She's Alexsya [On Going]

By potatocakes__

3.5K 616 623

"Kenapa lo sebegitu cinta sama langit dan kupu-kupu?" tanya seorang laki-laki dengan es krim di tangannya. Al... More

PROLOG
1. MENOLONG
2. KETUA OSIS BELAGU
3. BALAPAN
4. DIA
5. AWAL SUKA
6.NENEK SIHIR
7. DIA KEMBALI
8. BERUBAH
9. HUKUMAN
10. SAKIT
11. TATAPAN
12. TUMBUHNYA PERASAAN
13. PASAR MALAM
14. JADIAN
15. JEBAKAN
16. HUKUMAN (2)
17. KAMU KUAT
18. KAMU DAN DIA
19. CELAKA
20. TERIMAKASIH
21. SELINGKUH
22. RIBUT?
23. BEBAN KELUARGA
25. BUNGA KECIL
25. SEBUAH PETUNJUK
26. BERBAIKAN
27. HAI, GADIS KUAT
28. TANPA ASYA
29. TERBONGKAR
30. HANCUR
31. MEREKA MENJAUH
32. PUTUS
33. VEA TUKANG FITNAH
34. KEBENARAN
35. KEBENARAN (2)
36. JEFRIZAL SAMUDRA
37. KEMARAHAN
38. PENYEMANGAT
39. SEDIKIT KEJUTAN
41. MANUSIA BAIK

40. TERUNGKAP

58 3 1
By potatocakes__

“Gak usah deket-deket anjir, napas lo bau azab!” cibir Gilang.

Mendengar ucapan Gilang, Boby sontak memundurkan wajahnya kemudian menundukkan kepalanya. Gilang yang melihat perubahan raut wajah Boby pun sedikit merasa bersalah, apakah ucapannya salah? Kalo begitu coba berikan cara untuk memberi tahu teman yang mulutnya bau azab tanpa menyinggung perasaannya, ayo!

“Bob, sorry! Gue gak bermaksud apa-apa, lagian gue cuman ngomong fakta. Cuman emang yang namanya fakta selalu menyakitkan, lo gak usah begitulah! Gue minta maaf.”  Ucap Gilang Frustasi karena Boby sama sekali tak meliriknya.

“Gapapa, Lang. Kalo emang itu fakta gue ikhlas kok,” balasnya dramatis.

“Yaudah kalo lo maafin gue dan lo sadar akan bau lo, terus kenapa lo masih nunduk njing?” tanya Gilang.

“Gue lagi liat semut.” Jawabnya polos.

Pletak!

Gilang refleks memberikan sentilan pada dahi Boby yang cukup keras, ia cukup kesal kepada Boby. Bisa-bisanya dia masih bisa bercanda dan memancing emosi Gilang di siang hari ini, dengan cuaca yang cukup panas, ditambah lagi dengan Rafael yang sedari tadi tak kunjung kembali untuk membeli minuman dingin.

Boby memicingkan matanya sambil menggoyang-goyangkan lengan Gilang. “Apaan goblok?” tanya Gilang heran.

“Gak usah ngumpat mulu, bajingan! Itu liat, bukannya itu si Aga?” sungut Boby.

“Iya! Kenapa si lo? Kaya baru liat aja.”

Brum!

Arga memarkirkan motornya di garasi yang sudah di sediakan, kemudian ia turun dari motor sambil menenteng keresek yang berisikan minuman yang sedari tadi di tunggunya.

“Kenapa lo yang dateng si?” tanya Boby malas.

Arga melorotkan matanya, ada apa dengan Boby?

“GUE JUGA BAGIAN DARI KALIAN, ANJING! SALAH KALO GUE KE SINI?” sungut Arga.

Sedangkan Gilang hanya menatap heran keduanya, mereka ini kalo tidak sama-sama kompak dalam hal bego dan centil ya begitu, kompaknya dalam pertengkaran dan saling meluapkan emosinya masing-masing. Sebenarnya Boby tak terlalu serius, karena ia sendiri tahu keadaan Arga yang bisa di bilang berbeda dengan mereka. Mereka mengerti rasa emosional Arga, keadaan mental, dan juga rasa kuatnya. Arga seharusnya diberikan penghargaan untuk kategori 'terimakasih telah bertahan untuk hidup.' karena ia sangat kuat, meskipun didalamnya terdapat rasa rapuh.

“ASTAGFIRULLAH, ISTIGHFAR KALIAN!” seru Gilang.

Arga memalingkan wajahnya, “Dia duluan!” ucapnya sambil menunjuk wajah Boby menggunakan jari telunjuknya. “Lagian niat gue baik, Rafa nitip minuman ini buat lo berdua, dia bilang harus buru-buru cabut karena ada urusan keluarga. Tapi si Boby malah ngegas seakan-akan gue itu hal yang patut untuk di usir. Gue emang jarang kumpul sama kalian tapi bukan berarti gue gak boleh pulang ke kalian, karena emang ada hal yang penting yang harus gue pertahankan, tapi semuanya udah bener-bener hancur sekarang, gue gak bisa! Gue gagal.”  Lanjutnya.

Boby dan Gilang sedikit terkejut dengan ucapan Arga, kasihan sekali pria gagah itu harus menderita di usianya yang masih remaja. Sebagai teman, mereka bukannya tak mengerti perasaan satu sama lain, tetapi Arga sendiri yang memilih untuk menjauh dari mereka. Arga bilang ia tak ingin membagi hal sialan itu, cukup kebahagiaan dan tawa saja yang ada di antara persahabatan mereka, mulia sekali hatinya.

“Jadi, mama dan papa lo resmi cerai?” tanya Gilang dengan perasaan tak enak.

Arga mengangguk, kemudian ia mendudukkan bokongnya di kursi kayu yang dihias sedemikian rupa oleh pembuatnya.

“Gue bener-bener sendirian sekarang, rasanya hampa dan arah tujuan gue tiba-tiba ilang aja. Padahal nyokap dan bokap selalu bilang bakal kasih gue hadiah terbaik, yaitu adik perempuan. Tapi apa? Mereka mengkhianati ucapan mereka tempo hari dengan berpisah, tanpa memikirkan perasaan gue sebagai seorang anak, mereka bukanlah orang tua! Gue benci keduanya.” Papar Arga dengan nada bergetar menahan tangisnya.

“Gak usah di tahan, bro! Lo berhak untuk nangis sekarang, lo berhak untuk marah, dan lo juga berhak untuk merasa cape dengan keadaan ini. Tapi ingat satu hal, jangan menyerah! Lo berharga, lo harus bangkit dan menjadi laki-laki yang hebat di masa yang akan datang. Dan satu hal lagi, gue minta maaf atas bentakan gue tadi, lo tau kan kalo gue lagi becanda? Gue becanda, sedangkan mood lo lagi rusak, wajar aja lo merasa sakit hati dengan ucapan gue.”  Balas Boby.

Tangan Gilang bergerak mengelus punggung Arga. Pria sejati bukanlah meraka yang tak pernah menangis atau bersedih, tetapi mereka yang mampu bertahan untuk tetap hidup meksipun dunia sedang tidak berpihak sekalipun padanya. Tuhan itu maha adil, tak ada yang ia lakukan tanpa adanya pelajaran dan hikmah di dalamnya.

Arga tersenyum sambil menatap keduanya dengan tatapan sendu. “Thanks! gue beruntung bisa punya temen kaya kalian.” Ujarnya sambil tersenyum tipis.

                                        •••

Rafael berkali-kali bertanya kepada Bianca, tetapi gadis itu masih enggan untuk memberitahu Rafael semuanya. Hal itu membuat Rafael sedikit frustasi bahkan ia ingin sekali memberikan pukulan pada wajah sembab Bianca.

“Ngomong, Bi. Siapa yang bikin lo kaya gini?” tanya Rafael sekali lagi.

sedangkan Bianca hanya terus menggeleng sambil mengusap air matanya yang terus saja keluar. Hati kecilnya ingin sekali berbicara jujur, tetapi mulutnya  tak bergerak sama sekali.

“Gausah jadi pencundang, Bia. Tanpa disengaja, lo udah meloloskan pelaku! lo tau kan? cowo itu udah hamilin lo, udah bikin lo menderita bahkan sampe di usir dari rumah!” geram Rafael.

“NGOMONG BANGSAT!” bentak Rafael.

“APA DENGAN GUE CERITA KE LO, SEMUA BAKAL BALIK KAYA SEMULA? ENGGA! INI SEMUA SALAH PACAR SIALAN LO ITU, ANDAI AJA PACAR LO GA TERLALU TEROBSESI SAMA LO, GUE GAK AKAN KAYA GINI! KENAPA? KAGET?” tanya Bianca saat mendapati raut wajah Rafael yang kebingungan.

Rafael menggeleng kuat, bagaimana mungkin kekasihnya melakukan hal biadab seperti itu? dalam pikiran dan semua yang terlihat, Vea adalah gadis baik dengan seribu kesabaran. Apa iya?

“Jangan becanda!” sanggah Rafael.

Bianca tersenyum miring mendengar sanggahan yang keluar dari mulut Rafael, lelaki polos ini sudah masuk kedalam permainan licik yang kekasihnya buat.

“KENAPA LO SELINGKUH DARI DIA? KENAPA LO BRENGSEK DAN MEMILIH ADIKNYA BUAT JADI SELINGKUHAN LO?! INI SEMUA SALAH LO, RAF. GUE CAPE DARI TADI DENGERIN UCAPAN LO YANG SELALU AJA MEMOJOKKAN GUE, SEDANGKAN YANG BIKIN KEADAAN KAYA GINI ADALAH LO DAN KEBODOHAN LO!” jerit Bianca.

Rafael lagi-lagi menggelengkan kepalanya, ia tak pernah menyangka bahwa kesalahan dirinya yang membuat keadaan Bianca seperti sekarang ini.

“Bia, tolonglah! gue gak lagi becanda, ini masalah yang harus segera diatasi, bukan malah bawa-bawa pacar gue dan kesalahan gue tempo hari ke dalam masalah lo itu!” pungkasnya.

“Hahaha. Lawak lo, Raf.” Balas Bianca saat mendengar ucapan Rafael.

Bianca muak dengan pembelaan dan sanggahan yang keluar dari mulut Rafael, memang itu faktanya bukan? jika Arnovea tidak terlalu terobsesi kepada Rafael mungkin ini tak akan terjadi, dan gara-gara perselingkuhan Rafael Arnovea menjadi iblis seperti sekarang ini.

Dengan langkah gontai, Bianca melangkahkan kakinya keluar dari bangunan tua yang mereka datangi satu jam yang lalu.

Bianca menghentikan langkahnya sambil mengusap kasar air matanya. “Kalo lo gak percaya sama gue, Its oke. Dan gue akan benar-benar pergi setelah ini, entah membesarkan anak yang ada dalam kandungan gue, atau pergi sejauh mungkin bersama dia.” Ucapnya tanpa menoleh sedikitpun pada Rafael.

Sekarang gadis itu telah benar-benar pergi, menghilangkan dari pandangan Rafael. Apakah Rafael akan mengejarnya? atau mungkin membiarkan Bianca pergi kemanapun itu.

“Bia, gue minta maaf kalo ini salah gue.” lirihnya.

Tanpa menunggu lama, Rafael ikut keluar dari bangunan tua tersebut dengan segala kegundahan di hatinya, ia khawatir Bianca akan nekat dan benar-benar melakukan apa yang di ucapkannya.

mata elangnya menatap tajam kearah sekitar, berharap ia menemukan Bianca yang sedang bersembunyi sambil melihat penyesalan dan rasa bersalahnya, tetapi gadis itu tidak ada di sekitar bangunan tua tersebut.

COME BACK HERE, BIANCA! JANGAN BERCANDA!” teriaknya, berharap Bianca mendengar ucapannya dan menghentikan langkahnya. Tetapi tak ada suara apapun lagi selain suara kicauan burung dan sapaan angin di udara.

Bagi Rafael, Bianca adalah salah satu kebahagiaannya setelah keluarganya. Bagaimana tidak, mereka adalah dua saudara yang tumbuh bersama tanpa adanya perbedaan. Bahkan dahulu mereka sering disebut anak kembar karena apapun itu mereka akan selalu bersama dan memiliki barang yang sama, belajar di sekolah yang sama, dan memiliki cita-cita yang sama. Yaitu membangun rumah sakit besar dan menjadi salah satu dokter di dalamnya.

Rafael semakin sesak saat mengingat kebersamaannya bersama Bianca.

Flashback on!

“Rafa, aku ingin  menjadi seorang dokter jika sudah besar dan membuat rumah sakit besar.

Rafael hanya mengangguk sambil menertawakan ucapan Bianca, kemudian ia memasang wajah sombongnya sambil menyimpan tangan mungilnya di depan dada. “Bagaimana bisa anak malas sepertimu akan menjadi seorang dokter?  dan membangun gedung-gedung bertingkat, sedangkan pekerjaanmu hanyalah tidur, makan, mencontek, dan mengganggu teman-teman sekelas sampai membuat mereka semua menangis.” Ejek Rafael.

Bianca hanya cemberut menanggapi ucapan Rafael, memang benar adanya. Setelah itu Anya datang sambil membawa beberapa potong buah untuk mereka makan.

Ya Tuhan, bagaimana bisa anak yang berusia enam tahun memikirkan cita-cita yang luar biasa seperti itu. Batinnya.

Anya tersenyum sambil menyimpan wadah yang berisikan buah-buahan tersebut, kemudian ia duduk sambil mengelus kepala Rafael dan Bianca secara bersamaan dengan penuh kasih sayang. “Tidak ada yang tidak mungkin, sayang. Semua itu akan terwujud jika kita bekerja keras, belajar, berusaha, dan berdo'a. Maka dari itu, yang rajin belajar agar cita-cita Bia terwujud. Jalannya menang tidak mulus, tapi bukan berarti harus berhenti di tengah jalan dan memutuskan untuk menyerah.” Pesannya.

keduanya menganggukkan kepalanya dengan begitu polos.

“Maka dari itu, Bia dan Rafa harus saling melengkapi dan mendukung. Tidak boleh bertengkar apapun perselisihannya, dan harus saling melindungi satu sama lain. Seperti mama Anya dan mama Vio,” lanjutnya.

“Ayo semangat!” ucap Rafael sambil merangkul pundak Bianca.

Sedangkan Bianca hanya memutar bola matanya, “tadi saja mengejekku, sekarang berpura-pura baik, cuih.” Sungutnya.

“Aku minta maaf, lagian aku hanya mengungkapkan fakta, dasar penyanggah!” balas Rafael.

setelah perdebatan kecil barusan, keduanya kembali melakukan aktivitasnya masing-masing. Seperti halnya Rafael yang sedang merangkai rel kereta untuk menjalankan kereta mainannya, dan Bianca yang tengah memakaikan gaun cantik pada Barbie'nya. Gaun-gaun barbie itu terlihat sangat menawan dan indah, karena Anya sendiri yang membuatkan gaun tersebut untuk barbie milik Bianca.

Flashback off!

                                         •••



                      ~ TO BE CONTINUED ~

MAAF BIKIN KALIAN NUNGGU BEGITU LAMA, HEHE🙏🏻

APA KABAR ATUH KALIAN TEH? GIMANA NILAI RAPOT NYA? NAIK KELAS GA? OH IYA, SELAMAT BERLIBUR JUGAA-!!

GIMANA PART INII? HEEM GITU-GITU AJA MAYBE.

OKE, SEE U NEXT PART.

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.2M 293K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3.9M 361K 69
Gue bukan iblis, melainkan malaikat maut lo 😈 Kisah tentang Rheinna Queen Putri Albert, anak bungsu keluarga terkaya no. 2 di dunia tetapi ia lah ya...
4M 311K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
165K 8.1K 80
Ini bukan cerita tentang murid baru yang jatuh cinta pada most wanted atau murid baru yang di klaim oleh orang yang gak kita kenal, ini juga bukan ce...