Everything About Me ✓

By geesayr

5.5M 388K 17K

"Lo hamil?" tanya laki-laki di depan Zara saat melihat benda di genggamannya, lalu tertawa sumbang. "I-iya, k... More

Prolog
01. Sendiri
02. Tanggung Jawab?
03. Sekolah
04. Bingung
05. "Gak usah caper."
06. Kerja
07. Telling You
08. Gila
09. Pertemuan
10. Kelulusan
11. Hidup Baru
12. Ngidam Dan Tamu?
13. Salting
14. Selingkuh?
15. Milik Gentala
16. Rumah Baru
17. Kantor Gentala
18. Amarah Yang Tertahan
19. Salting Lagi
20. Manja
21. Happy
22. I found you
23. Pertunangan
24. Intens
25. Tamu Biadab
26. Meet Again
27. Four months later
29. Mall
30. Gemes
31. Kontraksi
32. Kebahagiaan

28. Save Farel

75.5K 7.7K 134
By geesayr

Jangan Lupa untuk vote terlebih dahulu.

Lo ngidam Ra?” tanya Farel, dia menatap Zara yang sedang bersandar di kepala ranjang. Saat ini dirinya sedang menemani ibu muda ini, ia langsung mengabulkan permintaan Zara yang ingin di temani oleh dirinya.

Zara mengangguk pelan, farel menelan ludahnya dia melipat bibirnya.

“Kenapa orang hamil, ngidamnya selalu aneh?” gumam Farel pelan , tapi Zara mendengarnya. Cowok itu merebahkan tubuhnya dan meletakan kedua tangannya di belakang kepala—menjadikan bantal.

“Gak tahu, aku tiba-tiba aja pengen di temenin sama kamu.” Balas Zara tenang, dia mengambil mangga dengan tusukan yang ada di tangannya—lalu memakannya.

Sedangkan Farel membeku, dia lagi-lagi menelan ludahnya, kasar. Farel melirik Zara sejenak, kemudian menghela nafas. “Lo tenang banget si?! lo mikir dulu gak sama apa yang lo omongin?!” tanya Farel dengan nada ketus, dia mengulum bibirnya menahan sesuatu.

Zara mengerjap pelan, dia menatap Farel dengan bingung. Mengapa cowok itu mengatakan seperti itu? apa ada yang salah dengan ucapannya?

“Emang apa yang salah?” tanya Zara pelan, dia menusuk mangga di mangkuk kecil, dan memakannya lagi.

Farel berbaring menyamping dengan cepat, dia menyangga kepalanya dengan tangan kirinya. “G-gak ada si. Lo udah berapa bulan?” ucap Farel menggeleng, dia mengerjap dan mengalihkan pembicaraan.

“Delapan bulan.” Farel mengangguk mendengar jawaban Zara dia berbaring kembali dengan lurus—menatap langit-langit kamar. Farel menghela nafas pelan, jika di dekat Zara dia selalu mengingat suatu hal yang membuatnya berubah seketika. Farel menggelengkan kepalanya cepat, dia melirik Zara yang masih anteng-anteng saja, memakan mangga-nya seraya menonton tivi.

_______

Bintang mengambil jus buah naga di depannya—di meja, dia meneguknya hingga setengah. Bintang melirik Bara dan Ares yang memakan kuaci sambil menonton ftv di tivi besar, ruang keluarga.

“Kalo di liat-liat, lo bedua cocok!” celetuk Bintang tiba-tiba, membuat aktivitas kedua orang itu berhenti.

“Lo mau mati?” tanya Ares datar, dia melempar kuaci bekasnya, pada Bintang. Tepat, mengenai mata cowok itu.

“Tai lo! gue bilangin bapak lo. Bapak lo nonton Bar ... ” Ujar Bintang merengut, dia ingin melempar kembali—tapi dengan bantal. Bintang mengurungkan niatnya, saat di tatap tajam oleh Ares.

“Galak!” Bintang mendengus kasar, dia memalingkan wajahnya dengan cara seperti orang yang ngambek.

“Mana sifat dewasa lo?” tanya Bara ketus, dia memutar bola matanya malas. Bintang menatap Bara sejenak, lalu tak lama cengengesan. Sekarang Ares yang memutar bola matanya malas.

“Ck.” Decakan seseorang membuat ketiga orang itu mengalihkan atensinya.

“Ngapa lu?” tanya Bintang pada Gentala yang berdecak, ia menekuk alisnya memandang cowok itu yang baru saja datang.

Gentala melengos malas, dia duduk di sofa singel. Dan mengambil minuman dingin di meja, lalu meneguknya sampai setengah.

“Panas.” Jawab Gentala pada Bintang—tidak jelas.

Bintang mengernyitkan dahinya, dia melirik ke atas, untuk berfikir mengenai jawaban Gentala. Kemudian mengangguk pelan. “Lagian si Farel juga tau diri pasti, gak mungkin dia buat macem-macem sama Zara, gak usah sok possesive deh lo.”

Gentala mendengus kesal, ia mengambil kuaci yang ada di depan Ares, dan melemparnya pada Bintang. Tapi cowok itu keburu menghindar, membuatnya mendengus kasar.

“Percaya aja.” Ujar Bara pelan, meyakinkan pada Gentala. Lagi pula walaupun Gentala tahu bahwa Farel dulu membenci Zara, cowok itu tidak akan berbuat macam-macam pastinya.

Gentala menghela nafas, dia menatap Ares yang mengunyah kuaci dengan tatapan serius pada layar tivi.

“Gue kira cowok kayak lu cuma demen ama suatu hal yang menarik, tapi tau-nya lu juga suka sama drama tivi kek gitu.”

Ares melirik Gentala sinis, dia kembali menatap layar besar itu dengan serius. “Serah gue.” Balas Ares dengan gaya songong di mata Gentala.

“Cih.” Gentala berdecih, melihat wajah angkuh nan songong milik Ares. Dia memalingkan wajahnya malas dan menyandarkan tubuhnya pada sofa, lalu memejamkan matanya.

_______

“Lain kali kalo ngidam lagi bilang ya Ra, gue siap kok kapan pun, dimana pun.” Ujar Farel tersenyum simpul pada Zara, yang di balas kekehan oleh cewek itu.

Gentala menghela nafas jengah, dia membuka pintu utama dengan lebar, dan tersenyum manis—mengarahkan tangannya keluar, seolah-olah mengusir mereka dengan cara halus.

Ares berdecih sinis pada Gentala, sedangkan Bara menatapnya datar.

“Dosa lu begitu! gak baik ngusir tamu!” beo Bintang ketus, dia memanyunkan bibirnya kesal.

Gentala mengangkat bahunya singkat, tidak peduli. Dia menoleh saat ada suara yang berisik sekali, di ikuti teman-temannya. Bara termenung sejenak, dia merasa tidak enak kali ini.

“AA, HEHE. AYOK A! GOYANG AMA ENENG!”

Farel membelalakan matanya, dia menelan ludah melihat orang yang berpakaian sangat seksi, berjalan mendekat ke arah mereka—dengan bokong yang di liuk-liukan. Bintang terkejut melihat wajah orang itu, menor sekalih epribadih.

Bara melipat bibirnya, benar bukan? firasatnya sempat tak enak tadi.

“Eihh, si aa-aa teh meuni garanteng bangat hihi! bawa eneng a. Ekeu siap kok melayani aa dengan baik.” Suara siapa? apa kalian tahu?

Ares menelan ludahnya dia mengerjap-ngerjapkan matanya cepat, dia ingin masuk kembali ke rumah Gentala. Tapi tangannya di tahan oleh orang itu, Ares mengulum bibirnya. Mengubah mimik wajahnya datar, berusaha terlihat tidak peduli dan angkuh.

“Kamu kok ganteng banget si hehe, meuni pangling ekeu. Kenapa ngeliat bae kesana? ekeu ada di samping ini. Masa cewek cantik nan seksi gini di anggurin.” Ucap orang itu dan membelai tangan kanan Ares yang dia peluk erat.

Bintang menahan tawanya, dia mengulum bibirnya untuk tidak menyemburkan tawanya. Bisa-bisa dia kena sasaran nanti oleh banci itu, membayangkannya saja dirinya sudah bergidik ngeri.

“Siapa yang bukain gerbang?!” Kata Gentala dengan sedikit meninggikan suaranya, dia menekuk alisnya tidak suka.

Pak Sandi—yang menjabat sebagai satpam di rumahnya datang terburu-buru. “A—anu den, t—tadi teh saya lagi nyari sesuatu di kolong meja. Jadi gak sempet liat banci ini masuk—”

“HEY!” teriak cewek itu dengan suara bas laki-laki. Oh tidak tahu dia cewek atau cowok. Membuat mereka tersentak. “Ekeu bukan banci, yu now?! ekeu pacarnya aa ini.” lanjutnya mendengus tak suka, dan memeluk erat tangan Ares.

Ares menelan ludahnya, dia melirik sinis pada banci itu. Ingin sekali dirinya mendorong orang itu dengan kasar, tapi tubuhnya malah hanya terdiam kaku.

“Heh! pergi lu sono!” sentak Farel menatap jijik pada orang yang ada di depannya.

Banci itu mengalihkan tatapannya pada Farel, dia menatapnya dengan binar. Sontak melepaskan pelukannya pada Ares, dan beralih memeluk lengan Farel. Membuat cowok itu terkejut dan gemetar.

“Ih aa juga kok ganteng banget, ayok ikut yu ama tante. Tante punya permen loh yang bisa di enyut sampe puas.”

“BANGSAT! PERGI LO!”

Farel berusaha melepaskan pelukan erat orang itu, dia menatap dua pria paruh baya yang berdiri di samping Gentala dengan tatapan tidak percaya.  “Ngapain kalian di situ?! cepet usir makhluk kalimalang ini! menjijikan.”

Pak Wira dan Pak Sandi melangkah cepat mendekat pada Farel, mereka menarik-narik banci itu supaya lepas dari Farel. Berhasil di lepaskan, tapi tangan si banci malah berpindah pada bokong Farel, membuat cowok itu melebarkan matanya melotot.

“Anjing! Pantat gue mahal sialan!” sentak Farel lagi, dia mendorong kening banci itu berkali-kali untuk menjauh.

Sedangkan yang lain hanya tertawa melihat itu, tanpa ada niat membantu. Bahkan Zara saja ikut tertawa, cewek itu melangkah mendekat pada Gentala dan memeluk pinggangnya. Gentala yang mendapat perlakuan seperti itu, mencium pelipis Zara berkali-kali dengan gemas.

SREKKK

Semuanya terdiam mendengar suara itu, mereka menatap Farel yang membuka mulutnya dengan shock. Bintang terbahak melihat celana bahan—belakang Farel robek, oleh banci itu. Sedangkan Sang pelaku di tarik paksa untuk keluar.

“AAAAA! LEPASIN EKYEU. EKYEU MAU BAWA PULANG SI AA!!” Teriak banci histeris, dia menghentak kedua tangan kedua pria yang menahannya, sehingga terlepas. Dia menoleh kebelakang, lalu mendengus. Dan berlari seraya melambai-lambaikan kedua tangannya keatas, seperti sedang di kejar hantu.

“Stres.” Gumam Ares menatap banci itu yang masih lari dengan pandangan hampa. Untung saja Farel tadi bersuara, menyelamatkan dirinya. Tapi cowok itulah yang kena imbasnya. Save Farel.

Tbc

August 07, 2021

I hope u enjoy! See u <3

Continue Reading

You'll Also Like

383K 44.6K 49
"Mau tau gak?" Thea bertanya, dia menatap seluruh keluarganya. "Thea hamil."
6.6M 338K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
146K 8.4K 39
"Gue suka sama Lo!" Di luar dugaan, wanita bernama Shea itu mencium pipi seorang Pria yang sudah lama dikaguminya. "Eh! Lo gila ya!" Sedangkan Rarki...
358K 1.8K 3
𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭-𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. Note : Cerita Baby Boy berlatar di tahun 2005-2006...