Princess Florensianna.

By Mutmainnah

74.2K 3.4K 257

TAMAT, CERITA MASIH LENGKAP. Kisah seorang putri yang harus keluar dari istananya yang nyaman, cuma gara gara... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
part 32
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
part 37
part 38
Part 40
Part 41
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 42.

part 39

163 9 0
By Mutmainnah

Jangan lupa ninggalin jejak yah...

Selamat membaca... 🤗🥰

*****

"POV AUDHOR"

Dengan sisah tenaga yang Flo miliki, ia berdiri dari duduknya, membuat para bodyguart yang ada di sekelilingnya sedikit menjauh dari Flo, dan waspada dengan keadaan di sekitarnya.

"Sedikit lagi!" ucap Flo pada dirinya sendiri, melangkah menuju pintu besar di hadapanya, hingga ia berhasil memegang knop pintu yang tepat berada di hadapanya saat ini, keringat dingin dan ketakutan jelas terlihat di wajahnya, tapi dengan sekuat tenaga Flo lawan, Flo tak ingin kabur lagi, Flo harus melawan semua ketakutanya selama enam tahun terakhir ini, agar ia bisa memulai hidup yang baru tanpa adanya ketakutan dan penyesalan dalam dirinya.

Betapa terkejutnya Flo melihat apa yang ada di balik pintu besar yang baru saja ia buka, ruangan itu, masih sama persis dengan keadaan enam tahun yang lalu, dengan sosok perempuan dan laki laki yang duduk manis di paling pojok ruangan, menghadap dirinya yang berdiri kaku, tak percaya dengan penglihatanya saat ini.

Hantu, satu sosok menyeramkan itu lah yang ada di pikiran Flo saat ini, Flo tak bisa melihat dengan jelas wajah perempuan dan laki laki itu yang sekarang telah berdiri, dan berjalan perlahan menuju ke arahnya, membuat Flo semakin ketakutan, tubuhnya sangat lemas, kakinya seperti jelly, tak bisa menopan bobot tubuhnya sendiri, hingga Flo kembali jatuh terduduk di tanah, tepat di hadapan pintu yang terbuka lebar.

Membuat semua boddyguart yang berada tepat di belakang Flo berhambur masuk kedalam gudang, berbaris di hadapan Flo yang masih terduduk lemah dan menodongkan senjata mereka pada sosok perempuan dan laki laki yang berjalan ke arah mereka dengan tenang.

Takut jelas mereka rasakan, karna baru kali ini mereka bersepuluh berhadapan dengan mahluk astral, tapi mereka bersepuluh tetap menguatkan diri, berdiri di hadapan Flo, untuk melindungi sang putri.

Terlihat dari ke jauhan, laki laki dan perempuan itu juga mengeluarkan senjatanya, dengan beberapa orang laki laki bertubuh tinggi besar sama seperti ke sepuluh boddyguart Flo keluar dari persembunyian mereka, juga menodongkan senjata mereka, melindungi laki laki dan perempuan di belakangnya.

Membuat ke sepuluh boddyguart Flo yakin, bahwa mahluk yang mereka hadapi saat ini, bukan lah hantu, tapi manusia sama seperti mereka, membuat mereka sedikit bernafas lega, karna lebih muda menghadapi manusia dari pada hantu, apa lagi wajah mereka semua sudah nampak jelas mereka lihat karna sudah saling berhadapan, dan saling menodongkan pistol, karna jarak mereka saat ini, kurang lebih empat meter.

"Waah, Apakah kau tak merindukan ku Flo!" ucap perempuan yang masih menodongkan pistolnya pada para boddyguart Flo, dan menatap Flo senddu.

Flo yang masih sangat mengenali suara itu, langsung membuka matanya, mengangkat wajahnya dan betapa terkejutnya Flo melihat wajah perempuan dan laki laki yang menodongkan senjatanya pada para boddyguartnya dan beberapa boddyguart perempuan dan laki laki itu juga menodongkan pistol padanya.

"Lama tak jumpa princess, apakah kamu tak merindukan kami berdua!" tambah laki laki yang berada di samping perempuan itu, karna tak mendapat respon dari Flo, apa lagi ke adaan saat ini sangat mencekam, bahkan mengerikan, bergerak sedikit saja, nyawa melayang, dan akan terjadi pertumpahan darah lagi, di tempat ini, sama seperti delapan tahun yang lalu, apa lagi, jelas terpancar di wajah para boddyguart, mereka tak takut mati.

"Turunkan senjata kalian!" perintah Flo.

Membuat para boddyguartnya melihat ke arah Flo heran, dan tak setuju akan keputusan Flo, tapi mau tak mau mereka semua menurunkan senjata mereka, melihat wajah Flo yang serius dengan ucapanya.

Membuat para boddyguart perempuan dan laki laki itu juga, menurunkan senjata mereka dan menghilang entah kemana, menyisahkan perempuan dan laki laki itu.

"KIM SO EUN, MARKS...!!!" ucap Flo lirih tak percaya, dengan penglihatanya, ingin rasanya ia menangis sekencang kencangnya, Flo tak bisa menggambarkan perasaannya saat ini, semuanya campur aduk menjadi satu, tapi yang pasti, ia sangat bahagia mengetahui keduanya masih hidup dan tak membencinya.

"Ke marilah!" ucap So Eun lirih, merentangkan kedua tangannya agar Flo datang dan memeluknya.

Melihat itu, Flo langsung berdiri dari duduknya dan berlari memeluk Kim So Eun, memeluknya dengan penuh kerinduan yang sangat dalam dan menangis sekencang kencangnya dalam pelukan Kim So Eun.

Marks yang melihat kedua wanita di hadapanya saling berpelukan sangat erat dan penuh haru, ikut memeluk keduanya dan ikut menitihkan air matanya saking sedihnya.

"Apakah kau ikut menangis Marks?" ucap So Eun mengejek mendengar tangisan lain selain tangisannya dengan Flo, membuat pelukan ketiganya terlepas dan tertawa haru melihat Marks, seorang mafia yang sangat di takuti di seluruh dunia menangis.

"Jangan tertawa melihat ku, ini tangisan ketiga ku, setelah ayah dan ibu ku, dan kakak sekaligus kembaran ku tiada!" jujur Marks menghapus sisah air matanya.

Membuat Flo dan So Eun yang melihatnya kompak memeluk laki laki tinggi besar, sekaligus tampan itu, menyatakan semuanya baik baik seja sekarang, kami berdua akan selalu ada untuk mu.

"Sekarang apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Marks setelah pelukan mereka bertiga terlepas dan mulai tenang, menunggu jawaban kedua perempuan cantik di hadapanya, yang sudah di anggapnya seperti keluarganya sendiri, Marks sangat menyayangi mereka berdua, apa lagi selama ini ia selalu mengawasi keduanya diam diam, agar tetap baik baik saja.

"Aku ingin penjelasan dari kalian berdua, Apa yang sebenarnya terjadi? Aaa...aku kira selama ini, kamu meninggal Kim So Eun, bukankah waktu itu kamu tertembak, dan itu cukup parah Kim So Eun...!!!" ucap Flo bergetar menatap So Eun yang ada di hadapanya saat ini tak percaya, Flo kembali menitihkan air matanya, mengingat betapa tragisnya ke jadian enam tahun lalu, membayangkannya saja, ia tak sanggup.

"Apakah kamu belum yakin Flo, aku masih hidup, bahkan sekarang aku ada di hadapan mu, berbicara pada mu, aku baik baik saja!" ucap So Eun meyakinkan Flo, menunjukan senyum terbaiknya dan kembali memeluk Flo yang sedang menangis.

"Aku sangat senanga kamu masih hidup So Eun, trimakasih banyak karna kamu mampu bertahan!" ucap Flo dalam tangisanya, semakin memperdalam pelukanya pada Kim So Eun.

"Sama sama Princess, semua akan indah pada waktunya!" ucap So Eun menapuk nepuk pundak bergetar Flo agar bisa membuatnya tenang.

"Apakah kalian berdua tidak lapar, sejak tadi pagi aku belum makan apa apa!" eluh Marks mengelus elus perut berototnya, yang sejak tadi berdemo minta di isi.

Membuat Flo dan So Eun melepas pelukan mereka berdua, dan tertawa mendengar perut Marks yang terus berbunyi.

"Ayo kita cari makan!" ajak So Eun segera keluar dari gudang, di ikuti oleh keduanya.

"Naik mobil aku saja, biar lebih nyaman!" usuk Marks melihat para boddyguart Flo dan So Eun.

"Baik lah, lagian kalian berdua masih berutang banyak penjelasan pada ku!" ucap Flo segera masuk kedalam mobil Marks di ikuti keduanya, dengan Marks yang menjadi pengemudi, menuju pusat kota.

"Apa yang terjadi dengan Markus?" tanya Flo setelah lama terdiam.

"Dia meninggal karna menyelamatkan ku!" ucap Kim So Eun sedih.

"Dan aku membunuh si pelaku!" ucap Marks tersenyum evil sekaligus sedih karna kehilangan saudara kembarnya.

"Maafkan aku, karna aku, kalian dalam bahaya!" sesal Flo kembali meneteskan air matanya dan menyesali kebodohannya.

"Kamu tak salah Flo, di sini aku yang salah, karna aku, kamu di culik!" sesal So Eun merutuki kecerobohannya.

"Kamu tak salah So Eun, di sini aku yang salah, andai saja waktu itu aku mendengarkan mu, mungkin ini semua tak akan terjadi, Markus masih ada bersama kita!" sesal Flo.

"Tak ada yang perlu di sesali, itu semua sudah menjadi takdirnya, apa lagi sudah menjadi kewajibanya, kami mempertaruhkan nyawa kami, untuk menjaga kalian berdua!" ucap Marks menenagka kedua wanita di belakangnya, sambil memperhatikan jalan di hadapanya, ia tak kuat melihat seorang wanita menangis, apa lagi orang terdekatnya, "dan kalian tau, apa pesan terakhir Markus pada ku?" tambah Marks menatap sekilas So Eun dan Flo di kaca yang ada di hadapanya.

Membuat kedua wanita itu, mengangguk antusias dan memasang telingga baik baik.

"Ia menyuruk ku menjaga kalian berdua!" ucap Marks pada akhirnya, dan tersenyum menginggat Markus sangat bersukur karna memilikinya sebagai adik dan saudara kembarnya, Markus sangat menyayanginya, mengingat kejadian itu, Marks kembali menangis, ia sangat sedih, hatinya sangat sakit karna kehilangan saudara kembarnya.

So Eun dan Flo yang melihat Marks kembali mengis, ikut menitihkan air matanya mengingat Markus yang telah meninggalkan mereka bertiga untuk selama lamanya.

"Ayo turun, aku sudah lama sekali tak makan di pinggir jalan!" ucap Marks menepikan mobilnya tak jauh dari gerobak jajanan yang selalu ada di pinggir jalan, membuat Flo dan So Euk kembali bersemangat dan segera mengejar Marks  yang telah membeli tiga bungkus makanan yang cukup banyak, dan mengajak ketiganya duduk di bangku taman yang tak jauh dari tempatnya membeli cemilan, tteokbboky, sundde dan gorengan kecil kecil.

"Ini sangat enak, aku sudah lama sekali tak makan ini!" semangat So Eun.

"Yah kau benar, aku sangat merindukan makanan ini!" tambah Flo bersemangat sambil memakan makananya.

"Kamu memang yang terbaik Marks!" kompak Flo dan So Eun mengacungkan jempolnya pada Marks yang asik makan.

"Kalau begitu, kalian berdua, belikan lagi aku dua porsi, aku masih lapar!" eluh Marks melihat di plastiknya kurang dua tusuk.

"Biar aku saja!!!" ucap So Eun bergegas pergi.

"Kamu blepotan banget sih makanya Princess!" protes Marks melap saos kacang di ujung bibir Flo dengan jarinya, dan kembali makan.

"Ya maaf, habis enak sih, lagian aku juga lapar!" jujur Flo sambil menyegir, mengingat ia kurang bernapsu makan tadi, mendengar ceramah kakaknya.

"Nih!" ucap So Eun membawa empat porsi makanan, Marks dua bungkus, dirinya dan Flo satu bungkus.

"Jadi selama ini, Vivian tau kamu masih hidup dan berada di mana!" ucap Flo menatap So Eun dan Marks bergantia.

"Yah Vivian tau, waktu itu aku sekarat, aku koma selama empat bulan di rumah sakit, makanya Vivian menggantikan ku menjaga mu sebagai boddyguart!" jelas So Eun lemah.

"Jujur, setahun setelah kejadian itu, kami mau menemui mu, tapi kata Vivian kamu hilang ingatan, jadi kami tak jadi menemui mu, kami berdua hanya melihat mu dari kejauhan!" tambah Marks.

"Apa kakak ku Alekx mengetahui semua ini?" tanya Flo tak percaya, ini semua terjadi karna kebodohannya sendiri, berpura pura hilang ingatan untuk melindunggi dirinya sendiri.

"Alekx tak tau, ia baru mengetahuinya baru baru ini, Alekx sempat marah besar pada Vivian, jangan salahkan Vivian, karna aku yang menyuruhnya merahasiakannya, kami hanya ingin kamu bahagia, jadi kami tak menemui mu, dan memberi tahu mu!" jelas So Eun sedih.

"Maafkan aku, karna ke bodohan ku, kalian semua menderita!" sesal Flo kembali menitihkan air matanya, "aku terlalu pengecut, jadi aku pura pura hilang ingatan, agar semuanya tetap baik baik saja!" tambah Flo, membuat So Eun dan Marks kembali memeluknya.

"Semuanya sudah terjadi, tak ada lagi yang harus di sesali, yang penting masa sekarang, kita semua harus bahagia!" ucap Marks menepuk nepuk punggung bergetar Flo, berharap bisa menenangkanya.

"Yah, Marks benar, kita semua harus bahagia, tak ada satupun orang yang ada di antara kita bersedih, bahkan menderita!" tambah So Eun bersemangat.

"Bagai mana kalau nanti malam kita berpesta, menyambut hidup baru kita!" usul Marks bersemangat.

"Setuju...!!!" semangat So Eun.

"Yah, aku setuju, lagian aku sudah lama sekali tak berpesta!" ucap Flo menunjukkan senyum terbaiknya, ia yakin, hidupnya akan jauh lebih baik, lebih berwarna dan lebih damai lagi, apa lagi semua beban yang di tanggunggnya selama enam tahun terakhir ini, telah terangkat dari bahunya, ia merasa plong.

****

Dentuman musik yang sangat membengkakan telinya terdengan jelas di telinga Ki Won saat memasuki clup miliknya, pasalnya ia mendengar dari salah satu karyawannya, Kim Bum saat ini sedang mabuk.

Apa yang kau lakukan sendiri di sini, ini bahkan belum terlalu malam untuk mabuk mabukan, dan di mana para wanita mu?" tanya Ki Won yang melihat Kim Bum sedang merenung dan akan kembali meminum minuman yang di buat oleh salah satu bartender handalnya.

Yang hanya di balas senyuman sekilas oleh Kim Bum, dan kembali meminum minumanya yang entah suda gelas ke berapa, saking banyaknya, seharian ia mencari Flo ke seluruh penjuru Seoul, tapi tak menemukannya, bahkan ia sudah mencarinya ke villa keluarganya, ke apartemen yang tepat berada di depan apartemenya yang sialnya, baru ia ketahui tadi, setelah kakaknya Alekx memberitahunya, sialnya lagi, Flo akan pulang ke negaranya, entah hari ini, ataupun besok, ia tak tau, yang jelasnya Flo, akan kembali meninggalkanya, tanpa mengucapkan selamat tinggal lagi, sakit, jelas Kim Bum rasakan, ia sangat kecewa pada dirinya sendiri, mengapa di saat Flo, sangat dekat dengan dirinya, ia tak menemuinya sama sekali.

Ki Won yang melihat Kim Bum meminta minuman kembali pada bertendernya, segera menyuruh bartendernya pergi, melayani pengunjung lainnya, meninggalkan Kim Bum dan dirinya.

Kim Bum yang melihat itu, menatap Ki Won tak terima.

"Mengapa kamu berada di sini, bukankah kamu sibuk menjadi chef di restoran mu, menggagu kesenangan orang lain saja!" gertak Kim Bum tak terima.

"Apa yang sebenarnya terjadi, tak biasanya kamu seperti ini?" tanya Ki Won, menatap Kim Bum serius, tak memperdulikan Kim Bum yang terus saja menggeruta tak suka akan kedatangannya, salahkan saja karyawanya, yang baik hati, kasihan melihat Kim Bum yang tampak menyedihkan dan frustasi.

"Dia meninggalkan ku lagi, kau tau, di sini, di hati ku, sangat sakit, perih rasanya!" rancau Kim Bum menepuk nepuk dadanya, pas di jantungnya, dengan menitihkan air matanya, karna hatinya benar benar sakit, seakan akan ribuan belati menancap tepat di jantungnya, rasanya sangat perih, sakit, dan ia tak tahan lagi dengan rasanya, dadanya sangat sesak.

"Aku tau apa yang kamu rasakan, dan aku sudah sangat terbiasa dengan rasa itu!" ucap Ki Won menginggat betapa menyedihkannya ia enam tahun yang lalu, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, ayahnya menembak Kim So Eun, wanita yang sangat di cintainya,  dan Kim So Eun menembak ayahnya setelah ayahnya menembak laki laki yang menjadi pelindung Kim So Eun dari tembakan bertubi tubi ayahnya, mereka berdua saling menembak satu sama lain hingga Kim So Eun jatuh tersungkur di sebelah laki laki yang menolongnya dan ayahnya tewas oleh tembakan membabi buta teman So Eun yang tepat berada di belakang ayahnya, kejadianya sangat cetap, sehingga ia tak bisa berbuat apa apa, karna beberapa boddyguart ayahnya menahanya, seberapapun kuatnya ia melawan, dan berteriak, ia tak bisa menyamai kekuatan tiga orang boddyguart ayahnya yang terus menyeretnya pergi dari tempat itu, hari itu, adalah hari terkelam dalam hidupnya, ia hanya bisa menangis dan kecewa pada dirinya sendiri, karna tak bisa berbuat apa apa, ia sangat menyesali apa yang telah terjadi, hari itu, adalah hari terakhir ia melihat Kim So Eun dan Ayahnya tergelatak tak berdaya, dengan darah yang terus mengucur dari tubuh mereka berdua, hari itu adalah hari berdarah yang pernah ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, karna banyak memakan korban jiwa, dan entah mengapa kejadian waktu itu tak tercium sama sekali oleh media, koran bahkan tv tak menayangkan berita besar itu, kejadian waktu itu seakan akan tak pernah terjadi seakan banyak orang orang penting dan sangat berpengaruh yang terlibat dalam kejadian itu.

Ki Won yang melihat sahabatnya sangat terluka, langsung membawanya kedalam pelukanya, menepuk nepuk bahu bergetarnya, berharap bisa menenagkanya, setelah cukup lama, dan Kim Bum mulai tenang, Ki Won langsung memapah Kim Bum ke dalam ruang kerjanya, di mana di sana,  Kim Bum bisa beristirahat di ranjangnya, sebelum para pencari berita melihat keadaan Pangeran Kim Bum yang sangat di eluh eluhkan para masyarakat terlihat sangat menyedihkan dan memprihatinkan dan dirinya sendiri kembali bekerja, sekaligus memantau setiap sudut clupnya kecuali toilet dari sisi tv yang terpasang, demi keamanan.

Kedua mata Lee Ki Won melotot tak percara melihat Flo, dan satu orang wanita bertopeng kupu kupu berwarna emas, dengan bibir merah semerah gaunnya, memasuki salah satu ruangan vvip miliknya, mereka berdua sangat cantik dan sangat menawan, dan entah mengapa Ki Won melihat sosok wanita yang selalu ia  rindukan selama ini, KIM SO EUN pada wanita bertopeng itu, tapi dengan cepat di tepis olehnya, karna sekarang, Kim So Eunnya telah damai di alam sana, dengan semua keluarganya, kedua mata Ki Won jeli melihat Flo dan Wanita bertopeng itu asyik bercengkrama, bercerita, dan sesekali tertawa sambil menikmati minuman yang baru saja di bawa oleh pelayan, sementara dirinya sedang sibuk mengerjakan beberapa pekerjaanya yang menumpuk, karna ia sibuk memasak, karna dengan memasak, ia bisa sedikit melupakan kesedihanya, dengan melihat betapa senang dan bahagianya orang orang yang datang ke restorannya, menyantap masakanya bersama keluarga, teman, sahabat bahkan pacarnya, Ki Won geleng geleng kepala melihat Kim Bum yang sedang tertidur pulas di ranjangnya, sementara itu, wanita yang di carinya selama ini, datang sendiri ke clupnya tanpa di minta, dan kembali fokus pada layar datar di hadapanya, menatap Flo dan wanita bertopeng kupu kupu itu dengan seksama, melupakan pekerjaannya yang menumpuk, entah mengapa kedua mata Lee Ki Won hanya fokus pada wanita pertopeng kupu kupu itu, ingin rasanya ia memeluk wanita itu dan menumpahkan segala kerinduanya selama ini.

@@@@

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 88.9K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.8M 301K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
967K 145K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
309K 24.8K 56
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...