Crazy Ketos Vs Ice Waketos

By Syivaayul

2.6M 392K 159K

Warning☞⚠️ [FOLLOW DULU BRADER!!!] cerita ini terdapat adegan romance, baper, kekerasan, kata-kata kasar. Har... More

1.PROLOG
2.PERTEMUAN
3.DIHUKUM
4.MURID BARU
5.SUPERMARKET
6.SUASANA
7.KERIBUTAN
8. KEJADIAN KEMARIN MALAM
9.ULANGAN
10. WAKETOS BARU
11. RAPAT PERTAMA
12. CAFE BENJOY(BE ENJOY)
13. CAFE BENJOY ( BE ENJOY)2
14. BERTEMU
15. CLARA RYUMI EFFENDI
16. GILA
17. GAGAL JAMKOS
18. SIREGAR
19.PILIH KASIH?
20. RAPUH
21. MASA SI?
22. GANGGU RAPAT
23. NOMOR KEMARIN
24. SAYAP
25. MALL
26. MBAH GOOGLE
27. OH
28. LOMBA
29. EM
30. PERJANJIAN
31. KALAH?
32. BABU
33. UKS
34. TAKUT?
35. MAHENDRA
36. PENGGANTI RENA
37. PSIKOPETT
38. LAMPU MERAH
39. MODUS
40. SALAH PAHAM
41. MURKA
42. BOHONG
43. ADA GUE
44. STIKER
45. JADI?
46. TUSUK
47. GESREK
48. TERNYATA
49. JADI SIAPA?
50. RESMI
51. CAMPING
52. I Love U?
53. HILANGNYA EMPATI
54. KALUNG?
55. NAOMI LEVIONA DANENDRA
56. NASI GORENG
57. TOLOL ABIZ
58. KHAWATIR (17+)
59. SADAR
60. QUALITY TIME
61. PERKARA LON*E
62. PERGI
63. VIRTUAL
64. DIARY
65. BERUBAH
66. PUTUS ATAU TERUS
67. BULLY
68. TUDUH
69. BUBAR
70. BRENGSEK (17+)
71. ARKA JEALOUS (17+)
72. BALIKAN KUY GAS NGENG
73. PUISI& NYANYI COLAB KESYA&CLARA
74. PENYERANGAN
75. UDAHAN MUSUHANNYA
76. PERTUNANGAN
78. RUMAH SAKIT
79. KEHILANGAN
80. WAKETOS BARU
81. GALAU BRUTAL
82. MISS
OPEN PO CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS
83. ENDING
84. EPILOG
EXTRA CHAPTER
Crazy Ketos S2

77. HUTAN

28.5K 4.7K 6K
By Syivaayul

Perlahan kedua mata itu terbuka, pandangannya kabur, gelap. Seorang gadis tergeletak ditanah dengan kedua kaki yang masih setia dibalut kain berwarna hitam, mati rasa, kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan.

Clara melihat kesana-kemari mencari keberadaan Kesya, kedua gadis itu terpisah. Dengan kekuatan yang ada Clara berusaha bangkit untuk berdiri namun tidak bisa, kakinya begitu lemas.

"KESYA!" Panggil Clara menggelegar memecah keheningan malam ditengah hutan.

"KESYA! Lo dimana?" Teriak Clara sekali lagi namun tetap saja tidak ada respon dari siapapun.

Merasa begitu jauh dengan keberadaan Kesya berada, Clara memutuskan untuk pergi dari tempat itu dengan cara ngesot.

"Beneran cosplay jadi suster ngesot 'kan gue," gumam Clara pelan lalu mulai melakukan aksinya walaupun sesekali gadis meringis menahan sakit dibagian kaki yang terkena tembak.

"Sya..... lo masih idup kan?" Tanya Clara berharap Kesya akan menjawabnya namun kenyataannya nihil.

Clara mendengus kasar lalu mulai melakukan aksinya mengesot. Samar-samar dari kejauhan Clara mendengar suara isakan tangis dari seseorang.

"Mama tolongin Ara. Itu orang apa setan ya? Kalo gue samperin kasian nanti setannya ketakutan liat gue, bukan itu aja, insecure pasti setannya sama gue," ucap Clara pelan sembari berfikir, dirinya ragu untuk menghampiri asal suara.

"Kalo itu binatang buas gimana? Dia ngap gue ngep. Mati dong gue. Mana belum kawin lagi," ucap Clara bimbang.

"Hiks hiks maaf, c-cukup, E-esya s-s-sakit"

Clara yang mendengar rintihan itu mengerutkan keningnya bertanya-tanya. Tanpa berfikir panjang lebih lama Clara mendekati asal suara. Kedua pupil mata Clara membesar kala melihat Kesya dengan keadaan sangat kacau.

"Sya?" Panggil Clara lirih sembari terus mendekati tubuh gadis dengan dress berwarna hitam.

"C-cukup bun sakit hiks," rintih Kesya menangis.

Hati Clara berdesir hebat mendengar rintihan Kesya, sejahat itukah bundanya sampai Kesya trauma? Tanpa aba-aba Clara menarik tangan Kesya lalu memeluknya erat berusaha memenangkan gadis itu.

"Hei.... jangan nangis," ucap Clara mengusap punggung Kesya lembut.

"G-gelap," ucap Kesya mengeratkan pelukannya.

Ah. Clara baru ingat jika Kesya memiliki phobia gelap. "Iya, jangan takut. Ada gue," ucap Clara merenggangkan pelukannya lalu merangkup wajah Kesya, ibu jari Clara telulur mengusap air mata Kesya lembut.

Kesya mengangguk pelan. Kini gadis itu duduk memegangi kedua lututnya, dingin. Itu yang dia rasa sekarang ini. Angin malam berhembus kencang menusuk tulang. Tubuh Kesya menggigil, sekuat tenaga Kesya menahan agar gadis disampingnya tidak menyadari hal itu, dirinya tidak ingin kembali menjadi beban untuk Clara.

"Lo kedinginan ya?" Tanya Clara peka lalu gadis itu menggosok-gosokan kedua telapak tangannya lalu menggenggam kedua tangan Kesya berusaha menyalurkan rasa hangat untuk gadis itu, berulang kali Clara melakukan hal yang sama.

"Udah? Masih dingin nggak?" Tanya Clara mendapat respon gelengan kepala dari Kesya.

Hening.

Kedua gadis itu berkelut dengan pikirannya masing-masing. Clara berfikir lama sembari menengok kanan-kiri mencari jalan untuk dapat keluar dari jurang yang cukup curam. Bagaimana cara mereka kembali ke atas?

"Ra," panggil Kesya pelan dengan suara serak.

Merasa namanya dipanggil gadis dengan rambut sebahu itu menengok ke asal suara. "Apa?" Tanya Clara.

"Maaf." Satu kata terlontar dari mulut Kesya mampu membuat Clara mengerutkan keningnya bingung.

"Buat? Oh lo mau minta maaf terus Lo mau gue minta maaf balik sama lo? Lo mau gue minta maaf atas sikap gue sama lo dulu? Lo mau gue minta maaf karena dulu gue pernah buat lo hampir mati? Iya? Jangan ngarep Sya! Najis!" Tukas Clara.

Kesya memutar bola matanya malas meladeni gadis didepannya, sangat cerewet. "Dengerin dulu Romlah!" Decak Kesya kesal mendapat anggukan dari Clara.

"Maaf karena hadirnya gue di keluarga lo, lo jadi dibuang sam-"

"Hust syuttt syuh syuh bacot Sya!  Gue nggak peduli, gue udah lupain itu, bagi gue orang tua gue sekarang itu cuma keluarga Aditama," sambar Clara cepat memotong perkataan Kesya.

"Cie anak pungut," ucap Kesya begitu singkat berkesan dingin dan tentunya menohok hati Clara yang paling dalam. Lihat saja wajah Clara saat ini sudah memerah padam menahan emosi.

"Cieeeee masih muda kok gila. Kalo ada masalah bercode sama paracetamol. Idup kok nggak ada bahagianya sama sekali. Haha miris," ejek Clara mampu menyayat hati Kesya.

"Candu," jawab Kesya terkekeh geli.

"Gue takut Ra," ucap Kesya jujur.

"Takut apa? Gelap? Setan? Bintang buas? Bajingan? Lonte? Jal-"

"Lo l-lumpuh," ucap Kesya memotong perkataan Clara. Kedua matanya terus berfokus pada kedua kaki Clara yang saat ini dibalut kain berwarna hitam dibagian luka tembak.

"Haduh Sya-sya, kaki gue cuma kena tembak paling cuma pincang beberapa hari," jawab Clara enteng tanpa beban namun tidak dengan kedua retina matanya yang menunjukkan ketakutan tersirat.

"Lo ngapain nolong gue coba? Kalaupun Lo cuma pincang beberapa hari tapi tetep aja Ra, gue takut ini bakal jadi penghambat buat Lo raih cita-cita jadi model terkenal," jelas Kesya.

Cara tertawa renyah melihat kekonyolan dadi Kesya. "Aduh Sya, gapapa gue nggak jadi model siapa tau jadi miliarder ya kan."

"Maafin Ara ma kalau cita-cita mama buat punya putri model terkenal kandas," batin Clara risau.

"Ya kalo jadi. Kalau jadi gembel gimana?"

"Gampang brader?! Ngepet bisa, nyopet bisa, maling bisa, open bo bisa. Kalau nggak, nikahi anak tunggal kaya raya. Gibran contohnya," jelas Clara diakhiri tawa renyah disusul Kesya.

Clara menepuk-nepuk pahanya mengisyaratkan Kesya untuk meletakkan kepalanya di sana. "Lo ngantuk kan? Sini bobo sini," ucap Clara tersenyum manis.

"Gak. Paha lo keras," jawab Kesya menolak, bukan apa namun gadis itu tau jika Clara sedang meringis menahan sakit dibagian kakinya.

"Ih udah banyak bacot!" Cibir Clara memegang kepala Kesya lalu meletakkannya di pahanya.

"Gini kan enak. Udah tidur, besok baru cari jalan buat pulang," ucap Clara tersenyum simpul.

"Udah merem!" Desak Clara menutup kedua mata Kesya dengan telapak tangannya.

Melihat Kesya yang semakin lama memejamkan matanya rapat Clara tersenyum simpul ditempatnya lalu tangannya telulur untuk mengusap lembut surai gadis itu.

Sesekali Clara meringis kala kakinya kembali terasa sakit, nyeri, sekuat tenaga gadis itu menahannya agar tidak mengganggu Kesya yang sudah tertidur di pahanya.

"Ara janji kak, Ara bakal tepatin janji Ara buat jaga Kesya," batin Clara.

"Maafin gue yang pernah buat lo hampir mati. Gue benci lo Sya, lo udah rebut orang tua gue tapi nyatanya gue salah. Lo nggak sebahagia yang gue kira," gumam Clara diiringi senyum getir.

— CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS —

Seorang laki-laki memasuki umur tujuh belas tahun melepas jas berwarna hitam yang melekat ditubuhnya asal mengenai wajah Andra membuat laki-laki itu menggeram kesal dibuatnya.

Arka memijit pelipisnya sedikit meredakan pusing. Rasa khawatirnya membuncah seketika kala mengetahui kabar bahwa gadis yang merupakan mantannya dikabarkan hilang.

"Lo dimana Sya?" Batin Arka risau.

"Cari kemana lagi?" Tanya Andra mendekati tubuh Arka yang tengah berdiri didepan mobil berwarna putih milik Andra.

"Jujur gue nggak tau Ndra," jawab Arka menunduk.

Arka mengacak-acak rambutnya frustasi lalu memandang langit-langit malam yang penuh dnegan bintang bersinar, tatapannya menjadi sendu. "AAAAAAAARRGHHH!!" Teriak Arka.

"Bodoh-bodoh, brengsek lo Ka!" Gumam Arka pelan sembari memukul kepalanya dengan kedua tangan.

Andra, laki-laki itu tersenyum tipis membiarkan Arka menumpahkan semua perasaannya saat ini. Tangan laki-laki dengan jas berwarna navy ditubuhnya itu menepuk- nepuk punggung Arka beberapa kali. "Nyesel? ck," tanya Andra diakhiri decihan kasar.

"Lo pikir penyesalan lo bisa buat Kesya ketemu? Nggak! Ayo cari," ucap Andra berjalan menuju samping mobil, tangannya telulur membuka pintu kendaraan roda empat berwarna putih itu namun pandangan Andra masih berfokus pada Arka yang setia melamun.

"Mampus lo! Penyesalan emang datang diakhir kalo diawal namanya pendaftaran," ucap Andra penuh penekanan lalu masuk kedalam mobilnya menutup pintu mobil kasar hingga menimbulkan suara nyaring.

Arka memanyunkan bibirnya kesal lalu berbalik badan berjalan gontai memasuki mobil Andra. "Aaaaaaaaa bundaaaaa abang kangen Kesya. Wewe gombel atau kuyang atau setan apapun yang culik dua mantan gue balikin dong jangan maruk. Mentang-mentang mantan gue dua-duanya goodlooking  lo colong semua. Ah dasar setan mandang fisik!" Cerocos Arka tidak jelas sementara Andra menganga tidak percaya dengan sikap sahabatnya.

"Perlu beli backlin gak sih? Biar gobloknya luntur," gumam Andra sembari mengelus dada sabar.

Arka merogoh saku celananya mengambil benda pipih berlogo apel digigit lalu membuka ruang obrolan, mengetikkan sesuatu disana.

(BLACKEAGLE) BUBAR 😍🤰

Arka Mahendra Stevenson

Woi beban! Bantu cari dua mantan gue!

Arka Mahendra Stevenson

Semua mencar! Cari diseluruh kawasan Jakarta!

Arka Mahendra Stevenson

Gue udah minta bantuan geng Antranos buat cari mereka di kawasan Bandung, Marvarlos kawasan Bogor, Revanos dikawasan Depok, selebihnya dikawasan Jakarta.

Arka Mahendra Stevenson

Kalau udah ketemu koling-koling ya! Bye babu😘😘😘😘😘😘😘😘

Setelah mengetikkan pesan di grup BlackEagle atau yang sekarang dikenal dengan geng Barvandest yang dipimpin oleh adik angkatnya, Albara, Arka memasukkan kembali ponsel pada sakunya.

— CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS —

Plak

Satu tamparan keras berhasil mendarat dengan mulus mengenai pipi seorang gadis dengan dress berwarna putih melekat ditubuhnya. Gadis itu meringis lalu menatap sang ayah nanar.

"PUAS KAMU!? SEMUANYA HANCUR! ITU GARA-GARA KAMU ANAK BODOH!" Bentak Andre pada putrinya.

Plak

"ANAK TIDAK TAHU DIRI!" Bentak Andre lalu hendak melayangkan tamparan namun dengan cepat  Winda mencekal erat tangan suaminya, menghentikan aksi sang suami.

"CUKUP MAS!" Ucap Winda dengan intonasi tinggi.

"BIARIN BU! AYO YAH TAMPAR NAOMI LAGI! NAOMI CAPEK JADI ANAK BUAH AYAH BUAT BALAS DENDAM!" Ujar Naomi dengan air mata mengalir deras membasahi pipi.

"CUKUP NAOMI DICAP GADIS NGGAK TAU DIRI! PELAKOR! NAOMI DIJAUHI TEMEN-TEMEN NAOMI! I-itu semua karena rencana ayah hiks, Naomi capek hiks, Naomi pengen hidup tenang, tanpa kekangan buat balesin dendam ayah hiks," jelas Naomi semakin terisak dadanya terasa sesak.

"Mas, buat apa kamu bales dendam? Itu nggak buat kak Ryan tenang," ucap Winda menasehati suaminya.

Andre berdecih kasar. "Jangan sok tahu kamu istri tidak berguna," cibir Andre lalu mendekati tubuh Naomi, mencekal pergelangan tangan putrinya erat.

"Ayo ikut ayah!" Ajak Andre menyeret paksa Naomi namun gadis itu memberontak.

"Nggak! Naomi nggak mau! Lepas yah, LEPAS!" Ucap Naomi terus memberontak lalu gadis itu menggigit tangan Andre yang membuat cekalan itu terlepas.

"Akkh," rintih Andre lalu memandang tajam putrinya.

"Baiklah jika kamu tidak mau membantu ayahmu ini, tidak masalah anak cantik," ucap Andre diiringi senyum devilnya. Tangan kanan pria itu telulur mengapit kepala Winda dengan membentuk sudut siku-siku lalu tangan kirinya mengambil sebuah pistol dari bajunya lalu dia arahkan tepat pada kepala sang istri.

Winda memberontak namun percuma kekuatan Andre lebih besar darinya. Kedua retina Naomi membuat sempurna, apa yang harus dia lakukan sekarang, di satu sisi dia ingin terlepas dari kekangan untuk membalaskan dendam namun di satu sisi terdapat nyawa ibunya yang menjadi taruhan.

"Pergi Nau, biarkan ayahmu membunuh ibu, yang penting anak ibu tidak dicap buruk oleh orang lain, anak ibu harus bahagia tanpa kekangan," ucap Winda memandang putrinya lamat.

"NGGAK! Bahagia Naomi itu sama ibu— lepasin ibu. Rencana apalagi yang harus Naomi lakuin?" Tanya Naomi pada sang ayah.

"Ayo ikut saya, saya akan jelaskan dimobil, rumah ini tidak aman," jawab Andre membuat kening Naomi berkerut.

Pria berkepala empat itu mendorong kasar tubuh istrinya lalu berjalan santai menuju sudut ruangan dirumahnya. Tangan Andre telulur mengambil benda kecil berwarna hitam yang berada disana.

"Liat ini, kamera cctv berukuran kecil, siapa yang menaruhnya di seluruh sudut rumah?" Tanya Andre sembari memainkan kamera cctv itu.

"Arka. Anjing," batin Naomi mengumpat.

Andre memutar bola matanya jengah lalu berjalan menuju luar rumah disusul Naomi dibelakangnya namun pergerakan gadis itu terhenti kala sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya.

"Nau, jangan turutin kemauan ayahmu, ibu nggak ma-"

"Bu, Naomi nggapapa, ibu baik-baik dirumah," ucap Naomi memotong perkataan Winda lalu mengecup singkat kedua pipi sang ibu lalu kembali melangkah menyusul ayahnya.

"Mau kemana yah?" Tanya Naomi memasuki mobil berwarna hitam ber-plat B milik ayahnya.

"Ketempat kedua gadis itu disekap," jawab Andre.

Naomi merogoh saku dress-nya mengambil ponsel miliknya, melihat jam. "Jam tiga pagi," ucap Naomi pelan namun masih bisa Andre dengar.

Andre tidak mengindahkan perkataan putrinya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sementara Naomi membuka ruang obrolan lalu mengetikkan sesuatu disana.

Naomi Leviona Danendra

Ka. Gedung tua nomor 48 deket hutan dilantai 3.

— CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS —

"Ra beli makanan gih, laper," ucap Aurel yang duduk disofa panjang ruangan rumah sakit.

"Lo aja gih, mager," jawab Laura menampilkan deretan giginya.

"Gue laper tapi mager yaudah makan angin," kesal Aurel memanyunkan bibirnya kesal.

"Makannya jadi orang jangan mager?!" Kata Laura.

"Apa bedanya sama lo Jubaedah?!" Decak Aurel.

"Jubaedah siapa dah? Nama gue Laura, Rel, bukan Jubaedah, ih lo pikun," ejek Laura mampu membuat Aurel geram.

"Lo-"

"Eh ada Aurel," ucap Yumna yang berada di brankar rumah sakit.

"Iya, ibu udah bangun? Aurel ganggu ya?" Tanya Aurel mendekati tubuh wanita berusia tiga puluh sembilan tahun itu.

"Nggak kok," jawab Yumna tersenyum manis.

Setelah dinyatakan koma selama satu bulan kini Yumna telah sadar dan keadaannya mulai stabil kembali. Wanita itu sadar dari komanya beberapa hari yang lalu, pastinya kabar gembira ini mampu membuat Laura merasa lega dan tidak khawatir akan hal buruk yang akan terjadi pada ibunya.

"Kok Kesya nggak pernah kesini ya?" Tanya Yumna secara tiba-tiba membuat Aurel maupun Laura kicep, tidak ada yang melontarkan jawaban. Mereka sangat enggan untuk membahas tentang Kesya.

Melihat tidak ada jawaban dari kedua gadis didepannya, Yumna serasa paham dengan situasi saat ini kembali bertanya, "kalian ada masalah? Musuhan? Kenapa?"

"N-ngak-"

"Jangan bohong sama ibu," ucap Yumna memotong perkataan Aurel.

"Ya gimana Kesya mau kesini, sedangkan Kesya yang udah sabotase kendaraan ibu," jelas Laura yang mampu membuat kening Yumna berkerut.

"Hah? Kalian pasti salah paham," ujar Yumna menggelengkan kepalanya pelan sementara kedua gadis itu saling pandang bingung.

"Kesya itu anak baik, dia juga sayang sama ibu, nggak mungkin dia lakuin hal itu."

"Tapi nyatanya dia yang udah sabotase bu, itu udah terlihat jelas di video," ujar Laura ngeyel.

"Kalian lebih percaya video yang nggak tau dari siapa daripada sahabat kalian sendiri? Kamu nggak inget Ra? Kalau dari awal Kesya emang niat jahat sama keluarga kita nggak mungkin dulu kamu di tolongin waktu dibully sampe Kesya beliin kamu seragam baru," jelas Yumna.

"Ibu inget waktu itu ibu liat orang pake serba hitam yang di video itu di deket mobil ibu,  ibu nggak curiga, ibu kira itu tukang parkir biasa yang lagi ngecek keadaan sekitar. Ibu nggak tau itu siapa tapi ibu liat sebagian mukanya dan itu bukan Kesya. Kenapa ibu yakin itu bukan Kesya? Yang ibu liat dia itu laki-laki tapi dia bawa kalung. Ibu yakin orang itu sengaja adu domba kalian biar musuhan," lanjut Yumna panjang lebar secara rinci.

"Nggak seharusnya kalian hakimi Kesya tanpa bukti, besok ibu nggak mau tau kalian harus minta maaf sama Kesya, perbaiki semuanya," ujar Yumna.

Laura maupun Aurel saling pandang bingung. "Apa Kesya mau maafin gue?" Batin Aurel risau.

"Gue termasuk orang nggak tau diri ya? Arrghhh Ra kenapa lo emosional banget sih jadi orang?!" Batin Laura.

"Assalamu'alaikum tante," teriak Icha membuka pintu ruangan rumah sakit dengan tangan kanan membawa kantong kresek berisi makanan.

"Wa'alaikumussalam, eh Icha, kesini sendiri?" Tanya Yumna pada gadis berambut pirang itu.

"Iya tan, oh iya gimana keadaannya? Udah mendingan?" Tanya Icha duduk dibrankar rumah sakit tempat Yumna berbaring.

"Alhamdulillah," jawab Yumna tersenyum manis.

"Ini kenapa mukanya pada kusut gini?" Tanya Icha mengerutkan keningnya bertanya-tanya.

"Itu lagi bahas soal Kesya, mereka kira Kesya yang udah sabotase kendaraan tante, tapi nyatanya tante yang liat sendiri kalo itu bukan Kesya, mereka salah paham," jelas Yumna menyelipkan anak-anak rambut Icha kebelakang telinga.

"Emang iya mereka tan, bisanya nuduh tanpa bukti," sindir Icha menohok hati Laura maupun Aurel.

"Oh iya kamu tau dimana Kesya?" Tanya Yumna.

"Nggak tau tan, Kesya sama Clara hilang," ucap Icha.

"HAH!" Kaget ketiga perempuan di ruangan rumah sakit itu.

"Lah kalian berdua 'kan dateng ke acara pertunangan Arka masa nggak tau, KUDET!" Cibir Icha.

"Sudah-sudah lebih baik sekarang kalian pergi cari Kesya, ibu ngapapa disini sendiri, ada suster juga, udah cepetan cari!" Perintah Yumna diangguki ketiga gadis itu.

— CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS —

Mentari pagi menyinari bumi, suara kicauan burung kian terdengar, suasana yang awalnya dingin dan mencekam kini kian berubah menjadi hangat.

Kedua matanya perlahan terbuka, pandangannya buram, Kesya memejapkan matanya beberapa kali berusaha menetralkan penglihatannya. Gadis menggunakan dress berwarna hitam itu bangun lalu memilih posisi duduk.

"Ra," panggil Kesya menggoyang-goyangkan tubuh Clara.

"Heh Wati! Udahan yuk simulasi matinya," ucap Kesya terus menggoyang-goyangkan tubuh Clara.

"Ra? Lo mati?" Tanya Kesya menepuk pelan pipi Clara.

"Yes i will, mas kawinnya nggak usah banyak-banyak cukup saham perusahaan aja udah cukup kok," ucap Clara terkekeh geli dengan mata masih terpejam rapat.

"Ngigo?" Gumam Kesya pelan sembari bergidik ngeri.

"CLARA BANGUNNNNN AYO SAYANG BANGUNNNN!" Teriak Kesya ala Mimi peri mampu membuat Clara terlonjak kaget lalu menoyor kepala Kesya kasar.

"Ganggu aja! Tuh kan gue mau nikah dimimpi nggak jadi, lo sih!" Kesal Clara memanyunkan bibirnya.

"Dih! Udah ayok kita cari jalan keluar," ajak Kesya lalu berjongkok mengisyaratkan Clara untuk naik dipungungnya.

"Gak," tolak Clara cepat

"Heh Munaroh! Lo pikir Lo bisa jalan sempurna? Jalan Lo paling juga kaya kura-kura, pincang lagi! Udah cepetan naik?!"  Desak Kesya lalu Clara mulai naik dipunggung Kesya. Clara mengalungkan tangannya pada leher Kesya. "Maaf ngerepotin," lirih Clara.

Kesya tertegun sejenak, baru kali ini gadis itu mendengar kata maaf dari mulut seorang Clara yang gengsinya setengah mati. Untuk apa Clara meminta maaf? Dia seperti sekarang juga karena menolongnya. "Lo kesurupan setan apa sih Clar?" Tanya Kesya heran.

"Jin tomang, udah ayo jalan, gue laper pengen cogan," ucap Clara.

"Laper makan nasi bukan cogan Marpuah!" Cibir Kesya lalu melangkah maju mencari jalan untuk dapat keluar dari jurang hutan.

"Sya gimana caranya ke atas lagi?" Tanya Clara digendongan Kesya.

Kesya mengalihkan pandangannya kearah kanan melihat atas, kini dua gadis itu berada dibawah, mereka jatuh ke jurang yang begitu curam. "Kalo manjat nggak mungkin juga," batin Kesya bingung.

Clara tersenyum manis, gadis itu mempunyai ide brilian. "LONTONG LONTONGG LONTONG L-LON-TONG!!" Teriak Clara menggelegar sementara Kesya memutar bola matanya malas.

"Tolong bego!" Sinis Kesya lalu menurunkan gadis digendongnya, berat.

"Siapapun tolongin dong, gue nggak mau mati disini huwaaaa!! NGGAK ESTETIK BANGET!" Heboh Clara memukul tanah dengan kedua tangannya.

"Hp gue mati," ucap Kesya lalu kembali memasukkan ponsel pada saku dress-nya.

"Kubur!" Perintah Clara yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kesya.

"WOY LAH ANJRIT TOLONGIN INCES!!! SIAPAPUN YANG BISA TOLONGIN GUE NANTI SEBAGAI IMBALANNYA LO NIKAH SAMA GUE UDAH! LO NGGAK BAKAL NYESEL NIKAH SAMA GUE PALING LO LANGSUNG BANGKRUT! HEH BERDOSAH KAGA ADA YANG NYAUT!" Teriak Clara tidak jelas.

"Mati ya mati udah," pasrah Kesya.

"NDASMU!" Decak Clara.

"Mbak ngapain disitu?" Tanya seseorang dari atas jurang yang entah sedari kapan dia disana dan melihat keberadaan Kesya dan Clara.

Mendengar suara bariton kedua gadis itu sontak mendongak menatap ke asal suara. Senyum merekah itu terbit seketika diawajah kedua gadis itu.

"Lagi arisan pak," jawab Clara asal.

"Tolong pak, kemarin kita jatuh ke jurang ini pak, sekarang kita nggak bisa naik keatas!" Ucap Kesya dengan intonasi tinggi takut jika orang itu tidak mendengarnya.

"Hah? Jatuh? Bhahaha emang jatuh ke jurang tidak seenak jatuh cinta," ucap pria itu tertawa renyah sementara Kesya dan Clara tersenyum kikuk.

"Sudah kalian tunggu disitu, saya cari bantuan dulu," ucap pria itu diangguki oleh Kesya dan Clara.

Tidak memerlukan waktu lama pria itu datang kembali membawa beberapa orang dan tali ditangannya. Pria sepuh itu melemparkan tali tepat Kesya berada.

"Lo bisa naik sendiri gak?" Tanya Kesya tidak peka.

Clara tersenyum penuh arti. "Bisa bangett, TOLOL YA MANA BISA! KAKI GUE AJA SAKIT!" Ucap Clara geram sementara Kesya  cengengesan tidak jelas.

Dengan cekatan Kesya mengikatkan tali pada tangan kanan Clara kemudian Kesya melilitkan tali itu pada pinggangnya. Kesya memerintahkan Clara untuk naik dipungungnya, tanpa penolakan sedikitpun Clara mengiyakan perintah Kesya untuk mempercepat waktu. Merasa siap Kesya mengacungkan jempol sebagai kode pada orang-orang diatas untuk segera menarik kedua gadis itu.

Perlahan tubuh Kesya serta Clara digendongannya memanjat tebing jurang dengan bantuan beberapa orang yang menariknya dari atas yang mampu mempermudah sekaligus memperingan pergerakannya untuk sampai diatas.

"TARIK, TARIK SISS!!" Pandu pria tadi dengan semangat membara.

"GANDUL!" Jawab beberapa orang disamping pria itu yang membantu menarik tubuh Kesya untuk sampai di atas.

"Ih bapak GUOBLOK! Semongko pak!" Protes Clara.

"AYO TARIK!! DIKIT LAGI?!" Ucap salah satu orang itu.

"SATU DUA TARIK! SATU DUA TIG—TARIKKKK!" Pandu pria sepuh itu.

"Alhamdulillah," ucap mereka bersamaan kala Kesya maupun Clara berhasil diangkat dari jurang yang cukup curam.

Kesya melepaskan tali dari pinggangnya lalu melepaskannya juga dari tangan Clara. Gadis mengenakan dress berwarna hitam itu memijat pelipisnya yang terasa berdenyut lara.

"M-makasih pak, makasih semua," ucap Kesya dengan pandangan sedikit kabur dan berusaha menetralkan penglihatan untuk kembali jernih.

"Sama-sama mba, lain kali jangan main ditepi jurang takut jatuh lagi. Jatuh ke jurang nggak seindah jatuh cinta mbak," ucap pria sepuh berkepala lima itu.

"Ini aki-aki perandaiannya jatuh cinta mulu, wahhh sugar grandfather nih. Sabi kali ya gue jadi lonte buat ini aki-aki, emmmmh pas banget ya kann banyak novel terbit dari pada ngepet butuh temen mending ini modal gombal doang beuhhh langsung klepek-klepek," batin Clara bersorak gembira

"Iya mas kakek jad— mmph," ucapan Clara terpotong saat Kesya membekap mulutnya lalu memandang gadis berambut sebahu itu tajam.

"Iya pak, makasih sekali lagi. Nggak ngulangin kok pak main ditepi jurang paling besok ditengah laut," ucap Kesya tersenyum manis.

"Bercanda. Intinya makasih buat kalian para bapakk, mas, waria— eh," lanjut Kesya membekap mulutnya lalu tertawa renyah disusul semua insan didekat gadis itu.

"Iya mbak, kita permisi," pamit pria sepuh itu disusul orang-orang yang dia bawa tadi.

Clara menepis kasar tangan Kesya dari mulutnya lalu memandang gadis disampingnya tajam. "Pait!"

Gadis dengan dress berwarna hitam itu tidak mengindahkan perkataan Clara, gadis itu bangkit lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Clara berdiri. "Bisa gak?" Tanya Kesya diangguki oleh Clara.

Dari kejauhan terdapat dua laki-laki yang samar-samar melihat Kesya dan Clara diseberang jalan.

"Itu mantan gue bukan?" Tanya Arka pada Andra sembari menunjuk kedua gadis diseberang jalan.

"Iya," jawab Andra mantap.

Kedua laki-laki itu tersenyum lega, dua gadis yang mereka cari dari kemarin kini berada dihadapannya dengan keadaan selamat walaupun terlihat kacau.

"KESYA!" Panggil Arka menggelegar sembari melambaikan tangannya dengan senyum merekah indah.

Merasa namanya dipanggil gadis itu menoleh kearah asal suara, lengkungan indah itu terbit dengan sendirinya di bibir Kesya.

Dengan hati-hati Kesya menuntun Clara untuk bisa menyebrangi jalan, gadis itu melihat kanan-kiri melihat kendaraan yang melintas. Melihat lampu merah dengan cepat Kesya menyebrang di zebra cross.

Sesampainya ditepi jalan, Kesya melambaikan tangannya pada dua laki-laki yang berada tidak terlalu jauh dari dirinya berada, sementara Clara termenung memikirkan hal yang kurang, ada yang aneh. "Apa yang ilang ya?" Gumam Clara

Gadis mengenakan dress berwarna nude itu meraba-raba tubuhnya seperti ada yang janggal, tangan Clara kini telulur meraba lehernya, benar saja ada yang hilang. "Loh kalung gue kemana?" Tanya Clara pada diri sendiri.

Kedua retina elang Clara berhasil menangkap keberadaan kalung bunga matahari yang dia cari tadi, benda itu jatuh tidak jauh dari dirinya berada. Saat ini lampu merah, karena keadaan kakinya sudah sedikit bisa digerakkan gadis itu berjalan dengan langkah tertatih lalu mengambil kalungnya lalu memakainya.

Pandangan Kesya beralih pada Clara yang saat ini tidak berada dibelakangnya, gadis itu memutar bola matanya jengah kala melihat Clara berada dipinggir jalan namun sudah memasuki jalur kendaraan. Dari arah berlawanan terdapat satu buah mobil berwarna hitam dengan laju sangat cepat dan ugal-ugalan menerobos lampu merah.

"CLARA AWAS!" Teriak Kesya menggelegar membuat Clara mendongak. Kedua mata gadis itu membulat sempurna kala sebuah mobil dengan laju tinggi semakin dekat dengannya.

Kesya, gadis itu berlari mendekati tubuh Clara memeluk tubuh gadis itu mbiarkan mobil menghantam tubuhnya.

BRAK

Kecelakaan tabrak lari tidak bisa dihindari lagi, mobil itu berhasil mengenai tubuh Clara, hanya separuhnya saja karena tubuh gadis itu dilindungi oleh tubuh Kesya, Clara terhempas tiga meter dari tempat kejadian. Kepala gadis itu membentur pembatas jalan dengan keras menyebabkan banyak darah keluar dari kepalanya.

Sementara Kesya, gadis itu terpental sejauh sepuluh meter dari tempat kejadian, tubuhnya terguling dijalanan, darah segar mengalir dari kepala, hidung bahkan gadis itu sampai memutahkan darah yang begitu banyak.

"KESYA!"

"ARA!"

— CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS —

Hai haha

Author sudah kabulkan mereka selamat dari jurang 😊

Apa kalian ingin Kesya bahagia?

Gimana part ini?

Lah gantung. Aku takut kepanjangan terus kalian bosen jadinya ya gantung 🤰

Skuy lah 1k vote+ 5k comment lagi🤓

Kalau belum tercapai ya.... Seperti biasa fren🥰 Nggak canda🤰

Kalau misalkan aku buat cerita tadi tokoh yang ada disini kalian mau siapa?

Andra&Aurel?☞

Clara&Gibran?☞

Nathan&Icha?☞

Satria& Laura?☞

Yang minta grup 'CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS' di WhatsApp aja lah ya🥰

Yang mau gabung ada syaratnya:

1. Umur 13+ (yaaa 12 mau 13 ya gpp tapi klo 11- BIG NO 😭)
2. Baca cerita ini
3. Mau nimbrung
4. Follow ig: @writersyi_
@syvayul_
@akun all Rp.
5. Nggak punya ig follow akun WP ini aja(gak maksa)
6. Nggak usah di ss. Aku percaya kalian🤓

Link ☞

Nggak bisa disalin? Cek di bio Wp ya🥰
Aku tunggu kedatangan kalian😍

Kalau banyak yang minta di Telegram, insyaallah aku buat, tapi takut ga ada yang gabung 😭🤙🏻

Spam Next ☞

Follow akun:

Tik-tok: @syvayul24
Instagram: @syvayul_
Instagram cerita Wattpad: @writersyi_
Twiter: @WattpadSyi

Kalau ngga bisa gabung bisa DM IG aku ya, nnti aku share link nya.
Anak yang masuk GC pastinya bakal kena spoiler duluan buat chap selanjutnya 😘💘

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 445K 81
[TELAH DITERBITKAN]Nikah sama musuh sendiri? Mendingan gua loncat dari pohon toge dah
12.5K 2.5K 15
Seorang spesies Siren bernama Aruna, salah satu makhluk kecil dari kalangan mereka yang mencoba untuk naik ke daratan karena selalu penasaran oleh ce...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

933K 52.2K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
LABASA By ainii❕

Teen Fiction

3.5K 541 12
[SEBELUM BACA HARAP FOLLOW 🥑] Dari sekian banyaknya permintaan, hanya satu yang tak terkabul, yakni mem-posisikan masalalu menjadi masa depan. Miri...