𝐓𝐄𝐍𝐆𝐊𝐔 𝐈𝐊𝐌𝐀𝐋 𝐇𝐀�...

By utieyab

405K 19.2K 417

( 𝓒𝓸𝓶𝓹𝓵𝓮𝓽𝓮 𝓢𝓽𝓸𝓻𝔂 ) ( 𝓑𝓸𝓸𝓴 2 ) RANKING NO 3 ACTION 🏅 RANKING NO 1 DINGIN🏅 Tengku Ikmal Haki... More

Prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
lapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
tiga belas
empat belas
lima belas
enam belas
tujuh belas
lapan belas
sembilan belas
dua puluh
dua puluh satu
dua puluh dua
dua puluh tiga
dua puluh empat
dua puluh lima
dua puluh enam
dua puluh tujuh
dua puluh lapan
dua puluh sembilan
tiga puluh
tiga puluh satu
tiga puluh dua
tiga puluh tiga
tiga puluh empat
tiga puluh lima
tiga puluh enam
tiga puluh tujuh
tiga puluh lapan
tiga puluh sembilan
empat puluh
empat puluh satu
empat puluh dua
empat puluh tiga
empat puluh empat
empat puluh lima
empat puluh enam
empat puluh tujuh
empat puluh lapan
empat puluh sembilan
lima puluh
lima puluh satu
lima puluh dua
lima puluh tiga
lima puluh empat
lima puluh lima
lima puluh enam
lima puluh tujuh
lima puluh lapan
TAMAT

tujuh

6.5K 391 8
By utieyab

"Putri!"

Bang! Bang!

"Argh!!"

"No!"

Putri Amelia terkejut begitu juga dengan yang lain. Tubuh Tengku Atilia yang memeluk tubuhnya dilihat dengan pandangan sayu.

Tengku Atilia menahan kesakitan di belakang tubuhnya yang ditembak oleh pihak musuh. Putri Qhaisara dan yang lain sudah berasa marah. Lantas Putri Qhaisara melepaskan tembakan kepada lelaki yang menembak Tengku Atilia.

Bang! Bang!

"Argh!!"

Mereka yang lain berlari anak menuju ke tempat Tengku Atilia dan Putri Amelia. Kepala Tengku Atilia diletakkan di atas riba Putri Amelia.

"Lia? Lia jangan tutup mata." ujar Putri Qhaisara kepadanya. Gadis itu tidak mengeluarkan suara. Terasa sakit ditubuh belakangnya.

Hande, Merlyn dan Riana melindungi mereka daripada pihak musuh. Jika nak dibandingkan jumlah mereka sikit dan jumlah pihak musuh pula ramai. Tambahan pula, mereka perempuan.

"Ibu, ayah mana? Call mereka, bu." ujar Putri Amelia dengan airmata berlinangan. Putri Qhaisara mencari telefon bimbitnya lalu nama Tengku Irfansyah dicari dan dihubungi. Selepas berapa saat, panggilan tersebut dijawab.

"Ye, sayang?"

"Abang! Abang pulang cepat! Kami kena serang! Tolong datang cepat, abang." kata Putri Qhaisara cemas. Dia lihat Tengku Atilia sudah tidak dapat tahan lagi.

"What? Sayang okey tak? Tunggu kami sampai. Korang bertahan. Cari tempat untuk berlindung."

"Cepat, abang." kata Putri lalu panggilan dimatikan olehnya sendiri. Pipi Tengku Atilia ditepuk perlahan-lahan.

"Lia kena bertahan tau." ujarnya sambil menggengam erat tangan gadis itu.

"Akak Putri. Sakit." adunya kepada Putri Qhaisara.

Bang! Bang!

"Argh!!"

"Hande!"

Hande jatuh terduduk. Kakinya sebelah kanan ditembak oleh pihak musuh. Merlyn memandang tajam kearah lelaki yang menembak Hande.

"Kau sial! Memang nak kena ah!" marah Merlyn lalu menembak dahi lelaki tersebut sebanyak 3 kali.

Bang! Bang! Bang!

"Merlyn, ditepi kau!" jerit Riana lantang. Belum sempat Merlyn menoleh ketepi, dia sudah ditembak sebanyak 2 kali.

Bang! Bang!

"Merlyn!"

"Argh!!"

Bahunya dipegang menggunakan telapak tangannya. Darah yang membuak-buak keluar dipandang dengan kosong. Pistol di tangannya automatik terlepas dari genggamannya.

Hanya tinggal Putri Qhaisara, Putri Amelia dan Riana sahaja lagi yang belum cedera. Ketiga-tiga gadis itu sudah buntu. Mereka berharap agar Tengku Irfansyah dan yang lain datang dengan cepat.

Riana berlari anak menuju kearah Putri Qhaisara dan Putri Amelia. Tapi, malang bagi dirinya. Tubuhnya ditembak dari belakang.

Bang!

"Argh!"

"Riana!"

"Aunty Ria!"

Jerit Putri Qhaisara dan Putri Amelia serentak. Airmata mereka berdua sudah mengalir dengan deras. Kesemua gadis yang cedera akibat ditembak dipandang dengan pandangan sayu.

Dua orang lelaki yang berbadan sasa menuju kearah mereka berdua. Putri Qhaisara mencari pistolnya yang hilang. Putri Amelia pula sudah menyorok di belakang ibunya kerana ibunya sendiri yang menyuruhnya agar menyorok di belakangnya.

Matanya meliar mencari pistol. Baru sahaja dia ingin mengambilnya, pistol tersebut disepak oleh lelaki yang berbadan sasa di hadapan mereka berdua.

'Ya Allah, kau lindungi lah kami.' doa Putri Qhaisara di dalam hati.

"Ibu." kata Putri Amelia dengan takut. Putri Qhaisara dapat merasakan tubuh anak gadisnya menggigil habis.

"Korang nak apa hah? Kami takde kacau koranglah!" tengking Putri Qhaisara berani. Wajahnya sudah berubah menjadi merah kerana marah.

Pang!

"Ibu!"

Pipi Putri Qhaisara ditampar kuat oleh lelaki tersebut. Putri Amelia sudah tidak dapat tahan ibunya diperlakukan seperti itu. Begitu juga dengan yang lain. Dia sudah tidak sanggup lagi.

Putri Amelia menggenggam tangan berbentuk penumbuk. Matanya dipejamkan sebelum dibuka. Warna matanya yang berwarna coklat sudah bertukar menjadi hitam pekat.

"Berani kau sentuh ibu aku?"

Putri Qhaisara terkejut. Dia sudah menelan air liur dengan kasar. Dia memusingkan tubuhnya secara perlahan-lahan kearah belakang. Dan tekaanya tidak salah.

'No! Bukan kali ini.'

Continue Reading

You'll Also Like

467K 23.1K 93
[|2019/ 2020|] Satu keluarga yang melanggar peraturan yang telah di atur. Disebabkan takut perkara buruk berlaku, Tengku Kamil terpaksa berpisah deng...
50.6K 2.7K 39
[ Book 1] Tiada apa yang sempurna pada diri aku . Aku hanyalah seorang wanita yang biasa . Aku dibesarkan oleh makcik dan pak cik aku kerana kedua...
3.3K 516 74
Siapa sangka lelaki beku seperti Ferhat Aslan Lucas boleh jatuh cinta? Jatuh cinta pula pada cucu kepada musuh keluarganya. Keluarga yang membunuh or...
154K 9.9K 54
[The Pattenson Family Finale Series] Hubungan yang dulunya sentiasa baik tanpa salah faham mahupun selingkuhan, kini berubah setelah tiga tahun hubun...