FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU SEBANYAK MUNGKIN
SELAMAT MEMBACA ❤
TERIMA KASIH 🥰
* * *
* * *
Maherjuna perlahan membuka matanya. Terakhir yang ia ingat, samar-samar ia mendengar suara Geta. Walau Maherjuna sendiri tidak yakin, apakah saat itu memang ada Geta?
Langit-langit ruangan yang pertama kali Maherjuna lihat. Ia tahu di mana tempat ini, suasana sepi UKS menunjukkan kalau dirinya hanya seorang diri di sana. Namun bunyi pintu terbuka mengalihkan perhatian Maherjuna, ia dapat melihat jelas seseorang yang baru saja masuk dan berjalan menghampirinya.
Geta, cewek itu lagi dengan tas Maherjuna yang berada di tangannya. Dia belum menyadari kalau Maherjuna sudah sadar sampai akhirnya tatapan keduanya saling bersirobok.
Keduanya sama-sama diam selama beberapa menit, Maherjuna dapat melihat Geta yang tampak tidak semangat. Cewek itu mendekat dan memberikan tasnya ke Maherjuna. "Lo udah gak kenapa-kenapa, kan?"
Maherjuna masih terdiam memperhatikan Geta sebelum menjawab. "Lumayan."
Geta mengangguk. "Kalau gitu, gue pulang ya?" ucapnya masih meminta izin. "Bel pulang sekolah udah bunyi dari tadi. Gue kira lo belum sadar jadi gue balik lagi bawa tas lo."
Diamnya Maherjuna membuat Geta tersenyum kecil, ia berbalik ingin meninggalkan cowok itu. Namun Maherjuna memanggilnya, "Geta!"
Geta menatap Maherjuna lagi, ia menaikkan alisnya. Sementara Maherjuna sudah bangun, ia menegakkan tubuhnya. Geta menantikan cowok itu berbicara walau seharusnya ia tidak berharap macam-macam kepada seorang cowok seperti Maherjuna.
"Terima kasih," lanjut Maherjuna singkat. Cowok itu kini sudah berdiri dengan sekuat tenaganya.
"Gue nggak bantu lo," balas Geta tertawa pelan. "Harusnya lo terima kasih ke teman-teman lo yang bawa lo ke UKS. Gak mungkin gue kuat angkat lo, kan?"
Geta kembali berbalik dan ketika ia sampai di pintu, suara Maherjuna kembali memanggil namanya. Membuat Geta menghela napas berat, ingatan tentang Maherjuna yang menatap cewek lain masih membuat Geta sakit hati.
"Geta!" panggil Maherjuna yang selalu mendapat tatapan bingung dari Geta.
"Apa lagi?" tanya Geta kesal.
"Gue antar lo pulang," ucap Maherjuna kemudian. Cowok itu berjalan mendekat ke arah Geta yang belum melepas tatapannya dari Maherjuna. Dia terkejut mendengar itu. "Naik motor gue!"
"Tapi ... gue gak lakuin apa-apa sampai lo harus antar gue pulang." Geta masih saja mengelak.
Maherjuna tersenyum mendengar itu. "Gue juga nggak lakuin apa-apa ke lo."
"Hm?" tanya Geta bingung. Cowok itu memang tidak melakukan apa-apa untuk Geta, selain Maherjuna memang membuat Geta jatuh cinta. Selebihnya Maherjuna bahkan tidak pernah melakukan apa yang membuat Geta terbantu.
"Gue gak pernah lakuin apa-apa buat bantu lo," balas Maherjuna memperjelas. "Tapi lo selalu ada buat bantu gue. Ya, gue tau teman-teman gue yang bawa gue ke UKS, tapi gue masih dengar suara lo. Suara lo yang minta buat gue berhenti karena lo tau, lo tau gue lagi sakit."
Mereka berdua masih saling berhadapan di dekat pintu UKS. Kini Maherjuna menutup pintu walau masih ada ekspresi terkejut dari Geta.
"Nggak pernah ada yang sepeduli itu sama gue, Ta," kata Maherjuna lagi. "Gak pernah ada sampai lo datang, lo bilang kalau lo suka sama gue, dan gue tolak lo karena gue sama sekali gak kenal sama lo. Tapi sampai sekarang lo masih peduli ke gue, kan?"
"Ya," balas Geta, entah dari mana kekuatan untuk mengeluarkan suaranya.
"Kenapa?" tanya Maherjuna penasaran.
"Karena perasaan itu masih sama." Geta menjawab. "Walaupun lo gak suka sama gue. Perasaan gue masih sama. Kalau lo gak kenal gue, gak apa-apa. Karena gue sendiri yang mau berusaha kenal sama lo sampai akhirnya gue ada di sini, di depan lo."
Maherjuna terdiam mendengar kata-kata itu. Kiran tidak pernah mengatakan kata-kata yang Maherjuna harapkan keluar dari mulut cewek itu.
Hanya Geta yang mengatakannya.
"Kalau menurut lo jatuh cinta sama orang itu harus saling kenal. Dari awal, gue udah lakuin itu. Dari awal gue berusaha buat kita saling kenal. Dan sekarang, lo kenal gue kan, Juna? Lo tau nama gue?"
"Iya."
Maherjuna juga tidak menyangka akan kenyataan itu. Matanya memperhatikan ke arah tanda pengenal yang ada di seragam cewek itu. Menunjukkan nama panjang Geta, dan ia berhasil menemukannya setelah sejak awal Maherjuna tidak berusaha mengenal cewek itu. Bahkan untuk sekadar mencari tahu nama yang terpampang jelas di seragam Geta.
"Glori Ivegta."
* * *
GIMANA CHAPTER INI MENURUT KAMU?
SEMOGA SUKA YAAA🥰
NEXT?
2K KOMENTAR YA BUAT NEXT
FOLLOW
INSTAGRAM
@erlitascorpio
TIKTOK
@erlitascorpio
TWITTER
@scorpioerlita