Mereka melanjutkan memakan makanan mereka tanpa ada yang berbicara hingga keheningan itu dipecahkan oleh notifikasi dari salah satu ponsel mereka.
ting
Bunyi hp salah satu dari mereka memecahkan keheningan mereka.
"hp sapa tu" tanya Gibran
"gua"
Vino langsung melihat notifikasi yang muncul ternyata itu pesan dari Queen. Bibir Vino langung terangkat keatas melihat notifikasi tersebut. Teman teman Vino yang melihat Vino tersenyum langsung membulatkan matanya pasalnya Vino jarang tersenyum bahkan hampir tidak pernah tersenyum bisa tersenyum hanya karena notifikasi.
bby✨❤
vino
queen
sayang
bby
honeyy
kamu dimana
sayangg
sayang aku kangenn
kamu ada dimana
kenapa ga sekolah
kamu sakit?
atau kecapean?
bby
by
queen
maaf ya sayang aku sekarang lagi ada dikantor jadi hpnya aku kasih sekertarisku
Vino langsung memencet tombol panggilan untuk menelfon Queen.
bby✨❤
tut...tut...tut...
berdering....
"maaf ya aku tadi gak ngabarin kamu dulu" ucap Queen terdengar menyesal
"iya gapapa ko sayang,kamu jangan kecapean"
"iya kamu lagi apa sekarang"
"makan dikantin sama temen temen"
"ada temen temen aku juga?"
"iya kenapa?"
"ngga nanya doang"
"kamu masih ada kerjaan ga"
"tinggal dikit cuma tanda tangan buat beberapa berkas habis itu selesai"
"kerumah yuk"
"rumah kita?"
"iya rumah siapa lagi"
"tap-"
"ayolahh kamu gak kangen sama aku?kamu gak sayang sama aku?kamu mau aku sedih?kamu mau aku nangis?kamu gak lagi cari cowo baru kan?liat aja nanti kalo kamu berani cari cowo baru aku hajar abis abisan tu cowo" cerocos Vino panjang lebar
"ga gitu sayang"
"terus gimana bilang aja kamu ga mau ketemu sama aku" ucap Vino datar
"aku harus izin gimana ke abang aku"
"bilang aja sibuk apa susanya sih" kesal Vino
"oke"
"yaudah kamu aku jemput sekarang"
"tapi ini masih jam sekolah vin"
"bodo yang jelas aku jemput kamu sekarang juga titik no debat no bacot"
tut tut tut
Setelah perbincangan ditelephone dengan Queen Vino baru sadar kalau dia menjadi pusat perhatian semua orang dikantin dia langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar lagi dan langsung beranjak dari duduknya.
"bilang sama guru gua izin balik duluan" ucap Vino datar
"i-iya" ucap Gibran terbata bata
"i-itu beneran Vino" tanya Mei heran pasalnya ia tidak pernah mendengan Vino berbicara panjang
"iyaa"
"buset bucin banget dia njrr" seru Lina
"ga nyangka gua Vino bisa ngomong panjang gitu
rekor baru ini sih" ucap Gibran sambil menggeleng gelengkan kepala
"secantik apa sih cewe Vino sampe kulkas kaya Vino bisa bucin kaya gitu cantik banget kali ya" ucap Mei sambil membayangkan wajah pacar Vino
"padahal dia ga pernah deket sama cewe tau tau udah ada cewe aja" ucap Kenzo
"iya dulu dia pernah bilang ga mau pacaran kan" saut Sam datar
"jadi si Vino ga pernah pacaran gitu?" tanya Lina
"iya"
"tapi dia bucin banget tadi loh dan kalian denger ga tadi dia bilang kamu mau aku nangis? berarti si Vino pernah nangis didepan cewenya dong" tebak Zia namun dengan nada datar
"eh iya ya gua ko ga kepekiran ampe situ si" ucap Gibran
pletak
Kenzo menjitak kepala Gibran "otak lu mana nyampe" ucapnya terkekeh
"terus gua gblk gitu?" tanya Gibran
"gua ga bilang lu gitu kalo lu merasa yaudah" jawab Kenzo santai
"bgst" umpat Gibran karena berhasil dikerjai
Semuanya tertawa lepas melihat Gibran yang dipojokkan dan selalu dinistai.
***
Gua sekarang lagi ada dikantin sama sahabat gua dan juga sahabat Queen karena kita satu meja.
Gua pusing mikirin Queen kenapa dia gak sekolah. Yang terlitas dibenak gua itu dia sakit karena kecapean tapi kalo dia sakit dia pasti ngabarin gua ini ngga dia gak ngabarin gua samsek ya gua pusing lah.
Dan tiba tiba ada ada salah satu dari temen Queen nanya tentang Queen sama twins ya gua dengerin baik baiklah orang gua juga kepikiran sama Queen. Ternyata setelah ditelfon Queen lagi meating dikantor daddynya makanya dia gak sekolah dan yang ngangkat telfon dia tadi itu sekertarisnya.
Gak lama gua dapet notif dan itu dari Queen gua langsung seneng dong siapa si yang gak seneng kalo dikabarin sama doi wkwkw. karena gua kangen sama dia tanpa pikir panjang gua langsung telfon dia lah.
Gua ga sadar kalo gua dari tadi udah jadi pusat perhatian karena gua yang tiba tiba senyum dan ngomong panjang lebar. Setelah gua telfonan sama Queen gua baru sadar kalo semua orang menatap tak percaya ke arah gua. Gua langsung rubah raut wajah gua jadi datar lagi dan langsung pergi dari sana buat jemput Queen.
Gua lari keparkiran tanpa ngehirauin tatapan memuja dari murid murid yang lain. Setelah gua sampai diparkiran gua langsung tancap gas kekantor daddy Queen. Gua nungguin dia didepan lobby tanpa turun dari motor gua dan gua juga ga ngelepas helm gua biar ga ada yang tau muka gua karena gua masih make seragam tapi seragam gua udah ketutup sama jaket gua.
Gak lama Queen dateng dari arah dalam dengan menggunakan pakaian formal dan diikuti oleh beberapa rekan kerjanya dan sekertarisnya.
"senang bekerja sama dengan anda nona" ucap salah satu klien sambil menjabat tangan Queen
"trima kasih" jawab Queen sambil membalas jabatan tangannya
"apaan coba pake pegang pegang" batin gua
"ehem"
"kamu udah nyampe dari kapan"
"tadi"
"why?"
"je vraagt me waarom?" (kamu tanya aku kenapa?)
"iya" jawabnya polos
gua langsung buka helm gua tapi gua tetep ga turun dari motor "wat doe je hand in hand met hem?" (kamu ngapain pegangan tangan sama dia?)
"hij is gewoon mijn collega, je bent echt niet jaloers op mijn collega gelijk?" ucap Queen (dia hanya rekan kerjaku,tidak mungkin kamu cemburu dengan rekan kerjaku bukan?)
gua menghela nafas panjang "laat maar, laten we naar huis gaan" (sudahlah ayo kita pulang)
"nona apakah dia kekasih anda"
"hm"
"kalian terlihat sangat serasi"
"trima kasih,kalau begitu saya permisi dulu"
"baik,semoga kita bisa berkerjasama lagi dikemudian hari nona"
"tentu"
Queen langsung naik keatas boncengan motor gua dan meluk gua dari belakang tanpa perlu gua suruh. Hal itu bikin gua senyum,walaupun itu cuma hal kecil tapi gua ngerasa bahagia. Gua langsung menjalankan motor gua menjauh dari kantor daddy queen. Saat diperjalanan Queen memper'erat pelukannya dan menidurkan kepalanya pada punggung gua.
Setibanya dimansion qua markirin motor dan langsung masuk kedalam mansion tanpa ngehirauin Queen yang tertinggal. Gua masuk kekamar dan langsung mandi karena gua ngerasa gerah banget. Saat gua keluar gua liat Queen yang lagi duduk diranjang sambil menyenderkan kepalanya pada punggung ranjang dan memejamkan matanya. Gua melangkah kearah kasur sambil mengeringkan rambut gua make handuk.
***
Queen mendengar langkah kaki mendekat kearahnya,ia langsung membuka matanya dan ternyata disitu sudah ada Vino yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"sini biar aku yang ngeringin" ucap Queen lembut
Tanpa mengucapkan sepatah katapun Vino langsung mendekat dan duduk dipinggir ranjang lalu memberikan handuknya pada Queen.
"kamu kenapa hm?"
.....
"vinn"
....
"sayangg"
"hm"
"kamu kenapa?"
"ga"
"jangan marah lagi"
"hm"
Queen membalik badan Vino Agar duduk bersila ditengah tengah ranjang. queen langsung mendudukkan dirinya dipangkuan Vino dan mengalungkan tangannya pada leher Vino. Otomatis Vino langsung menahan pinggang Queen agar tidak terjatuh dan duduk dengan nyaman.
"jangan marah lagi ya,dia cuma rekan kerja aku aja kok" ucap Queen lembut sambil mengelus rahang Vino
Vino mencebikkan bibirnya "tapi kamu ngapain pegangan tangan sama dia"
"itu bukan pegangan tangan vin"
"terus apa cobak"
"itu salaman"
"sama aja"
"beda tau"
"sama"
"beda"
"sama"
"pokoknya beda titik"
Vino pun mengalah agar tidak berdebat terus dengan queen "iya iya"
"udah gak marah lagikan"
"dengan satu syarat"
"apa?"
"kamu har-"
***
TBC!
Sudah Direvisi,18 Agustus 2021