23. Angkara

338 66 2
                                    

"Ini udah seminggu liburan lho, Yu. Dan kamu masih aja nggak ada waktu untuk kita?" protes Juanka saat dia bersama dengan Gamaliel dan Dara menyambangi kediaman Yumi.

Tidak bisa mengajak Yumi keluar seminggu ini cukup membuat kesabaran Juanka teruji. Hari ini kesabaran itu sudah mencapai puncaknya. Juanka kecewa pada semua penolakan Yumi. Terlebih karena semua alasan penolakan Yumi berkaitan dengan Odwin. Juanka tidak bisa terima. Kalau dulu Yumi masih mengelak saat ditanyakan Juanka tentang perasaannya pada Odwin, sekarang Juanka ingin memastikan sekali lagi.

"Kamu sebenarnya ada hubungan apa sih sama si kunyuk itu?"

"Kan kamu tahu sendiri perjanjiannya, Ju. Odwin akan menjadi fasilitator semua makeup-ku kalau nilaiku berhasil meningkat di ujian semester. Nah, nilai ujianku terbukti bagus. Odwin hanya menepati janjinya. Kamu sendiri kan yang setuju kalau laki-laki sejati adalah laki-laki yang akan menepati semua kata-katanya?" Yumi mencoba memberi alasan.

"Fasilitator makeup itu gampang, Yu. Aku juga bisa," kesal Juanka.

"Ya tapi kan beda, Ju. Aku tuh udah terlanjur nerima tantangannya Odwin."

"Kenapa sih, kamu harus memilih cara yang sulit, kalau kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau dengan mudah? Aku bersedia jadi fasilitator kamu tanpa embel-embel tantangan lho, Yu."

"Dan entah kamu sadar atau enggak, cara kayak gitu cuma buat aku ngerasa jadi perempuan murahan kan, Ju? Diiming-iming makeup aja, langsung luluh?"

"Lah, apa bedanya dengan yang dilakukan si kunyuk itu?"

"Odwin! Dia punya punya nama, Ju. Odwin Barata!!! Dan dia jelas berbeda karena berhasil bikin aku menggali potensiku sendiri. Dia nggak pernah memanfaatkan tantangan ini untuk kepentingannya, tapi semua untuk kepentinganku. Dia lebih kenal aku daripada aku mengenal diriku sendiri, Ju."

"Sialan. Si brengsek itu udah berhasil cuci otak kamu ya, Yu? Apa perlu kubersihkan isi kepalanya supaya dia sadar kalau dia nggak seharusnya memanfaatkan tantangan-tantangan konyol ini buat cuci otak kamu???"

"Kalau aku tahu kamu nyentuh ujung rambut Odwin, Ju, aku nggak akan segan-segan jadi orang pertama yang menghajar kamu!"

"Yumi!!!" tanpa Juanka sadari tangannya sudah terkepal kuat dan melayang ke arah wajah mulus Yumi.

Mata Yumi terpejam rapat, bersiap menerima pukulan dari Juanka. Tapi ternyata kepalan tangan itu berhenti satu senti di depan permukaan kulit pipi Yumi. Juanka ternyata cukup mampu mengendalikan dirinya untuk tidak menyakiti Yumi, meskipun Yumi berhasil meremas hati Juanka dengan memuja-muji Odwin berlebihan. Juanka terbakar cemburu.

Gamaliel dan Dara sudah ikutan panik. Dara memeluk kuat tubuh Yumi, sementara Gamaliael, menarik tubuh Juanka menjauh.

"Kamu tenangin Juanka dulu, Gam. Biar aku yang temani Yumi di sini," kata Dara memberi titah pada Gamaliel.

Sebelum tubuh Juanka dan Gamaliel menghilang dari balik pintu, Yumi masih sempat mendengar Juanka berkata lirih, "Kamu siapa? Kamu bukan Yumi yang aku kenal...."

Merasa teriris dengan perkataan Juanka, mata Yumi terasa panas. Ini menjadi kali pertama Yumi berhasil membuat Juanka emosi dan Yumi merasa sangat bersalah karenanya. Airmatanya terjun bebas dari pelupuk mata.

Apa yang baru saja terjadi?

Apa Yumi sukses merusak persahabatannya dengan Juanka?

BE-YUMI-FUL [TERBIT]Where stories live. Discover now