang sedang asyik membasahi tubuh pun seketika terperenyak.

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?"

Jakun Dave naik turun. Matanya turun menatap tubuhku yang sudah basah karena air pantai. "Pakaianmu, aku yakin digunakan untuk menggoda seseorang."

Lagi-lagi aku terdiam. Aku maju selangkah demi selangkah hingga tubuh kami berimpitan. Tanpa melepas kontak mata kami, dengan sangat percaya diri aku langsung menodongnya dengan sebuah pertanyaan.

"Kau tergoda, Dad?"

Aku bisa mendengar geraman halus meluncur begitu saja dari mulutnya. Dia terdengar frustrasi. Aku tahu, dia mati-matian menahan diri.

"Akuㅡ"

Aku segera meraih tangan Dave saat dia hendak mundur beberapa langkah. Masih sambil menatapnya lekat, kuletakkan telapak tangan besarnya di salah satu dadaku yang hanya tertutup bra berbentuk segitiga yang hanya menutup nipple-ku yang sudah tercetak jelas karena basah terkena air laut.

"Aku memang ingin menggoda seseorang. Tapi orang itu bukan Alex. Orang itu kau, Dad."

Aku menangkupkan tangan besar Dave lalu menuntunnya untuk meremasnya pelan.

"Shit ..." Dave kembali menggeram. "Kau teman anakku, Jen. Aku bahkan sudah menganggapmu seperti anakku sendiriㅡ"

"But I'm not. Aku bukan anakmu. Dan kita bebas melakukan apa pun. Ya, kan?"

Tanganku menjulur agar bisa menyentuh dada bidangku. Aku mengusapnya begitu lembut sambil sesekali memainkan bulu-bulu halus di sana.

"I like you. And I want you," bisikku.

Dave mendesah kasar. Dengan sekali hentakan, dia meraih tanganku yang bermain di dadanya lalu mencengkeramnya erat.

"Ikut aku. Dan jangan menyesal sudah melakukan ini."

***

Dave langsung menarikku menuju kamarnya. Setelah menutup pintu, bibir kami langsung saling memagut dengan begitu liar dan panas. Dia menggigit bibir atas dan bawahku sebelum membelit lidahku dengan lidah panasnya.

Ini sangat memabukkan. Ciumannya sangat menggairahkan.

Belum puas lidah kami saling beradu, Dave tiba-tiba menjauhkan wajahnya hingga jarak kami terurai sebanyak beberapa jengkal.

"Kurasa kita harus mandi. Bibirmu rasa air laut," katanya yang sontak membuatku menyeringai.

"Mandi bersama?" tawarku balik sambil mengusap dadanya yang masih tertutup kaus. Setelah puas menyentuh dan menggodanya, aku pun menarik kausnya hingga terlepas dan jatuh ke lantai.

Dave menatapku nyalang saat aku mundur beberapa langkah. Tanpa melepas pandangan kami, aku pun menurunkan dress tipis yang menutup bikiniku sebelum melucuti satu per satu bikini yang membalut tubuhku hingga aku benar-benar polos di depan Dave.

"Fuck ...."

Dave menggeram dalam saat matanya bergerilya menatap setiap jengkal tubuh telanjangku. Dari tatapannya, aku tahu dia begitu terpana.

Aku kembali maju mendekatinya. Kali ini kuraih celana pantai dan boxernya sebelum menurunkannya secara bersamaan hingga kejantanannya mencuat begitu saja di depan mataku.

Aku sontak mendesis. So fucking big. Sangat melebihi ekspektasiku.

Tanganku terulur ingin menyentuhnya, tapi Dave dengan cepat meraih tanganku lalu mencengkeramnya kuat.

"You can't touch him without my permission," katanya tajam sebelum memanggulku seperti karung beras menuju kamar mandi. "I'll make you cum first. So, get ready.

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

6.8M 339K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
1.6M 22.6K 40
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
483K 19.7K 35
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
1.1M 9.1K 22
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...