Sasaeng Fans [EXO]

By ismi_h

507K 30.6K 1.6K

Ada dua sisi berbeda dari sang oppa. Sisi yang ada di depan layar kaca. Dan, Sisi yang ada di belakang layar... More

Teaser/Prolog
Serpihan 1
Serpihan 2
Serpihan 3
Serpihan 4
Serpihan 5
Serpihan 6
Serpihan 7
Serpihan 8
Serpihan 9
Serpihan 10
Serpihan 11
Serpihan 12
Serpihan 13
Serpihan 14
Serpihan 15
Serpihan 17
Serpihan 18
Serpihan 19
Serpihan 20
Serpihan 21
Serpihan 22
Serpihan 23
Serpihan 24
Serpihan 25 (a)
Serpihan 25 (b)
Serpihan 26 (a)
Serpihan 26 (b)
Serpihan 26 (c)
Serpihan 26 (d)
Serpihan 27 (a)
Serpihan 27 (b)
Serpihan 27 (c)
Serpihan 27 (d)
Epilog
Tao Story
Kris Story
Suho Story
Lay Story
Xiumin Story
D.O Story
Baekhyun Story
Chen Story
Chanyeol Story
Luhan Story
Kai Story (bagian 1)
Kai Story (bagian 2)
Sehun Story (bagian 1)
Sehun Story (bagian 2)
Sehun Story (bagian 3)
Via Story
Sasaeng Fans [2]
pengumuman !
Gadis dalam Almari

Serpihan 16

8.2K 526 13
By ismi_h

Serpihan 16

Sebuah kisah klasik dari masa lalu yang kembali terkulik. Pangkal dari semua kisah ini. -Unknown-

Indonesia - 27 tahun yang lalu.

"Bagaimana di sana? Apa kau sudah sampai?" Seseorang langsung menghubungi Oh Youngmin ketika dirinya baru saja menginjakkan kaki di negara baru yang cukup panas ini. Istri tercintanya yang ada di Korea langsung meneleponnya untuk menanyakan kabar.

"Aku baru saja naik mobil dan sedang menuju ke lahan proyek."

"Mwo? Kau langsung ke sana? Tidakkah kau lelah, sayang?"

"Aku harus segera menyelesaikan ini agar mendapat pengakuan dari Ayahmu, Soyoungiiee..." jawab Youngmin dengan nada lelah. Ia bersandar malas di kursi belakang mobil. Asistennya yang sedang sibuk menyetir sampai tersenyum geli meihatnya.

"Kau punya waktu setahun. Harusnya kau tak usah terburu-buru." Youngmin memutar matanya malas ketika mendapati istrinya akan mulai berceramah panjang lebar. "Apa kau sudah tahu gadis yang akan kau nikahi siri?"

Youngmin terdiam. Ia sama sekali melihat gadis tersebut. Fotonya saja ia tak berminat untuk sekedar mengamati sebentar. Ia sempat menggeleng untuk menjawab pertanyaan istrinya, namun buru-buru ia ralat dengan menjawab tidak ketika menyadari istrinya tak mungkin bisa melihatnya.

"Mwo? Belum? Waeyo????"

Youngmin sempat menjauhkan ponselnya ketika mendapati Sooyoung berteriak tepat di telinganya. "Kau seharusnya menemui gadis itu terlebih dahulu sebelum pergi ke lahan proyek."

"Untuk apa aku harus menemuinya secara pribadi jika aku sudah punya istri dan seorang anak lelaki di Korea? Wae?"

Youngmin dapat mendengar dengusan kasar yang Sooyoung lakukan melalui sambungan telepon tersebut. "Kau seharusnya menjaga gadis itu dengan baik. Karena hanya dia yang bisa memberimu Kewarganegaraan Indonesia dan ijin untuk melakukan pkerjaan proyek di sana."

Sooyoung langsung menutup ponselnya setelah mengatakan hal tersebut. Youngmin hanya bisa mendengus lelah. Tak tahukah wanita itu jika semenjak di pesawat tadi ia sudah mencoba untuk bersabar dalam menjalani kehidupannya satu tahun ke depan.

Bayangkan bagaimana rasanya seorang pengantin baru harus jauh dari istri dan anaknya demi menjalankan pekerjaan di negara yang jauh di sana hanya untuk mendapatkan pengakuan dari Ayah mertua, Tuan Lee Sooman. Itu sangatlah menyiksa.

Perusahaan milik Ayah Lee Sooyoung baru saja mengambil alih sebuah pabrik bangkrut yang ada di Indonesia. Mereka berencana membangun pabrik baru yang berbasis di bidang fashion . Dan Youngmin yang baru beberapa tahun menikah dengan anak kedua Lee Sooman langsung didaulat untuk mengambil alih pabrik tersebut.

"Sungjae, apa kau masih membawa berkas biodata lengkap mengenai gadis yang akan ku nikahi?" Youngmin beralih bertanya pada Sungjae, asisten pribadinya.

Sungjae langsung menyerahkan sebuah bungkusan coklat pada Youngmin. Lelaki itu langsung membuka-buka berkas tersebut dan membaca-baca sekilas hal yang menurutnya penting. Hingga ia terdiam lama ketika melihat beberapa foto yang terselip di sana.

"Apa kau yakin gadis ini yang akan ku nikahi?"

Sungjae sempat melirik melalui kaca depan untuk mengamati Youngmin sebelum mengangguk cepat. "Namanya Clara Rashinta. Dia berumur 19 tahun. Terpaksa harus berhenti kuliah dan menyetujui untuk menikah siri denganmu karena..."

Sungjae menghentikan mobilnya ketika melihat lampu hijau berganti merah. Ia lalu menolehkan badannya sedikit untuk melanjutkan penjelasannya. "Gadis itu butuh uang banyak untuk biaya pengobatan dan operasi Ayahnya."

Youngmin terdiam lama. Otaknya mencoba mencerna semua kalimat yang Sungjae lontarkan. Mobil kembali melaju ketika lampu sudah kembali hijau. "Kenapa?" tanya Sungjae heran ketika mendapati Youngmin diam mematung.

"Ani... Hanya..." Youngmin membuka suara. "Hanya gadis ini terlalu cantik untuk terlibat dalam cerita ini."

***

EXO's Dorm - 08.17 KST

D.O memandang kosong pada layar kaca yang kini terputar. Pikirannya sudah tak lagi terfokus dan melayang entah kemana. Lebih tepatnya, ke kejadian malam itu, ketika ia ingin mengembalikan sapu tangan milik seseorang.

Flashback on

"Gadis itu adalah haters kita!"

"Mwo? Kau bercanda kan? Darimana kau tahu dia anti exo?"

"Apa kau ingat tentang teror bangkai tikus yang selalu kita dapatkan tiap malam? Gadis itu pengirimnya."

D.O menaikkan satu alisnya, merasa tak percaya dengan penjelasan Chen.

"Jinjja-ya... Aku melihatnya sendiri. Kau harus percaya padaku. Apa kau lupa berapa banyak sasaeng yang ku kenal?"

"Apa hubungannya?" D.O masih tetap tak percaya dengan yang Chen katakana.

"Jika aku bisa mengenal banyak sasaeng kita. Adalah hal yang mudah untuk tahu juga siapa pembenci kita." Jelasnya menggebu-gebu. "Kau ingat malam itu kakiku cedera. Itu bukan karena latihan dance, melainkan aku terjatuh saat mengejar gadis itu."

Flashback off

Entah mengapa, ada perasaan kosong dari dadanya saat mendengar penjelasan singkat dari Chen. Ada rasa nyeri di hatinya ketika tahu jika gadis itu bukanlah gadis yang tepat untuk sekedar mendapatkan perhatian bahkan debaran darinya.

Tapi masalahnya, debaran itu muncul begitu saja hanya saat ia melihat ekspresi khawatirnya malam itu. Debaran pertama yang D.O rasakan untuk pertama kalinya pada seorang gadis.

***

Indonesia - 27 tahun yang lalu.

Youngmin memandang lelah berkas-berkas yang kini berserakan di meja ruang kerjanya. Pabrik baru yang didaulat untuk membuat berbagai model pakaian yang baru saja ia buka beberapa bulan yang lalu tak kunjung membuahkan hasil yang signifikan. Cabang dari SM Company yang harus Youngmin jalankan demi mendapat pengakuan dari sang ayah mertua mulai membuatnya frustasi.

Ia kembali mengusap wajah lelahnya yang sudah kesekian kali. Lelaki itu sudah tak tahu cara apa lagi yang ia harus lakukan untuk membuat jumlah pesanan pakaian dari pabriknya dapat meningkat pesat. Ketika otaknya sedang berpikir keras, ada ketukan pintu yang membuatnya menoleh.

Sesosok gadis dengan rok batik selutunya langsung muncul ketika pintu itu terbuka sempurna. Youngmin langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri.

"Maaf jika saya menganggu waktu Tuan." Kata gadis itu lemah lembut dalam bahasa Inggris. "Saya hanya ingin memberi anda ini. Minuman ini berkhasiat untuk menenangkan pikiran juga penat di tubuh anda." Jelasnya rinci. Youngmin dapat mencium bau hangat nan khas dari asap minuman yang mengepul.

Perlahan, ia minum minuman hangat yang tak diketahui namanya itu. Youngmin sempat melihat gadis itu tersenyum senang saat ia meminum cairan tersebut. Lelaki itu mengangguk-angguk ketika minuman tersebut benar-benar dapat mengurangi penatnya.

"Kenapa dengan tanganmu?" Youngmin tak dapat lagi membendung rasa penasarannya ketika melihat ada perban yang melingkar di jari telunjuknya. Juga noda warna kuning yang menghiasi kedua telapak tangannya.

Gadis itu tersenyum malu mendapati Youngmin yang jarang bertanya, menanyakan suatu hal padanya. "Saya... Saya sedang memasak kari di dapur."

"Kari?" Youngmin mengernyit dalam.

"Iya.. Saya sedang mencoba resep rahasia dari ibu saya." Jawabnya kalem. "Oh iya... Kari yang ada di negara saya, berbeda dengan kari di negara anda, Tuan."

"Apa bedanya?" tanyanya singkat. Ia langsung melotot kaget ketika melihat tangannya digeret paksa oleh Istri dari perkawinan siri tersebut. Gadis itu membawanya menuju dapur.

Clara, nama gadis itu, langsung melepas genggamannya dan sempat tersenyum canggun ketika sadar ia sudah lancang menarik tangan lelaki tersebut.

"Apa bedanya?" tanya Youngmin kembali ketika gadis itu hanya menunduk diam.

Gadis tersebut sadar dari lamunannya. Ia lalu bergerak cepat untuk menyedokkan semangkuk kari untuk Youngmin. Ia menyendokkan kari tersebut sambil berkata, "Kari di negara saya lebih kaya akan rempah."

Ia lalu menyerahkan kari tersebut pada Youngmin yang langsung dicicipi olehnya. Mumpung perutnya sedang kosong karena ia belum mengisi perutnya semenjak tadi siang. Satu suapan sudah mendarat mulus di mulutnya.

Youngmin terdiam. Bagai ada sensasi tersendiri ketika kuah kari tersebut masuk dalam mulutnya. Lumer di lidahnya dan langsung terasa memabukkan. Banyak rasa dari rempah asing yang justru terasa sensasi yang berbeda ketika Youngmin memakannya.

"Clara..."

"Ya, Tuan?"

"Maukah kau memasakkan kari ini untukku tiap hari?"

***

08.33 KST

Krystal menggerakkan matanya yang tertutup untuk dapat membuka sempurna. Dirinya langsung bingung ketika mendapati hamparan putih dari atap yang kini dipandanginya. Setahunya, dekorasi atap dorm miliknya memiliki corak dan berwarna coklat. Merasa dirinya tak berada di dorm, ia langsung mengedarkan pandangannya. Untuk memastikan dimana dia sebenarnya.

"Apa tidurmu nyenyak?" Ia melotot kaget ketika menyadari ada lelaki yang sepertinya semenjak tadi menatapnya. Dan kini tengah duduk di samping tempat tidurnya. Ia langsung merubah ekspresinya dan tersenyum samar ketika lelaki tersebut adalah kekasih barunya, Sehun.

"Ireonaaa... tukang tidur." Sehun langsung bangkit dari duduknya dan menyuruh Krystal untuk bangun. "Kau harus memakan sesuatu agar perut kosongmu terisi." Lelaki itu lalu berjalan santai menuju meja makan.

Krystal yang masih penasaran, bertanya. "Dimana ki-"

"Hotel." Potong Sehun cepat. "Kau mabuk semalam, dan tak memungkinkan membawamu pulang dari Restoran hotel ini karena kemungkinan besar akan muncul berita negative tentangmu jika kita tertangkap kamera."

"Makanlah..." Krystal terkesima melihat beberapa makanan kesukaannya sudah tersedia di meja makan kamar hotel tersebut. Ia perlahan mengambil daging panggang yang terasa menggiurkan.

"Apa kau yang memesan ini semua?" katanya dengan mulut penuh nasi.

Sehun menyodorkan segelas air yang baru saja dituangkannya pada Krystal. "Lebih tepatnya, aku yang memasak semua ini." Katanya singkat. "Karena memesan makanan dapat beresiko menimbulkan berita yang mengatakan kita menginap berdua." Lanjutnya dengan nada pelan di akhir kalimat.

Krystal tertawa geli. "Bukankah kita memang menginap bersama?" godanya, yang lantas membuahkan sebuah semburat merah di kulit pucat Sehun.

"Berhenti menggodaku..." katanya malu sambil mencoba menetralkan pipinya yang mulai semerah tomat. "Apa kau lupa? Aku oppa mu sekarang, Ital..."

"Kau memanggilku apa tadi?" Krystal langsung menghentikan acara makan-makannya ketika mendapati Sehun sudah tak memanggilnya noona kembali. Namun, orang yang kini mendapat pelototan marah malah mencoba tak peduli.

***

Indonesia - 26 tahun yang lalu.

Sudah hampir setahun, Youngmin menjalankan bisnis cabang milik Ayah mertuanya di negara katulistiwa tersebut. Ada peningkatan yang cukup signifikan jika melihat banyaknya pesanan pakaian yang meningkat dari pabrik yang ia ampu. Dirinya bahkan sedang berencana membangun sebuah butik untuk memamerkan model-model terbatas buatan pabriknya.

Semua kesuksesan tersebut, lantas menjadi penanda bahwa waktunya untuk pulang tinggal sebentar lagi. Rasa rindu yang membuncah akan istri dan anak lelakinya tak dapat lagi dibendung. Tapi... kebahagiaan itu memang tak pernah berlangsung lama. Panggilan yang ia lakukan sore menjelang malam tadi, menjadi penyebab dirinya tak akan dapat menjadi menantu idaman sang mertua.

-Flashback on-

"Yobeo.. uri Kyungiee... Uri Kyungieee..." Sebuah isakan tangis dari istrinya langsung menyapanya ketika panggilan tersebut terangkat. Youngmin menegang, merasa ada hal janggal yang sepertinya akan menyapa dirinya.

"Waeyo?" tanyanya pelan. Tanpa sadar, dirinya menahan nafas untuk mempersiapkan diri jawaban apa yang akan dia terima.

"Uri Kyungiee.... Dokter bilang anak kita mengidap Down Syndrome.."

-Flashback off-

Dan satu lubang besar kini menganga lebar. Segala usaha yang seahun belakangan ini ia lakukan dengan usah keras untuk membuat Keluarga Besar dari istrinya dapat menerima Youngmin, kini terasa sia-sia. Ketika ia mencoba menutup sebuah lubang kecil dan menorah sebuah lakban lucu untuk menutupinya, ternyata muncul lubang lain yang lebih besar.

Lee Sooman, ayah mertuanya tidak akan suka jika mengetahui fakta bahwa calon penerus perusahaannya cacat. Kebanggaan yang dulu membuatnya bertahan di dunia keras milik Lee Sooman, kini menjadi aib yang harus ia tutupi.

Ini bahkan lebih menakutkan dibanding kasus kakak istrinya, Lee Soeun yang divonis mandul. Memiliki cucu pengidap Down Syndrome akan lebih membuat sang mertua marah besar. Dan ia bingung setengah mati, usaha apa yang harus ia lakukan untuk menutupi lubang baru tersebut.

Sambil ditemani segelas bourbon, Youngmin duduk termenung. Pikirannya kacau, tubuhnya lemah hanya untuk sekedar berpikir tentang sesuatu. Pengaruh dari minuman yang ia minum, kini mulai terasa dampaknya. Pikirannya melayang, lelaki itu mulai mabuk.

Saking mabuknya, dirinya tak sadar jika gadis lain yang juga berstatus sebagai istrinya kini sudah berdiri di depannya. Kepulan asap dari minuman yang selalu ia buat tiap malam samar-samar dapat Youngmin lihat di kegelapan kamarnya.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi. Tapi, minum jahe hangat seribu kali lebih baik dibanding meminum itu." Kata gadis itu pelan. Tangannya sibuk meletakkan minuman hangat itu ke atas meja, yang mulai menggoda Youngmin untuk meminumnya.

Langkah kaki Clara yang ingin beranjak pergi, terhenti saat Youngmin tiba-tiba mencekal tangannya. "Apa kau tahu, apa statusmu di sini?"

Clara menoleh takut pada Youngmin. Tak berani memandang ke dalam manik mata hitam pekat itu karena ia takut jika debaran di jantungnya akan muncul. "Kau bukan pembantu di sini. Tapi kau istriku. Nyonya Oh Clara."

Clara makin menundukkan pandangannya, ia tak tahu harus berbuat apa sekarang. "Lihat mataku..." Youngmin bergumam marah ketika gadis itu tak kunjung memandangnya.

Perlahan, Clara memberanikan diri untuk melihat lelaki di depannya. Secara perlahan, Youngmin menarik Clara agar lebih dekat dengannya. "Meski hanya perkawinan kontrak, tapi kau tetap istriku." Katanya lirih, pelan, dengan suara serak akibat pengaruh alcohol yang mulai bekerja.

"Satu tahun kita tinggal bersama, tak adakah debaran yang tercipta untukku, eh?" Youngmin makin mendekatkan dirinya pada Clara. Sementara gadis itu hanya dapat diam mematung sambil mencoba menetralkan debaran jantungnya yang kian cepat.

"Apa kau tahu berapa banyak hormone yang tercipta pada lelaki dewasa sepertiku?" Youngmin mulai mendekatkan wajahnya menuju wajah Clara.

"Kesalahan besar yang terjadi adalah... dirimu yang terlalu cantik untuk sekedar menikah siri demi mendapat uang." Wajah keduanya semakin dekat. Youngmin bahkan bisa merasakan nafas hangat milik Clara berhembus pelan di wajahnya.

"Dan secara tak sadar, kau sudah menggoda lelaki ini untuk memilikimu secara utuh, melalui kepolosan yang kau tunjukkan." Youngmin mulai melumat bibir merah alami milik Clara. Dan kita tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sebuah lubang paling besar yang telah Youngmin ciptakan sendiri. Lubang yang menjadi pemicu kehancuran semua orang di masa depan. Youngmin, lelaki pekerja keras ini, telah berubah menjadi lelaki brengsek yang dibenci para anaknya kelak.

***

09.04 KST

Via memandang kosong ke jalanan yang terlihat ramai. Mobil yang dikendarai Seunghwan, melaju pelan melewati keramaian pagi Seoul. Salju masih turun, meski tak selebat malam tadi. Hari ini, Via baru saja pulang dari rumah sakit.

"Kau tidak seperti orang yang bahagia sehabis keluar dari rumah sakit dan juga bonus dijenguk oleh Sehun." Via menoleh ke sebelah ketika mendengar kakaknya berbicara padanya.

"Waeyo?" tanya Yoora lirih. Dielusnya surai hitam milik Via lembut.

Via hanya menggeleng sambil tersenyum singkat. Pandangannya kembali pada keramaian jalan pagi ini. Meski pandangannya tertuju ke jalanan, tetapi pikirannya melayang entah kemana. Lebih tepatnya, melayang ke kenangan masa lalu yang berhubungan dengan salju.

Perlahan, Via senderkan kepala ke kaca jendela mobil. Sambil mengingat kenangan -yang tak bisa dibilang manis itu- dirinya berucap. "Sister..."

"Ya?" Yoora dengan sigap menjawab. Dilihatnya sang adik yang terlihat lesu. Dirinya menghela nafas berkali-kali dan membuat jendela itu menjadi berembun.

"Aku tahu kenangan itu sudah lama sekali. Itu sudah sejak aku berumur 6 tahun... Tapi-" Yoora masih memandang adiknya yang menatap kosong ke luar jendela, menanti lanjutan dari ceritanya.

"Entah mengapa kenangan itu terasa masih baru. Dan itu mulai sangat mengangguku..." Via menghirup nafas dalam dan menghembuskannya singkat sebelum melanjutkan. "Waktu itu, mamaku... dia pernah berjanji akan membawaku ke negara dimana salju akan turun..."

Via menegakkan kembali kepalanya, secara perlahan memandang Yoora dengan tatapan kosong. "Dan melihat salju turun di sini... membuatku merindukan wanita itu..." katanya amat lirih.

Yoora hanya bisa membawa Via ke dalam pelukannya. Mama yang dimaksud di sini bukanlah Clara, ibu mereka berdua atau lebih tepatnya ibu kandung Yoora, mantan istri Oh Youngmin. Tetapi, ibu kandung dari Via yang dulu meninggalkannya karena lebih memilih lelaki berkewarganegaraan Korea dibanding Via dan sang Ayah.

"Aku benci pada diriku, karena telah merindukan wanita itu..."

***

Indonesia - 25 tahun yang lalu.

Anak dari perkawinan kontrak antara Clara dan Youngmin telah lahir. Tanpa sepengetahuan Youngmin yang pulang ke negara asalnya, Clara berusaha keras menumbuhkan bayi kecil berjenis kelamin perempuan itu.

Meski harus mendapat hujatan tetangga karena hamil di luar nikah -karena mereka tak tahu jika saat Clara merantau ke Jakarta, ia menikah siri dengan pengusaha Korea demi mendapat uang-. Dia juga harus mendapat pengusiran dari keluarga terutama sang Ayah yang merasa hina karena pikiran sempit anaknya itu.

"Pergi dari sini. Ayah tak pernah mempunyai anak gadis yang mempermainkan pernikahan hanya untuk mendapat uang. Lebih baik ayah mati digerogoti tumor ini dibanding harus menggunakan uang haram itu untuk berobat."

Dan di sinilah Clara sekarang, di sebuah kontrakan kecil yang ia sewa dengan sisa-sisa uang pemberian Youngmin. Entah apa yang ada di pikiran Clara, ia tak pernah merasa menyesal sedikit pun telah menika -meski hanya sebentar- dengan lelaki bernama Oh Youngmin tersebut. Ia bahkan menamai anak perempuannya dengan nama Karenina Clara. Karenina diambil dari kata 'Kari', makanan kesukaan lelaki tersebut semasa tinggal dengannya.

Saat Clara tengah sibuk mengganti popok Karin, terdengar suara ketukan dari pintu kosnya. Ia pun bergegas pergi sambil merapikan baju dan rambutnya yang berantakan. "Siapa?" katanya singkat sebelum membukakan pintu. Clara langsung tercengan ketika melihat lelaki dengan tinggi 180an tengah berdiri tegap di depannya.

"T..tuan Sungjae?" katanya terbata-bata melihat Asisten pribadi Youngmin tiba-tiba berkunjung. "Ada ap-"

Kata-kata Clara terputus ketika Sungjae dengan cepat menyerahkan setumpuk amplop padanya. "Berhenti..." katanya dingin. "Berhenti mengirim surat untuk Youngmin hyung."

"Aku akan memberi berapapun uang yang kau mau. Tapi berhenti menganggu rumah tangga Youngmin hyung." Hati Clara tersakiti mendengar kata yang terbilang kasar terlontar dari mulut Sungjae. Ia bagai wanita yang hanya butuh uang tanpa kasih sayang dan cinta. Setetes air mata langsung jatuh melewati pipi merah meronanya.

"Arghhhh..." Sungjae berteriak frustasi sambil mengusap wajah lelahnya kasar ketika melihat cairan bening itu jatuh. "Bagaimana bisa kau punya buah hati darinya sementara kalian hanya menikah satu tahun?" Sungjae berteriak keras pada Clara yang sudah menangis sesenggukan.

"Kenapa kau masuk terlalu dalam pada permainan bodoh ini, Clara..."

***

19.19 KST

Shim Yoona memandang muak kumpulan rumus-rumus matematika yang kini berserakan di meja belajarnya. Rasanya ia ingin mati saja dan tak usah belajar mengenai rumus yang tidak terlalu berguna di kehidupan nyata ini.

Tetapi, ia harus tetap semangat. Dipandanginya foto dirinya yang tenga tersenyum canggung saat Kai memeluknya waktu itu. Penyemangatnya semenjak dulu adalah lelaki ini. Karena dia berkata menyukai gadis yang rajin belajar, maka ia harus tetap kuat melawan rumus-rumus memuakkan itu.

Ketika tengah asyik memandangi fotonya, ponsel yang tergeletak di dekat bingkai foto langsung bordering nyaring. Menyuarakan nyanyian rap bagian milik Kai di lagu Overdose. Ia langsung buru-buru menggeser tombol hijau untuk mengangkat telepon tersebut.

"Apa kau sudah mempersiapkan diri untuk akhir minggu ini?" suara misterius di seberang sana langsung menyapanya tatkala ia baru saja mendekatkan ponsel tersebut di telinga.

"Ne." jawabnya mantap. Meski tak ada sapaan ramah dari si penelepon, Yoona tak marah sedikitpun.

"Kau harus sudah mempersiapkan diri, karena pekerjaan yang akan kau lakukan cukup berbahaya."

Yoona sempat bergidik ngeri ketika ingat tugas apa yang harus dilakukannya akhir pekan ini. Tugas yang melibatkan hidup dan matinya kelak.

"Jangan sampai kau melakukan kesalahan sedikitpun yang bisa membahayakanmu." Si penelepon memperingatinya.

"Ne." Yoona hanya bisa menjawab dengan itu.

"Tiket kereta dan juga seragam yang akan kau kenakan esok, sudah aku kirimkan melalui paket. Itu seharusnya sudah sampai hari ini."

Perhatian Yoona langsung teralih ke kotak besar yang tergeletak di dekat kasurnya ketika si penelepon menyinggung soal paket yang ia kirimkan. "Paketnya sudah sampai, dan aku sudah siap melakukan semua perintahmu."

Evil smirk perlahan tercetak di wajah manis Yoona. Akhir pekan ini akan menjadi hari yang sibuk bagi Yoona.

***

Continue Reading

You'll Also Like

578K 61.9K 61
(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik...
I'm Your Fan By D

Fanfiction

387K 63.6K 56
[SEGERA TERBIT] Pencapaian besar seorang penggemar adalah bertemu dengan idolanya. _________________________________ Katanya ketika kamu mencintai s...
5.5M 9.9K 5
TERSISA 5 BAB. VERSI BUKU BISA KALIAN PESAN DI KAROS PUBLISHER. VERSI ONLINE BISA KALIAN BACA DI DREAME. "Kamu mau ngomong apa?" Amren tidak bisa me...
496K 37.1K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.