Everything About Me ✓

By geesayr

5.5M 388K 17K

"Lo hamil?" tanya laki-laki di depan Zara saat melihat benda di genggamannya, lalu tertawa sumbang. "I-iya, k... More

Prolog
01. Sendiri
02. Tanggung Jawab?
03. Sekolah
04. Bingung
05. "Gak usah caper."
06. Kerja
07. Telling You
08. Gila
09. Pertemuan
10. Kelulusan
11. Hidup Baru
12. Ngidam Dan Tamu?
13. Salting
14. Selingkuh?
15. Milik Gentala
16. Rumah Baru
17. Kantor Gentala
18. Amarah Yang Tertahan
20. Manja
21. Happy
22. I found you
23. Pertunangan
24. Intens
25. Tamu Biadab
26. Meet Again
27. Four months later
28. Save Farel
29. Mall
30. Gemes
31. Kontraksi
32. Kebahagiaan

19. Salting Lagi

108K 11K 252
By geesayr

VOTE DAN SPAM KOMEN <3

__________

“Inget istri Ta.” Ujar Bintang terkekeh, setelah mendaratkan bokongnya di kursi salah satu kantin.

Gentala menghela nafas kasar, “Gua baru aja selesai rapat anjing!” ucapnya memijat pelipis pelan.

Farel tertawa seraya menepuk bahu Gentala, “Susah ya, punya muka jelek.” katanya, membuat Gentala melototkan matanya. Dan Bintang yang tertawa, sedangkan Bara hanya meminum es teh yang ia pesan tadi.

“Gua ganteng gini sialan!” umpat Gentala mencubit lengan Farel, dan menatapnya sinis.

“Galak banget si lo! sampe segala nyubit.” Ucap Farel mengusap-ngusap lengannya yang tadi di cubit oleh Gentala.

Bara menghela nafas jengah, dia menatap Gentala. Dan melempar sedotan yang ada di meja pada lelaki itu,—yang baru bukan bekas.

“Dia ngegoda lo?” tanya Bara.

“Gak tau lah, gak jelas tu orang, kalo bukan dia usulan dari bokap gue, udah gue pecat tu cewek.” Balas Gentala menahan emosi, ia mengambil mie ayam yang baru datang di mejanya. Lalu menyantapnya dengan lapar, membuat ketiga temannya menatapnya ngeri.

“Kenapa gak lo pecat aja?” tanya Farel, tangannya mengambil saos yang ada di depan Bintang.

“Mwales ah, ntwar malah di suruh nywari.” Jawab Gentala dengan mulut yang penuh.

“Telen dulu goblok!” ucap Farel mengumpat.

Gentala menelan semuanya, dia mendengus menatap Farel. Kemudian membuka tutup botol air dan meminumnya.

“Gue males nyari lagi Rel, sekarang mah susah.”

“Iya juga si, tapi kenapa gak bilang aja sama bokap lo? siapa tau Om Gino mau nyari pengganti cewek itu.” Ujar Bintang, sebelum memakan bakso yang ia pesan.

“Nanti gue bilang aja deh, perasaan kalo di liat-liat gue juga jijik ama tu cewek. Liat jalannya udah kek bebek nungging,” ucap Gentala sambil bergidik ngeri, membuat mereka semua tertawa. Tak terkecuali Bara, dia tertawa pelan.

“Kurang belayan tu kayaknya.” Ucap Bintang yang masih tertawa, di ikuti anggukan oleh Farel.

“Bajunya aja ketat banget anjir! tapi pantatnya semok juga.” Kata Farel tersenyum mesum. Setelahnya mengaduh saat Gentala menggeplak belakang kepalanya.

“Yeu! lo juga mau kan. Cuma kayaknya lo malu-malu anjing,” ucap Farel ketus.

“Gue udah punya istri.” Balas Gentala dengan nada menyebalkan, “Istri gue lebih semok.” lanjutnya membuat mereka semua mendecih dan mendengus kasar.

“Giliran dulu aja lo ngebully dia ga ada ampun anjir! sekarang keknya udah di sayang-sayang.” Ujar Farel mendecih.

“Dia itu suka Rel, mau milikin tapi takut di tolak. Sok gengsian.” Ucap Bintang dengan nada jahil, “Gue inget dulu, waktu itu, dia ketemu Zara lagi di peluk sama si Adam, terus dia marah-marah gak jelas kek anjing yang lagi laper.” Lanjutnya, mengabaikan Gentala yang melotot.

Bara menganggukan kepalanya, “Adam juga bikin Zara ketawa lepas kayaknya.” Ucap Bara mulai ikut mengompori, semakin membuat Gentala melotot dan menahan amarah yang membara.

“Si Adam ketua osis itu? yang sita hp lo kan Ta? anjir tu cowok juga katanya pernah nembak Zara.” Sekarang Farel yang semakin memanasi Gentala.

Gentala menggertakan giginya, ia malu sungguh, sekaligus salting. Ia selalu menyangkal bahwa dirinya tidak suka pada cewek itu, tapi mata dan gerakan tubuhnya seolah-olah tidak bisa di ajak kompromi. Selalu membuat ketiga temannya berhasil membuat dirinya di buat mati kutu tak berkutik.

“ANJING LAH LO SEMUA!” teriak Gentala dan menggebrak meja, membuat semua orang yang ada di kantin terkejut. Sedangkan ketiga temannya sudah tertawa terbahak-bahak, bahkan Bara yang jarang sekali mengeluarkan ekspresi. Sekarang dia sudah tertawa walaupun masih kaku.

~~~

Zara melangkah masuk saat pintu rumah di buka dengan Bi Sisi, berjalan pelan ke arah dapur dan menyimpan semua belanjaan. Tadi dirinya sempat belanja, saat sudah kembali dari pertemuannya dengan Deo.

Setelah semuanya sudah selesai, Zara duduk di kursi meja pantry, ia mengambil apel, mengupasnya dan mulai memakannya. Ia membuka ponsel berniat akan menghubungi nomor suaminya.

“Genta?” ucap Zara saat panggilan sudah terhubung.

Kenapa?” tanya Gentala di seberang sana, dia masih bersama teman-temannya.

Zara mengernyit ketika mendengar suara berisik sekali, tapi suara ini seperti tidak asing, apa Gentala tidak kerja? malah bermain dengan teman-temannya?

“Kamu gak kerja Genta?”

Kerja yang, tadi kan aku berangkat pake jas.” Balas Gentala cepat.

“Tapi kenapa ada suara temen-temen kamu?” tanya Zara lagi heran.

Ohh, mereka ke kantor. Biasalah ngegangguNGEGANGGU APAAN ANJIR?! KALO KITA GAK KESINI PALINGAN LO UDAH DI BELAI—

Zara terkejut dengan suara Farel yang tiba-tiba, ia menjauhkan ponselnya. Oh pantas saja tidak ada suara setelah itu, ternyata di bisukan.

Tapi tunggu– apa katanya tadi? belai?? pikir Zara berkelana.

“Gentala.” Tegur Zara, membuat Gentala terkesiap. Dia langsung menekan tombol bisukan lagi, supaya suaranya terdengar kembali.

A—apa yang? m—maaf tadi Farel ngajak gelud.” Ucap Gentala gugup, tadi dirinya sempat menggeplak kepala Farel. Dan langsung menjauh supaya bisa mendengar suara istrinya kembali.

Zara mengernyitkan dahinya, “Kamu gak papa?” tanya Zara, karena heran sekali kenapa suaminya gugup seperti itu. Seperti sedang kepergok selingkuh saja.

Gak papa. Kamu udah makan?

“Udah, tadi juga abis belanja.”

Kenapa gak bilang? padahal kerja aku lagi gak sibuk-sibuk amat,

Zara tersenyum kecil, ia menahan nafas sesaat, “Aku langsung tadi, lagian juga di temenin sama Pak Wira.”

Yaudah oke. manti aku pulang, kamu mau nitip apa?

“Mau kamu aja, mau peluk.” Jawab Zara pelan, sambil menahan bibirnya yang berkedut ingin senyum.

Zara menekuk alisnya ia menjauhi ponselnya—masih terhubung, tapi kenapa tidak ada suara sekali? Gentala kenapa?

“Genta? kamu gak papa?” tanya zara cepat, dan khawatir takut terjadi apa-apa dengan suaminya.

H—hah?  oh e—enggak papa. Iya nanti pulang, m—mau peluk kan?” balas Gentala gugup di seberang sana, dia mengusap wajahnya kasar dan mengulum senyum. Sial, dirinya salah tingkah. Lagi dan lagi.

Zara mengangguk walau ia tahu Gentala tidak akan melihatnya, “Iya, kamu hati-hati ya pulangnya. Bye papah, salam nih dari ade jagoan.” Ucap Zara terkekeh sambil mengusap perut buncitnya.

Sedangkan Gentala dia menahan nafas dan buru-buru memutuskan sambungan, sungguh jantungnya berdebar-debar sangat cepat di dalam sana.

Ia mundar-mandir sambil berkacak pinggang dan mengulum senyum, ia tidak bisa tersenyum lebar saat ini. Karena masih ada di kantin, terlebih ada teman-temannya juga, bisa-bisa ia jadi bahan olokan lagi.

“Arghhh damn! Zara berani-beraninya lo bikin gue gak karuan gini.” Celetuknya, Gentala menggigit bibir bawahnya untuk menetralkan ekspresinya. Susah sekali rupanya menahan senyum, dirinya sekarang kembali salting.

Tbc

August 02, 2021
Repost; October 29, 2021

Salting mulu nih Pak Genta.

Continue Reading

You'll Also Like

78.3K 4.1K 62
"King playboy yang gak tau kapan tobatnya. Mungkin nanti, kalau lo udah jadi milik gue." - Dylandra. "Stop! Gak mungkin tau gak gue suka sama playboy...
3.6K 150 73
Ainayya Calista, seorang gadis 16 tahun yatim-piatu yang hidupnya dipenuhi dengan keberuntungan saat di jaga baik oleh Alfarezta Galen Pradipta. Alfa...
358K 1.8K 3
𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭-𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. Note : Cerita Baby Boy berlatar di tahun 2005-2006...
LAURALAN By Febiola

Teen Fiction

8.3K 1K 22
Cerita ini bertema bagaimana rumitnya Seorang gadis bernama Laura Cerelia Law merebut kedinginan hati Lelaki bernama Alan Zean Sanjaya. Alan Zean San...