Salam Rindu dari Gus Rasyid

Від evafujianti269

52.2K 3.1K 151

Bagaimana jadinya jika harus dipertemukan lagi dengan manusia yang bernama 'MANTAN'. Bertemunya kembali bukan... Більше

Antara Perjodohan dan Pinangan
Penolakan
Para Wanita Banyak Bicara
Barisan Para Mantan
Pandangan
Dia, Penambah Luka
Tumis Pare Bumbu Cinta
Kenangan tukang antar gas
Hilangnya Janda Bolong
Melamar Masa Lalu
Ijab Kobul
Lebih Baik Dicintai
Seharusnya Seperti Dulu
Suapan Makan Malam
Tamu Istimewa yang Cantik
Diturunkan di Jalan
Tentang Kejadian Semalam
Tidak Pulang
Penguasa Ranjang
Wanita Pengirim Pesan
Tergoyahkan
Pakar Gombalan Maut
Slide Water
Enak di Anda, Rugi di saya
Buah Cinta-nya dengan Nada
Jangan Pergi Cinta
Kamar 212
First Kiss
Hak Suami dan Kewajiban Istri
Hasrat yang Memaksa
Sembilan Belas Detik
Hati yang Berduka
Pertama, Namun Menjadi yang Kedua
Cemburu yang Tak Adil
Ditinggal Pas Sayang-sayangnya
Baru diunboxing
Terungkapnya Tabir Kebenaran
Buaya Makan Kurma
Bajingan Amatiran
Awal dari Malapetaka
Kabar Kehilangan
Sakit, Kecewa, Sedih, tetapi Juga Bisa Bahagia
Visi Misi; 'Setia dan Menua Bersama'
Ekstra Chapter
Kapan Aku Bahagia
Insecure Terinfrastruktur

Kejutan saat Pulang

963 67 2
Від evafujianti269


Gus Rasyid mendesah saat tidurnya terganggu oleh suara handpone yang tidak berhenti berputar sedari tadi. Tanpa membuka mata, tangannya bergerak mengarah ke nakas, mencari handpone yang bergetar dan langsung menggeser panel hijau.

“Hmm ...,” ucapnya pertama kali saat menerima panggilan itu.


“Eh ... Bel. Kamu jadi pulang besok pagi? Rencananya sih, aku masih mau jalan-jalan sekalian liburan gitu. Kalau kamu mau, ayo ikut besok ....”

Gus Rasyid langsung menjauhkan handponenya dan memicingkan mata membaca nama pemanggil yang tertera di layar. Dirinya terkejut dengan waktu yang sudah tengah malam, ada seorang pria yang menelepon istrinya.

“Gus Ali juga ikut,” lanjut sang Penelepon.

“Maaf gak bisa, kita harus pulang besok.” Gus Rasyid langsung menutup panggilan itu tanpa menunggu jawaban dari penelepon yang tak lain adalah Ilham.

Di tempat lain Ilham mendesah dengan kelakuan Gus sepupu iparnya, bisa-bisanya dia minim akhlak. Lagian bagus juga sih, kalau Gus Rasyid dan Bella tidak bisa ikut. Dirinya tidak perlu khawatir dengan kehadiran Gus Rasyid yang meresahkan baginya. Kenangan dulu masih teringat jelas, saat Gus Rasyid menjadi rivalnya. Dan itu cukup membuatnya waswas dengan kegilaan yang pernah dilakukan Gus Rasyid.

“Gimana, Mas? Bella sama Gus Rasyid jadi ikut?” tanya Asma yang masih menggendong Delisa.

“Mereka gak bisa, dek. Mereka ada kepentingan dan harus segera pulang.”

“Oh ... gitu ya?” Terlihat jelas raut kekecewaan dari wajah Asma. Membuat Ilham yang memang merupakan tipikal orang pencemburu, langsung terbakar oleh api cemburu.

“Sedih ya, dia gak bisa ikut?” tanya Ilham.

Asma mengangguk. “Iya, padahal udah kangen pengen jalan bareng.”

“Ya udah kita batalin aja kalau gitu.”

“Eh ... janganlah Mas. Kasihan Arka nanti kamu PHPin, ‘kan udah kamu janjiin dari awal mau diajak jalan-jalan.”

“Daripada kamu kepikiran sama dia.”

Alis Asma mengerut melihat perubahan sikap suaminya yang menjadi jutek. “Maksud Mas apasih? Emang salah ya, kalau aku kangen pengen jalan bareng sama sahabat aku sendiri. ‘Kan Mas tahu sendiri, gimana persahabatanku sama Bella.”

“Oh ... gitu ya? Kirain kangennya sama si Itu,” ucap Ilham sambil menahan senyum.

**

Sore ini akhirnya gus Rasyid dan Bella sudah sampai di kota tempat tinggal mereka, setelah sebelumnya mampir terlebih dahulu di Bondowoso, di rumah Atmo. Bella kini sudah paham dengan kondisi yang dialami gus Rasyid kemarin. Sungguh tidak mudah melewati segala masalah dengan kepala dingin. Bella cukup kagum dengan sikap gus Rasyid yang tidak marah sedikit pun kepadanya, atas sikapnya. Dia juga tak memaksa Bella untuk memahami kondisinya.

Rasa kasihan mulai menyelimuti hatinya, melihat wajah lelah suaminya. Pantas saja kapan hari dia sampai kelelahan dan tidur dalam pelukan Bella, rupanya malam berat telah dia lewati.

“Gus, ganti aku yang nyetir sekarang!” Entah sudah yang ke berapa kali Bella memohon kepada suaminya.

“Udah tanggung bentar lagi nyampek. Kamu telat nawarinnya,” kata gus Rasyid yang tersenyum karena berhasil membuat istrinya cemberut. Dia memang sengaja menolak permintaan Bella semenjak pulang dari rumah Atmo, yang ingin bergantian menyetir dengan dirinya. Dia bukan tipikal pria yang suka menyusahkan wanitanya, justru dia bisa sangat memanjakan wanita yang dia cintai.

“Perasaan Gusnya yang nolak terus.”

Gus Rasyid mengacak puncak kepala Bella karena gemas melihat mulut manyunnya. Bella pun membalas dengan melotot tak terima karena kerudungnya yang sudah berantakan karena ulah gus Rasyid.

“Sayang.” Bella langsung menatap gus Rasyid dengan perasaan tak karuan. “Kamu itu gak cocok kalau nyetir.”

“Kok gitu?”

Gus Rasyid malah mengangguk.

“Aku bisa kok, nyetir. Jarak jauh juga sering. Gus Rasyid meragukan kemampuanku?” tanya Bella butuh penjelasan lebih.

Gus Rasyid berubah menggeleng, membuat Bella menjadi semakin jengah.

“Terus aku cocoknya apa, Gus?” tanya Bella yang semakin penasaran.

“Duduk manis di samping sopir dan sopirnya adalah aku. Karena tugasmu sekarang hanya menjadi pendamping hidupku bukan untuk jadi sopirku.”

“Tidak perlu diragukan lagi, cara bicara Gus memang beda, jadi gak heran kalau jadi pujaan banyak wanita.”

“Termasuk kamu, ya?”

“Hah ... iya,” jawab Bella asal.

“Serius, kamu udah cinta lagi sama aku?” tanya gus Rasyid yang sudah kelewat bahagianya, sampai-sampai dia mengerem mendadak di tengah jalan.

“Astagfirullah, Gus mau nyelakain aku?” Tangan Bella menyentuh dadanya yang sudah terasa sesak karena terkejut.

“Maaf, kamu kaget, ya?” Karena tidak mendapatkan jawaban, gus Rasyid melanjutkan bicaranya, “Terus gimana, kamu beneran udah cinta lagi sama aku?” tanyanya antusias.

“Iya itu dulu.”

Mendadak semangat gus Rasyid menguap, wajahnya pun berubah menjadi lesu. “Baiklah, mungkin untuk saat ini belum, tapi tunggulah sebentar lagi. Akan aku buat kamu mencintaiku lagi,” kata gus Rasyid dengan percaya dirinya.

Bella memalingkan wajahnya, menahan senyum agar tidak sampai terlihat oleh gus Rasyid. Mungkin sekarang dirinya sudah bisa menggantikan posisi Asma di hati gus Rasyid. Sejujurnya, sewaktu acara kemarin dirinya risih, karena berada dalam satu ruangan dengan mantan wanita pujaan gus Rasyid dulu. Khawatir jika rasa yang sudah hilang bisa muncul dan berakhir dirinya yang dicampakkan kembali.

Mobil yang di kendarai mereka berhenti di jalan, karena halaman rumah simbah sudah di penuhi dengan dua mobil yang terparkir. Gus Rasyid mengenali salah satu mobil itu milik abinya, sedangkan satunya terlihat sangat asing di matanya. Karena penasaran, dirinya segera turun dan masuk ke dalam rumah, sampai melupakan istrinya yang masih berada di mobil.

“Assalamualaikum,” ucapnya dan semua pandangan orang yang berada dalam ruang tamu langsung tertuju padanya.

Dirinya sedikit heran melihat Nada duduk bersama seorang pria dan wanita setengah baya. Sempat berpikir, jika mereka mungkin kedua orang tuanya. Lalu yang menjadi pertanyaan, ada apa mereka mendatangi rumahnya? Sampai abinya yang selalu padat dengan kegiatan ceramahnya bisa menyempatkan datang.

Gus Rasyid menunduk takzim sambil menciumi tangan mereka satu per satu, dan terakhir kepada sang Abi yang sedari tadi hanya diam, bahkan salamnya tidak dijawab. Tangan gus Rasyid terulur, namun Kyai Lutfi tidak kunjung menyerahkan tangannya untuk dicium.

“Abi,” tegur gus Rasyid pelan, mungkin abinya sedang tidak fokus, pikirnya.

Namun, sang Abi tetap diam, tidak menggubris.

“Maaf Abi, tang—“

Plak

Telapak tangan Kyai Lutfi berhasil mendarat di pipi gus Rasyid yang putih, hingga meninggalkan warna merah bekas tamparan. Nada yang terkejut langsung bersimpuh di dekat gus Rasyid yang terkapar di lantai dan mencoba membantunya. Gus Rasyid yang paham dengan batasannya menepis tangan Nada dan berusaha bangkit, berdiri di depan abinya yang sudah menatapnya nyalang.

“Apa salahku, Abi,” tanyanya sambil meringis memegangi ujung bibirnya yang sudah berdarah.

“Belum cukup kamu mempermalukan Abi! Apa hukuman Abi belum bisa membuatmu jera, Rasyid!” ucap Kyai Lutfi dengan suara keras.

Nyai Khoiriah yang mendengar suara keributan berlari dari kamar simbah dan langsung berdiri di samping Kyai Lutfi. “Abi, istigfar Abi. Bagaimanapun juga dia anak Abi.”

“Begini jika anak suka dimanja!”

Nyai Khoiriah tersentak kaget dengan perkataan Kyai Lutfi yang baru pertama kalinya berkata cukup keras kepadanya. Hingga tanpa terasa dia meneteskan air mata dan tangannya sudah ikut gemetar, karena merasa takut dengan kemarahan sang Suami yang sudah sangat besar sekarang. Sedari dulu, suaminya tak pernah berkata kasar ataupun membentaknya, meski berulang-ulang kali putra bungsunya melakukan kesalahan.

Gus Rasyid langsung bersimpuh kala melihat sang Umi yang menjadi pelampiasan kemarahan abinya. Abi yang selalu dia kenal orang paling sabar saat menghadapi kenakalannya, sekarang berubah terlihat murka di depannya. Apa kesalahan yang telah dia perbuat, hingga membuat sang abi hilang kesabaran. Sampai detik ini pun dirinya belum mengerti dengan kesalahan apa yang telah diperbuat.

Baru tiga hari dirinya pergi, masalah sudah terjadi dan dirinya tidak tahu permasalahan apa yang telah terjadi.

“Abi tidak akan mentoleransi bagi seorang pezinah.”

“Maaf Kyai, putriku bukan pezinah, dan dia adalah korbannya,” sangkal seorang pria paruh baya yang tak lain papanya Nada, tidak terima.

“Pa, ini bukan salah Mas Rasyid. Tapi aku yang sudah memaksanya, Pa. Mas Rasyid tidak bersalah,” ucap Nada yang tidak berhenti menangis sedari tadi.

“Kamu tidak akan hamil kalau bukan ulah dia,” kata papanya Nada menyalahkan gus Rasyid.

“Nikahi dia, Rasyid. Atau kamu lebih memilih tidak aku akui sebagai putraku,” ucap sang Abi lalu bangkit meninggalkan semua orang yang masih berada di ruang tamu.

Gus Rasyid merasa tak percaya dengan apa yang dialaminya barusan. Sama halnya dengan Bella yang berdiri mematung sedari tadi di ambang pintu. 

Bersambung ...


Jangan lupa tekan , komentar, dan follow akunku.

Ig: @efa_fujianty

Продовжити читання

Вам також сподобається

JANGAN PERGI WAHAI PRAJURIT NEGARAKU | TAMAT Від 💚

Підліткова література

19.9K 1.2K 25
Apa kamu benar benar sudah membenciku?sampai sampai kau tak pernah kembali padaku. Bukan tak pernah melainkan tak akan pernah kembali pada raga ini,t...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.9K 131 31
Ditha tervonis mati atas tuduhan pembunuhan berencana ibu dan anak yang merupakan majikannya di Amerika. Kemudian muncullah malaikat pelindung yang s...
1K 55 17
Terlahir dari rahim seseorang yang salah, mungkin itulah takdirnya. Andi Alifqha Airina, ia terlahir dari rahim seorang wanita iblis. Sebut saja rahi...