Happy reading
"Sya"
Merasa namanya dipanggil Kesya menoleh kearah suara. Gadis itu mengerutkan keningnya bingung.
"Mau apa Icha Icha hotahe?" ucap Arka. Icha menatapnya tajam
"Hehe canda kak," ujar Arka tersenyum kikuk
"Ikut gue, gue mau ngomong berdua penting!"
"Ngomong disini aja kak gue bisa dipercaya kok," ucap Arka memejapkan matanya beberapa kali
"Urusan cewek!"
"Ya udah gue cosplay aja jadi nenek Tapasya," tungkas Arka ngawur
Icha berdecih pelan. "Gue tunggu ditaman belakang sekolah"
Kesya mengikutinya, Arka hendak menyusul namun Kesya mengisyaratkan laki-laki itu untuk tidak mengikutinya.
Keadaan taman saat ini sepi hanya ada mereka berdua disana. "Gue ngga suka basa-basi," ucap Kesya memperingatkan untuk kakak kelasnya itu tidak bertele-tele
"Lo suka sama Nathan?"
Satu kalimat itu mampu membuat kening Kesya berkerut bingung. Apa maksudnya?
"Kenapa diem?" Tanya Icha mendekati tubuh Kesya
"Kalo lo diem berarti iya, gue tau lo lagi deket sama Nathan tapi Arka juga lagi usaha deketin lo"
"Terus?" Ucap Kesya memandang Icha dengan tatapan bingung
"Kalo lo emang suka sama Nathan jauhin Arka dan sebaliknya," ucap Icha penuh penekan
"Stop jadi beban pikiran Nathan, dia udah cukup kacau jangan lo tambah beban dia," tutur Icha lalu melenggang pergi
Gadis itu memutuskan untuk kembali memasuki area sekolah dan menuju parkiran. Terlihat Arka duduk di motor miliknya penglihatan laki-laki itu fokus pada ponsel miliknya.
"Udah selesai arisannya? Lama bener gosipin apa aja lo? Berapa banyak dosa yang lo dapet dalam 15menit yang lalu," ucap Arka mengintrogasi gadis didepannya itu berjalan memutari Kesya membuat gadis itu tambah pusing dibuatnya
"Lo-"
"Bentar," ucap Arka memotong perkataan gadis itu dan meraih sebuah amplop hitam yang tertempel ditas ransel milik Kesya
"Lagi?" Ucap Kesya meraih amplop hitam itu dari tangan Arka
"Get away from him"
"Eits jangan dibuang," ucap Arka menghentikan Kesya saat akan membuangnya ke tempat sampah. Laki-laki itu mengambil alih amplop dan menemukan amplop merah didalamnya
Arka membukanya dan terkejut melihat foto mereka bertiga saat dipasar malam. Wajah Kesya dicoret dengan spidol warna merah
"Dia maling foto Kas?!" Ucap Arka histeris
"Hah?"
"Ini foto itu cuma ada di hp gue sama nutrijel, gue ngga post di media sosial," ucap Arka dengan wajah bingung begitupun dengan Kesya. Arka membalik foto tersebut dan tertulis jelas perintah untuk Kesya menjauhi Arka dan Nathan
"Jauh-jauh lo!" Ucap Arka mengisyaratkan gadis itu untuk mundur beberapa langkah
"Done, tuh Kesya udah berjarak dua meter dari gue cukup jauh kan!?" Ucap Arka. Kesya memutar bola matanya jengah ditempatnya
"Yok kas kita pulang, anak kita udah nungguin dirumah kasian sendirian," ucap Arka senyum-senyum sendiri. Kesya berdigik ngeri ditempatnya.
"Semua teror ada hubungannya sama ayah Kesya gak sih? Atau musuh Kesya?" Batin Arka bertanya-tanya.
Motor Arka melaju normal menikmati udara sore, melihat pemandangan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Arka melihat kaca spion menampilkan wajah gadis yang diboncengnya sedang melamun, mungkin dia memikirkan soal teror itu.
"Kas jangan terlalu dipikir, mungkin itu orang ngga ada kerjaan," ucap Arka sedikit menenangkan gadis itu
"Lo ngrasa ada yang ngikutin?" Tanya Kesya
"Ada"
"Apa?"
"Cinta kita," ucap Arka lalu tertawa penuh kebahagiaan. Kesya memukul bahu laki-laki itu. "Serius!"
Arka terkekeh kecil lalu melihat kaca spion menampilkan laki-laki serba hitam yang mengikuti mereka, Arka melaju dengan kecepatan yang dia tambah serta berbelok-belok untuk mengecoh laki-laki itu namun benar saja dia memang mengikuti Arka.
"Yang pake serba hitam," ucap Kesya lirih
"Positif thinking aja, mungkin begal" ucap Arka yang mampu menyulut emosi Kesya. Gadis itu memukul kepala Arka walau percuma
"Bhahaha aduh kok ngga sakit ya," ujar Arka
-CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS-
"Sya udah berapa kali gue bilang jangan deket sama Arka?!" Ucap Galaksi yang sedang duduk di kursi ruang tengah menonton TV
Kesya tidak menjawabnya. "Sya, lo bilang lo ngga suka terus apa susahnya?"
"Kak-"
"Apa? Tolong Sya itu buat kebaikan lo sendiri?!" Ucap Galaksi dengan nada semakin meninggi
"Gue capek mau istirahat," ucap Kesya lemah. Kakinya melangkah menuju kamarnya namun tangan gadis itu dicekat kuat oleh Galaksi
"Janji sama gue jangan deket sama Arka lagi," ucap Galaksi merangkup wajah adiknya itu
Kesya menepis tangan Galaksi membuat sang empu bingung. "Kenapa lo kekeh banget pengen gue jauhin dia?"
"Ya karena dia ngga pantes buat lo, dia ngga baik buat lo, dia bawa pengaruh buruk buat lo," ucap Galaksi memberi pengertian kepada adiknya
"Seriously?"
"Lo belum lama kenal sama dia tapi lo udah berprasangka buruk?" Lanjut Kesya
"Ya udah keliatan dari muka sama tingkahnya yang ngga jelas," tutur Galaksi
"Kak alasan lo ngga masuk akal, kalo lo disuruh ayah bilang aja disuruh ayah jangan alasan lain!"
"Gue cuma ngga mau lo kenapa-napa Sya," ujar Galaksi
"Ya gue tau, tapi lama-lama sifat lo sama kaya ayah"
"Sya gue cuma minta lo jauhin Arka bisa?"
"NGGA!"
Plakkkk
Kesya memegang pipi kanannya yang terasa panas akibat tamparan dari Galaksi. Gadis itu tersenyum miris. "Lo tampar gue cuma gara-gara hal sepele?"
"S-sya gue minta maaf, g-gue" ucap Galaksi gugup dia merasa bersalah pada adiknya kenapa dia harus main kasar.
"Gue rasa lo akhir-akhir ini beda," ucap Kesya dengan mata berkaca-kaca.
"Lo sama kaya ayah yang selalu kekang gue dan bohong sama gue!"
"Maksud lo apa?!"
Kesya berdecih menghapus air matanya. "Lo bohong lo ngga kenal sama Clara, tapi nyatanya?"
"Gue emang ngga kenal sama dia sebelum gue pertukaran pelajar," ucap Galaksi mengeles
"LO BOHONG, LO UDAH KENAL LAMA, MANA ADA ORANG NGGA KENAL PELUKAN DI MALL!" Ucap Kesya dengan nada tinggi, dia kecewa dengan sikap Galaksi yang berbohong padanya, Kesya tidak tau apa alasan Galaksi tidak jujur
"S–sya–"
"Apa?! Omong kosong," ucapnya lalu menaiki tangga membuka pintu kamar dan menutupnya keras.
"Maafin gue Sya"
Gadis itu membanting tubuhnya dikasur, mengapa masalahnya semakin rumit, teka-teki sulit ditebak, teror terus berdatangan, dia hanya ingin hidup tenang apa itu tidak bisa?
Kesya berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh muka, dia belum berniat untuk mandi. Gadis itu terkejut nafasnya tercekat jantungnya berdetak kencang tubuhnya bergetar kuat
"JAUHI ARKA!!!"
Tulisan itu terpampang jelas dan besar berwarna merah dikaca kamar mandi miliknya, ini aneh menurut Kesya. Pintu kamar selalu dia kunci dan kuncinya selalu dia bawa didalam tasnya.
Gadis itu keluar dan melihat sekitar tidak ada jendela yang terbuka lalu bagaimana peneror itu bisa menulis dikaca kamar mandi? Tidak ada yang mempunyai kunci cadangan kecuali pembantu rumah Effendi
Kesya berjalan menuruni tangga mencari pembantunya dan berharap pembantunya belum pulang.
"Bi," panggil Kesya yang menemukan bi Ijah masih berada didapur
"Iya kenapa kak?" Jawab bi Ijah yang sedang mencuci piring
"Kunci cadangan kamar kakak ada di bibi?" Tanya Kesya mendekati tubuh bi Ijah
"Iya ada di bibi kenapa?"
"Tadi bibi masuk kamar Kesya?" Tanya Kesya membantu bi Ijah membereskan piring ke rak
"Engga kak," jawabnya singkat
"Ada yang minta kunci kamar Kesya sama bibi?"
"Engga juga"
"Ya udah makasih bi," ucap Kesya walau dia belum puas dengan jawaban bi Ijah namun Kesya tidak mau mengganggu pekerjaan bi Ijah.
Kesya merebahkan tubuhnya di kasur membuka laptop miliknya untuk menonton drama Indonesia 'pertaruhan'. Gadis itu menonton dengan rileks memakan beberapa cemilan yang dia ambil didapur tadi, sesekali dia meneteskan air mata karena terharu dengan film itu.
Tok tok tok
Suara ketukan terdengar jelas namun ketukan itu bukan dari pintu kamarnya melainkan dari jendela kaca kamarnya, Kesya melihat bayangan laki-laki dengan sigap gadis itu mengambil sapu untuk memukul laki-laki itu. Perlahan Kesya mendekati kaca membukanya perlahan.
"Eeeee gue bukan maling," ucap laki-laki itu menahan sapu yang sudah siap Kesya layangkan padanya
Kesya melihat bawah tidak ada tangga lalu bagaimana laki-laki ini bisa sampai dibalkon kamarnya. "Gue terbang Sya," ucap Arka memecah lamunan gadis itu
"Ngapain?" Tanya Kesya singkat
"Ketemu kulkas batu twinsnya Elsa," ucap Arka memamerkan deretan giginya
Kesya memilih duduk di kursi balkon kamarnya, Arka mengikuti untuk duduk dikursi samping gadis itu duduk.
"Sya are you okay?" Tanya Arka memastikan
"Ok" jawabnya singkat
Arka meraih pergelangan tangan Kesya dan menggenggamnya erat, gadis itu terkejut melihat perlakuan Arka padanya. Lagi-lagi jantungnya berdetak kencang
"Lo bohong cantik," ucap Arka lembut lalu menoel lembut hidung gadis itu
"Lo habis ribut kan sama kak Galaksi?"
"Kok lo-"
"I'm sorry, gara-gara gue lo jadi ribut sama kak Galaksi," ucap Arka masih pada posisi awal
"Bukan salah lo," ucap Kesya menarik tangannya dari genggaman laki-laki didepannya
Arka menggela nafas kasar. "Gue juga seorang kakak, gue pasti bakal jaga adik gue, jadi gue maklum kalo sifat Galaksi posesif"
"Tapi seorang Arka Mahendra Stevenson tidak pernah menyerah," ucapnya lantang lalu berdiri. Kesya mengerutkan keningnya bingung, tingkah apa lagi yang akan laki-laki itu perbuat
"Gitar ku petik
bass ku betot
hai abang ganteng
bismillah headshot dapetin adeknya" ucap Arka lalu tertawa keras penuh kemenangan. Kesya ditempatnya tersenyum tipis
Tok tok tok
"Sya lo lagi sama siapa?" Tanya Galaksi dari luar kamar gadis itu yang mendengar suara laki-laki dikamar adiknya
"Sendiri"
"Masa sih!? Tadi gue denger suara laki-laki" ucap Galaksi curiga
"Film" jawabnya singkat.
"Oke," ucap Galaksi laku beranjak pergi
"Lo ngapain si? Minggir?!" Ucap Kesya risih dengan Arka yang bersembunyi di belakang punggungnya
"Ya takut ketauan kak Galaksi ntar gue dijadiin rempeyek?!" Ucap Arka lalu menutup hidungnya
"Kenapa?" Tanya Kesya mengangkat alisnya
"Bau"
"Jangan bilang lo belum mandi?!" Ucap Arka sedikit menjauh dari gadis itu, Kesya terseyum kikuk ditempatnya, memang dirinya belum ada niatan untuk mandi. Dia mager!
"Tapi tunggu, ngga mungkin bau badan lo baunya nyengat banget," ucap Arka. Laki-laki itu berjalan mencari asal bau menyengat itu sampai langkahnya terhenti ketika retina matanya melihat satu bungkus kardus dilapisi kertas kado tergeletak dilantai balkon kamar
Arka membawanya dan menyerahkan bungkus kardus itu pada Kesya. Tangan gadis itu membukanya perlahan.
Bukkk
Kesya melempar kardus itu kesembarang tempat, mata gadis itu memanas, nafasnya tidak beraturan. Arka yang melihatnya memerintahkan Kesya untuk duduk menenangkan diri sementara dirinya membersihkan bangkai tikus yang terlihat baru mati kedalam kardus tadi.
Setelah Kesya sudah sedikit tenang Arka memberikan sepucuk surat yang berada didalam kardus tadi. Gadis itu menerimanya lalu membaca surat itu
"I want you to feel what I'm feeling"
"Gue mau lo ngerasain apa yang gue rasain" tutur Arka mentransletkan tulisan dikertas itu
"Sya makin kesini makin aneh aja?! Itu orang gabudnya setiap detik kayaknya," ujar Arka
Arka melihat wajah Kesya yang datar, dingin namun tersirat ketakutan disana, hanya saja Kesya menutupi semua itu.
"Sya lo boleh cerita tentang masalah lo, kesedihan, dan ketakutan lo sama gue, tumpahin semua sama gue Sya"
"Thanks," jawabnya singkat
"Lo harus pilih gue sebagai orang pertama yang dengerin semua keluh kesah lo tapi lo boleh milih siapapun yang bisa ajak lo bahagia," ucapnya dengan senyum merekah
"Walaupun bukan itu gue," batinya
-Crazy Ketos Vs Ice Waketos-
Jangan lupa vote+Comment
Spam Next☞
Hai aku ada open Rp nih, yang minat bisa DM Instagram aku @syvayul_ atau @writersyi_
See you ❤️