8. Tantangan Masih Berlaku

574 111 76
                                    

Sejak insiden di perpustakaan Yumi tidak pernah bertemu lagi dengan Odwin. Yumi meyakinkan dirinya sendiri kalau dia senang dengan ketidakmunculan Odwin. Karena Yumi memang masih teramat sangat kecewa dibuat cowok itu. Dia menyesal pernah menaruh simpati pada cowok cool itu.

Tapi segala tindakan Yumi tidak mendukung apa yang dipikirkannya.

Yumi gelisah hanya dengan melihat bangku kosong Odwin. Jantung Yumi berdegup kencang hanya karena nama Odwin disebutkan Pak Sultan sebagai salah seorang anggota tim yang mewakili sekolah untuk Olympiade Kimia se-provinsi. Yumi keringat dingin hanya dengan memikirkan pertandingan olympiade yang diikuti Odwin.

"Berapa hari mereka akan bertanding, Pak?" Hera mewakili Yumi menyuarakan pertanyaan yang bersarang di kepalanya.

"Tiga hari. Tiga hari dari sekarang, mereka akan kembali belajar seperti biasa," jawab Pak Sultan dari depan kelas. "Jangan lupa kalian doakan supaya tim sekolah kita bisa jadi juara."

Tidak perlu perlu diingatkan Pak Sultan pun, mulut Yumi sudah mulai komat kamit berdoa dalam hati demi kemenangan Odwin dan timnya. Setelah sadar dia baru saja mendoakan Odwin, Yumi mendadak kesal. Kenapa dia harus memperdulikan orang yang menyakiti hatinya?

"Kamu pantas dapat penghargaan, Yu. Beneran deh." Devi menyanjung Yumi setelah Pak Sultan keluar dari ruangan kelas mereka, "Hampir enam tahun aku satu sekolah sama Odwin, baru kali ini dia berhasil menunjukkan emosinya. Itu tuh karena kamu, Yu. Hebat! Salut!"

"Kalau aku sih ini udah tahun ke-dua satu kelas sama Odwin, tapi baru kali ini aku tau kalau dia ternyata manusia biasa. Aku kirain dia robot malah! Taunya cuma dieeeemmmm aja," sahut Deo. Deo duduk di bangku sebelah kiri Devi. Entah kenapa dia malah ikut-ikutan nimbrung.

"Tapi mau dibilang galak kek, high temper kek, aku nggak peduli. Dia tetap cool menurutku," Susan yang duduk di depan Deo juga ikut memeriahkan. "Kamu cari gara-gara kali sama Odwin, makanya dia jadi meledak-ledak sama kamu." Susan menyikut pelan tangan Yumi.

"Kalau dipikir-pikir ya, kamu sama Odwin kan masih tiga bulanan ini temenan, kok bisa sih dia malah berantemnya sama kamu? Padahal selama ini kalian akur-akur aja. Aku malah sempat curiga Odwin naksir kamu lho!" kali ini Hera yang menyuarakan pendapatnya.

Insiden pertengkaran Yumi dengan Odwin di perpustakaan kemarin sukses menjadi gosip besar di sekolahan. Bagaimana tidak, si cewek dan si cowok sama-sama populer. Alamat jadi buah bibir deh.

"Entahlah. Aku juga bingung," cuma itu yang bisa diucapkan Yumi.

Dia masih tidak bisa mengerti perasaannya. Yang jelas, semua ini mengganggunya.

***

Hari pertama tanpa Odwin Yumi sudah dapat jatah berdiri di depan kelas pada jam pelajaran Matematika karena tidak mengerjakan tugas. Yumi sudah kepalang kebiasaan menyalin tugas dari Odwin sih, jadi dia sendiri nggak tahu ada tugas apa enggak setiap harinya. Yumi jadi berpikir kalau tidak ada Odwin selama ini, pasti Yumi sudah lama diberi surat peringatan dari sekolah. Yumi harusnya berterimakasih sama cowok itu.

Yumi juga tidak menyangka, jam tidurnya jadi berantakan hanya karena insiden kecil di perpustakaan itu. Kata-kata Odwin cukup mengganggunya. Odwin bilang Yumi punya otak encer? Kenapa Odwin bisa berpendapat begitu?

Tapi Yumi menepis rasa penasarannya.

Odwin mungkin kelewat emosi sampai tidak benar-benar tahu apa yang diucapkannya. Odwin pasti tidak sadar dengan kata-katanya.

***

Hari kedua tanpa Odwin, Yumi baru menyadari satu hal; Yumi dalam kondisi darurat bencana. Kalau Odwin nantinya kembali sekolah seperti biasa dan masih menganggap Yumi musuhnya, bagaimana Yumi bisa menyalin tugas dari Odwin lagi? Mana mungkin Yumi harus berdiri di setiap jam belajar hanya karena tidak mengerjakan tugas?

BE-YUMI-FUL [TERBIT]Where stories live. Discover now