The Precious Duke's Daughter

By tintinnyam

3M 378K 33.3K

Kehidupan pertama Ilsya adalah seorang gadis miskin dan hanya tinggal sendirian di perkotaan besar. Tidak me... More

o n e
t w o
t h r e e
f o u r
f i v e
s i x
s e v e n
e i g h t
n i n e
t e n
e l e v e n
t w e l v e
t h i r t h t e e n
f o u r t e e n
f i v e t e e n
s i x t e e n
s e v e n t e e n
e i g h t e e n
n i n e t e e n
t w e n t y
t w e n t y~o n e
t w e n t y~t w o
t w e n t y~t h r e e
t w e n t y~four
t w e n t y~f i v e
t w e n t y ~ s i x
t w e n t y ~ s e v e n
t w e n t y~e i g h t
t w e n t y~n i n e
t h i r t y~o n e
t h i r t y~t w o
t h i r t y ~ t h r e e
t h i r t y ~ f o u r
thirty~five

t h i r t y

75K 9.5K 720
By tintinnyam

"Ayah" Ilsya berucap dengan gugup.

"Kau melanggar peraturanku?" Duke menatap gadis kecil yang sedang berada di gendongannya.

"Ilsya, Kau masih sakit, jangan terlalu banyak bergerak"

"Bukankah Ayah sudah memberitahumu tentang ini?" Duke Orizel bertanya dengan nada datar.

Ilsya hanya diam dan menundukkan kepalanya. Para prajurit merasa bersalah dan takut diwaktu bersamaan. Hening sekali, tak ada suara yang terdengar di lapangan luas itu.

"Kendrick, kenapa kau tidak menjaga adikmu?" Ujar Duke dengan dingin.

"Maaf Ayah, ini salahku" Kendrick berucap dengan raut datar.

Hikss...hikss

"Maafkan Ilsyaaaa" Ujar Ilsya sambil menangis keras lalu memeluk Duke Orizel dengan erat.

"Ilsya salah, Ilsya salah, hikss... Jangan memarahi Kak Ken dan plajulit" Tangisan Ilsya semakin keras..

Para prajurit menundukkan kepalanya, raut wajah Kendrick menjadi suram saat mendengar Ilsya menangis begitu keras.

"Maafkan Ilsya, Ilsya salah Ayah" Ujar gadis itu, semakin sesegukan.

"Ilsya bosan, hiks, Ilsya ingin belmain-main sebental hikss" Lanjut gadis itu dengan air mata mengalir.

"Baik, maafkan Ayah yang terlalu keras padamu" Duke berujar dengan lembut.

"Jangan menangis" Lanjutnya.

Ilsya masih sesegukan dan hanya menganggukan kepalanya dalam pelukan Duke.

Tidak seorang pun menyadari, tangan kanan kecil Ilsya terkepal dan Ilsya tersenyum bahagia dalam pelukan Duke Orizel.

"Tidak sia-sia Aku menangis kencang" Bangga Ilsya dalam hati.

"Apakah Kau sudah sarapan?" Tanya Duke.

Ilsya menggelengkan kepala lalu mengangkat kepalanya, menatap Duke dengan air mata yang masih membekas dipipi merahnya.

Duke mengumpat keras menyalahkan dirinya.

"Tapi Ilsya masih lapal, Ilsya ingin makan belsama Ayah" Ujar Ilsya dengan serak khas seorang yang baru saja menangis.

Selesai mengucapkan itu, Ilsya kembali merapat dalam pelukan Duke Orizel, seakan tak mau lepas.

"Baik" Duke berjalan membawa Ilsya masuk ke kediaman.

Duke tidak menggunakan teleportasi karna Dia tahu Ilsya akan pening jika berpindah tempat dengan cepat, gadis kecil itu juga baru saja menangis, Duke takut kalau Ilsya menangis kembali karna kepalanya akan terasa sakit.

Kepergian Duke dengan Nona Kecil mereka membuat hati para Prajurit seketika ringan dan lega, mereka akhirnya dengan bebas menghirup udara. Kendrick ingin menyusul tapi Dia belum berlatih karna kedatangan Ilsya tadi dan dirinya sudah sarapan lebih dulu, Kendrick harus menetap di tempat pelatihan bersama prajurit.

Kalau bisa memilih, Kendrcik ingin bermain dengan adik manisnya dari pada berurusan dengan pedang tajam disini. Padahal berlatih pedang adalah favoritnya.

Mungkin favorit Kendrick sudah berganti.

••••

Ilsya dibawa ke ruangan makan, tadinya mata Ilsya masih meredup hingga saat gadis itu melihat meja panjang yang berisi dengan makanan lezat dan manis, Matanya terbuka lebar dan berbinar.

Duke tersenyum geli menyadari gadis kecilnya selalu antusias saat berurusan dengan makanan.

Duke menempatkan Ilsya pada pangkuannya. Ilsya juga tidak berniat protes karna saat gadis kecil itu meminta duduk sendiri, Jawabanya akan selalu sama.

'Tidak'

Duke memanggil kepala pelayan yang berdiri dengan hormat dekat meja makan.

"Apakah putra-putra ku sudah sarapan?"

"Tuan Kendrick sudah sarapan lebih dulu, Tuan Arezian dan Jaysson belum dan mereka berdua sedang menuju kesini Duke"

Duke Orizel menganggukan kepala nya. Sang kepala pelayan mundur, kembali ketempat semula.

Pintu besar yang ada diruangan makan terbuka. Arezian dan Jaysson masuk dengan wajah segar dan tentu saja tampan.

"Kakak!" Ilsya menyambut mereka dengan ceria.

"Adik kecil!"

"Kecil!"

Balasan Arezian dan Jaysson terdengar serentak.

"Hey!" kini mereka berdua protes secara bersamaan.

"Aku yang disapanya! Bukan dirimu" Ucap Jaysson.

"Cih, percaya diri sekali. Aku kakaknya Ilsya, Kau ini siapa?" Balas Arezzian tersenyum tengil.

Jaysson yang mudah marah tentu tidak terima. Jaysson adalah orang yang pertama dipanggil Kakak oleh Ilsya. Itu berarti yang baru saja disapa Ilsya adalah Jaysson, bukan Arezian. Jaysson benar kan?!

Ilsya memandang kedua kakaknya dengan malas, selalu seperti ini.

"Mereka lebih cocok menjadi adikku" Pikir Ilsya.

"Duduk ditempat kalian, berhenti bedebat dan segera makan sarapan kalian" Suara tajam Duke terdengar seperti sebuah peringatan.

Jaysson dan Arezian memandang satu sama lain dengan tidak bersahabat lalu memalingkan wajah dan berjalan beejauh-jauhan ke meja makan.

Para pelayan dengan sigap menata piring lalu menuangkan makanan lezat itu diatasnya.

"Ilsya hanya ingin cake" Ucap Ilsya pada pelayan.

"Baik Nona Kecil"

"Telimakacih" Ilsya tersenyum ceria pada pelayan muda itu.

Pipi pelayan itu memerah, merasa gemas dengan gadis manis yang dilayaninya.

"Enak! Manis, Ilsya suka" Ucap Ilsya dengan mata berbinar senang.

"Makan yang banyak" Duke berujar dengan lembut.

Arezian dan Jaysson tersenyum gemas, menahan tangan mereka yang hendak mencubit pipi bulat gadis itu!

Sarapan telah selesai beberapa menit kemudian, Perut Ilsya sedikit maju kedepan karna kekenyangan. Gadis kecil itu bersandar sepenuhnya pada Duke sambil mengusap perutnya.

"Ilsya kenyang sekali" Ilsya berujar dengan polos.

"Bagus" Duke tersenyum geli lalu mengusap gemas pipi Ilsya yang semakin menggembung setiap harinya.

Para pelayan berdecak puas dalam hati, berati makanan yang telah mereka sajikan diterima dengan baik.

Pintu ruangan makan kembali terbuka, ternyata ada Raylon yang kini memaksi pakaian latihannya. Tampak gagah dan pastinya sangat tampan. Para pelayan wanita disana diam-diam memerah saat melihat badan Raylon yang tercetak jelas dibalik pelindung badan yang Dia kenakan.

Ilsya juga mengaggumi tampilan tampan dan gagahnya Raylon, kini Ilsya sedikit sedih menjadi seorang anak kecil. Ilsya jadi ingin cepat-cepat dewasa rasanya, eeh?

"Maaf menganggu waktu mu Tuan, Duke dan Duchess Valsan ingin berkunjung kesini" Ujar Raylon.

Duke memasang raut wajah tidak suka.

"Tolak saja" Ujar Duke tanpa berlama-lama.

"Ayah, kenapa di tolak?" Tanya Ilsya tidak setuju.

"Ayah sibuk" Ujar Duke beralasan.

Ilsya menganggukan kepalanya paham, pasti Ayahnya sedang sangat sibuk dan tidak bisa diganggu.

Raylon berdehem kecil, lalu dengan hati-hati berucap.

"Duke Valsan bilang, Dia akan datang walaupun Tuan Duke menolaknya. Duke Valsan juga berpesan, mereka datang kesini hanya untuk menjenguk Nona Ilsya"

Ucapan Raylon berhasil membuat ketiganya kesal. Tapi tidak dengan Ilsya, gadis itu justru merasa senang.

"Usir saja saat Dia datang" Arezian berujar dengan ketus.

Duke hanya diam seakan setuju dengan usulan putra pertamanya, sedangkan Jaysson mengangguk-anggukan kepalanya setuju.

"Dia pasti mau mengambil adikku, Elanza jelek tak akan kubiarkan Kau!" Batin kedua putra Duke menggebu-gebu.

"Kakak, itu tidak sopan" Ucap Ilsya dengan cemberut.

"Kenapa tidak boleh?, meleka hanya ingin beltemu dengan Ilsya" Ujar Ilsya semakin cemberut.

"Ilsya.." Suara Duke tampak seperti membujuk.

"Ayah..." Ilsya menatap Duke dengan harap, raut wajah nya polos dan semua orang tahu akhirnya.

Tak ada yang bisa menolak bujukan gadis manis itu. Suara nya sengaja terlihat manja dan semakin bertambah manis saat ingin sesuatu.

Arezian dan Jaysson menekuk wajah mereka, tentu saja mereka berdua juga termakan oleh raut menggemaskan Ilsya.

Duke masih diam, seakan saat ini sedang mempertimbangkan pilihan paling sulit seperti di medan perang.

"Ayah, pweese..." Suara manis itu terdengar lagi.

Duke menatap mata biru Ilsya, seakan ada cahaya berkilau-kilau disana.

"Sial, sejak kapan Aku menjadi lemah seperti ini" Ujar Duke dalam hati.

"Baiklah" suara Duke terdengar dingin.

Ilsya tersenyum lebar saat mendengarnya.

Mereka tetap diruangan makan itu, menunggu kedatangan tamu yang dengan sangat terpaksa diterima kedatangannya oleh ketiga Claiden. Obrolan selalu dipenuhi oleh anak-anak Duke, sedangkan Duke Orizel hanya diam sambil mengelus rambut coklat milik Ilsya.

Sekitar setengah jam, pintu besar itu terbuka. Tampak lah keluarga Valsan dengan senyuman Duke Benedict dan Elanza yang kelewat lebar, sedangkan sosok wanita cantik ditengah- tengah mereka hanya tersenyum anggun.

"Sahabatku, Duke Orizel" Duke Benedict dengan ceria menyapa.

Duke Orizel memandang Duke Benedict dengan tajam. Tak perduli dengan balasan Duke Orizel, pria ramah itu langsung masuk menuju Duke Orizel yang saat ini memangku Ilsya.

"Hai Nona manis, bagaimana keadaanmu?" Tanyanya dengan senyuman hangat.

"Halo paman! Ilsya baik dan sehat" Ilsya tersenyum ceria.

"Aku senang mendengarnya" Tangan Duke benedict mengusap rambut Ilsya tapi hanya sebentar.

Karna manusia yang paling pelit menurut Duke Benedict telah menyingkirkan tangannya dengan cepat.

"Salam Duke Claiden, maafkan kunjungan paksaan kami" Ujar wanita yang datang tadi dengan lembut.

Duke Orizel hanya berdehem dengan malas.

"Halo sayang, Aku ibunya Elanza" wanita itu tersenyum lembut menatap Ilsya.

Ilsya menatap wanita cantik itu dengan berbinar. Ilsya lalu turun dari pangkuan Duke. Duke Orizel mendadak kesal hanya karna ini.

"Halo bibi, Aku Ilsya. Telimakasih sudah belkunjung kesini" Ujar Ilsya dengan sangat manis.

"Yaampun, ingin ku bawa ke ruamahku" Batin Duke Benedict Valsan dengan gemas.

"Elanza selalu menceritakan mu, Elanza bilang Ilsya adalah gadis manis dan paling imut yang pernah dijumpainya" Ujar Duchess Valsan sambil tersenyum menggoda.

"Ibu..." Elanza menundukkan kepalanya dengan malu.

"Benalkah? Telimkacih" Balas Ilsya tersenyum manis kearah Elanza.

Elanza mengangkat kepalanya, memberanikan diri menatap Ilsya lalu kembali menundukkan kepalanya. Astaga pipi dan kuping Elanza memerah.

Duchess tertawa geli melihat putranya yang sangat kentara sedang salah tingkah.

"Dia menjijikan!" Batin Arezian dan Jaysson bersamaan.

Tatapan mereka luar biasa tajam, wajah keduanya tampak kusut saat Ilsya tersenyum manis untuk Elanza.

"Apa kabar Arezian dan Jaysson, Aku merindukan kalian" Ucap Duchess yang kini memandang kedua putra Duke dengan lembut.

Duchess Valsan dan Duchess Claiden adalah teman dekat dan semua orang tau itu. Arezian dan Jaysson menerima kedatangan Duchess dengan senang tapi tidak dengan Ayah dan Anak bergelar Valsan itu.

"Baik Duchess, kami juga merindukannmu" Balas Arezian.

Jaysson menganggukan kepalanya lalu tersenyum manis pada Duchess.

Lain dengan Elanza. Pemuda itu masih menundukkan kepalanya. Ilsya mendekat lalu memegang tangan Elanza dengan polos.

"Apakah Kak El sedang sakit?, wajah kak El melah, tangan mu juga dingin" Tanya Ilsya.

"Tidak, Aku... Aku baik..." Ujar Elanza dengan cepat lalu menundukkan kepalanya lagi.

Wajahnya semakin memerah. Ilsya sangat manis, Elanza terlalu senang berlebihan hingga seperti ini.

Arezian berdehem keras lalu berdiri dari tempat duduknya dan menuju Elanza. Dirangkulnya leher Elanza dengan erat, ini terlihat seperti mencekik sebenarnya.

"Ayo kita latihan bersama, Kau kemarin mengatakan rindu berlatih dengan ku bukan?" Arezian semakin mengeratkan lengannya pada leher Elanza.

Elanza sedikit terbatuk, dan mengumpati Arezian dalam hati. Dia tidak mau terlihat kasar dan buruk didepan Ilsya. Elanza hanya tersenyum dengan paksa sambil berbisik lirih.

"Arezian sialan, leherku sakit bodoh"

"Kau yang sialan, jangan menggoda adikku, sialan" bisik Arezian dengan sangat lirih, takut terdengar adiknya yang polos.

Elanza menyikut perut Arezian sedikit keras, Arezian sedikit mundur karnanya tapi rangkulannya tak terlepas malah semakin kuat.

"Lihat, kedua putra kita sangat akrab" Ujar Duke Benedict Valsan.

"Berlatihlah anak-anak, Ayah dan Ibu saja yang menjenguk Ilsya" Ujarnya dengan semangat dengan maksud tertentu.

"Ayo Jaysson" Ajak Arezian.

"Tidak, Aku dengan Ilsya saja" Jaysson menolak dengan cepat.

"Ikut kakakmu, Kau harus berlatih" Ujar Duke Orizel.

Jaysson cemberut tapi tidak berani menolak, Dia turun dari bangkunya lalu menuju Arezian dan Elanza.

"Oh Kak El, Aku juga rindu berlatih dengan mu. Ayo kita harus cepat" Ujar Jaysson lalu mendorong Elanza dengan sengaja.

"Hey..." Elanza hendak protes tapi tidak jadi karna tubuhnya terdorong kedepan.

Arezian berjalan dengan merangkul erat leher Elanza, sedangkan Jaysson mengikuti mereka berdua dan sesekali mendorong tubuh Elanza kedepan dengan sengaja.

Ketika ruangan tertutup, ada suara umpatan kasar yang hanya bisa didengar kedua Duke itu.

"Baiklah, Aku tahu Kau sibuk Orizel. Oleh sebab itu serahkan saja Ilsya padaku dan istriku" Ujar Duke Valsan dengan menggebu-gebu.

Duke Orizel menatapnya dengan tajam. Lalu berdiri dan merangkul erat leher Duke Valsan.

"Karna Aku sibuk, sebagai 'sahabat' Kau harus membantuku!" Ujar Duke Orizel.

"Hey le..." Belum selesai ucapan Duke Valsan, tapi mereka berdua sudah menghilang.

Duke Orizel berteleportasi dengan menyeret paksa Duke Valsan. Kalau dengan Duchess Valsan, Duke Orizel bisa memakluminya. Tapi tidak dengan Duke Benedict, Dia khawatir Ilsya akan dimonopoli.

"Ada apa dengan meleka semua" Tanya Ilsya, tidak mengerti kelakuan para pria-pria itu.

"Mereka hanya bermain-main sayang" balas Duchess lalu tertawa kecil.

"Sekarang adalah giliran kita bermain-main" Duchess berujar dengan senyum manis.

"Ayoooo" Balas Ilsya dengan semangat.









••••
Hello readers! Terimakasih sudah membaca cerita ini.

Maaf membuat kalian menunggu lamaa xixixi....

Selamat hari kemerdekaan untuk kita semuaaaaaa. Semoga negara kita lekas pulih ya. Amin.

Boleh dong vote dan komen untuk part ini:))

Continue Reading

You'll Also Like

101K 254 6
Khusus 21+ Menceritakan seorang wanita bersuami yang ditiduri oleh banyak laki-laki
349K 19.9K 21
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
187K 601 4
pak bima yang tadinya setia berubah menjadi pencinta wanita
134K 14.6K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...