10. Ada Apa dengan Juanka?

419 79 0
                                    

Prediksi Yumi sedikit meleset

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prediksi Yumi sedikit meleset. Biasanya hanya butuh waktu beberapa minggu untuk Juanka menemukan beberapa target baru untuk dijadikan kandidat pacar selanjutnya. Biasanya, Juanka sudah akan ribut menjelaskan kelebihan dan kelemahan masing-masing kandidat dan bisa ditebak seminggu setelahnya dia pasti sudah menentukan pilihan dan kemudian menyandang status in relationship lagi.

Tapi kali ini berbeda. Juanka tidak menunjukkan tanda-tanda akan mencari pengganti Riri.

Yumi sebenarnya senang dengan kenyataan ini, namun Yumi juga jadi bingung menentukan waktu belajar bareng Odwin karena Juanka selalu nempel kayak koyo.

Sudah sempat Yumi sepakat untuk bertemu di kediaman Yumi pada hari ini jam empat sore untuk memulai sesi belajar bersama itu, tapi setengah jam sebelum deadline, Yumi sudah harus menelepon Odwin untuk membatalkannya karena Juanka tiba-tiba muncul. Yumi jadi tidak enak hati sama Odwin, tapi juga tidak mau ketaHuan Juanka kalau Yumi belajar bareng sama Odwin.

Alhasil, Yumi jadi pusing sendiri.

Sekarang, setengah jam sudah Yumi dan Juanka duduk di sofa ruang tengah kediaman Yumi sambil menonton acara gosip tanpa benar-benar mengikuti tayangan itu. Yumi dan Juanka sebenarnya tidak pernah menonton tayangan itu sama sekali, biasanya Juanka malah protes habis-habisan pada ibunya sendiri yang setiap sore pasti standby nungguin acara itu. Namun kali ini Juanka tidak sempat protes, kesibukannya berpikir membuat Juanka bahkan tidak sadar sedang disuguhkan dengan acara gosip.

Seperti yang sudah Yumi duga, sesi curhatnya semalam dengan Dara sudah bocor ke telinga Gamaliel. Entahlah waktu mereka nge-date atau waktu mereka teleponan cerita itu bocor, yang jelas Gamaliel terlanjur tahu Yumi sedang pusing mikirin masa depan. Dan bagian terburuknya adalah, Dara dan Gamaliel menduga Yumi kebelet pengen ditembak Juanka karena Yumi ingin masa depan yang lebih cerah. Sempat keluar beberapa pendapat Gamaliel yang membuat Juanka jadi gusar, misalnya seperti;

"Kelamaan di-PHP-in si Yumi, Bro, kayaknya dia lagi mikirin masa depan supaya cepat punya calon suami kaya raya."

"Mungkin Yumi nggak mau nerima pemberianmu selama ini karena kau bukan pacarnya, Bro."

"Jangan-jangan Yumi udah bosan ngejomblo. Dia pengen punya pacar. Kalau kau nggak cepat, siap-siap ajalah Yumi ditikung orang lain."

Dan beberapa statement membakar lain yang membuat Juanka kepanasan. Juanka suka Yumi, Dara dan Gamaliel tahu itu. Apalagi Yumi. Dia bisa merasakan semua perhatian dan pengertian Juanka selama ini. Yumi juga sudah cukup bersabar menerima sikap Juanka yang masih suka goda sana goda sini, namun memilih untuk tetap setia di dekat Yumi. Yumi memang tidak punya pilihan lain. Yumi tidak siap kehilangan sosok Juanka.

Jadi sebelum berangkat ke kediaman Yumi, Juanka sudah menyiapkan mentalnya. Sudah cukup dia bermain-main dengan perempuan-perempuan cantik yang sebenarnya dikencaninya sekedar untuk bersenang-senang. Sudah waktunya dia mengikat Yumi.

Yumi sendiri masih terdiam di depan tv dengan tatapan hampa karena dia sendiri tidak mengerti perasaannya. Bisa berduaan dengan Juanka adalah hal sudah lama dirindukannya, tapi dia malah tidak bisa fokus pada momen spesial ini karena bingung harus bagaimana menghadapi Odwin nantinya. Apakah Odwin sudah berpikir yang macam-macam sekarang? Misalnya, berpikir kalau Yumi sengaja mencari-cari alasan untuk membatalkan jadwal belajar? Atau yang lebih parah, Odwin akan menarik tawarannya lagi dan berteriak di depan Yumi mengatakan dia menyesal memberi tantangan pada Yumi?

"Ng, Yumi...." Juanka akhirnya membuka suara setelah diam sekian lama.

"Astaga! Kita nonton acara apaan ini, Ju?" pekik Yumi setelah tersadar dari lamunan panjangnya. Yumi langsung gerasak-gerusuk mencari remote dan mengganti saluran televisi ketika menemukan remote di bawah sofa yang didudukinya.

Saat Yumi memindah-mindahkan saluran televisi, tangan Juanka tiba-tiba meraih tangan Yumi pelan dan menekan tombol merah di ujung remote yang digenggam Yumi, "Matiin aja, Yu. Aku mau bicara sama kamu." Mata Juanka menatap Yumi begitu dalam.

Yumi balas menatap Juanka. Yumi jadi penasaran, kira-kira Juanka mau ngomong apa, mukanya sampai serius begitu?

"Yu, kamu tahu kan, kalaupun selama ini aku suka gonta-ganti pacar, tapi nggak ada satu orang pun yang bisa menggantikan posisi kamu?" Suara Juanka terdengar lebih lembut dari biasanya.

Yumi mengangguk pelan.

"Kamu tahu kan kalau kamu punya tempat spesial di sini?" Juanka menunjuk dadanya.

Yumi mulai curiga. Bukan begini gelagat Juanka untuk meminta izin untuk menggebet cewek baru. Juanka biasanya lebih spontan dan tidak berbelit-belit begini. Apa jangan-jangan ini bukan tentang gebetan baru?

"Kamu... kamu sebenarnya mau bilang apa?" Yumi mulai panik.

"Yumi Effendi, aku--"

TEETTTTT ... TEEETTTT!!!

Tepat saat Juanka ingin mengutarakan isi hatinya, bel rumah Yumi berdering nyaring. Keras nan cempreng. Dari dulu sebenarnya Yumi sudah protes pada orangtuanya yang memilih bunyi bel persis bebek kejepit itu, tapi orangtuanya tidak mendengarkan. Menurut mereka bunyi seperti itu paling cocok untuk penghuni rumah mereka yang kalau sudah tidur mirip mayat. Bunyi nyaring bel setidaknya akan membantu membangunkan mereka kalau mereka kedatangan tamu.

Juanka mendengkus kesal. Pernyataannya jadi menggantung di udara. Mau tidak mau Juanka harus memilih untuk menahan pernyataannya dulu karena Yumi langsung beranjak dari sofa untuk menyambut kehadiran tamu tak diundang itu.

Sial. Juanka mengumpat dalam hati.

Yumi mencoba menebak siapa gerangan tamu yang berkunjung sore-sore begini? Satu-satunya yang sempat membuat janji dengan Yumi hanya Odwin, tapi tidak mungkin Odwin karena janji mereka sudah dibatalkan. Yang pasti juga bukan Dara dan Gamaliel karena mereka berdua tadi sudah janjian nonton bareng. Juga pasti bukan Mama karena dia punya kunci sendiri. Lantas siapa?

Yumi memutar kenop, menelengkan kepalanya ke balik pintu yang sudah setengah terbuka dan mendadak terperanjat menemukan sosok di balik kayu berpelitur itu.

"ODWIN...???"

BE-YUMI-FUL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang