Chapter 9

2.2K 279 147
                                    


Kedua sejoli itu duduk bersebelahan di kursi panjang dekat taman, si pria tak henti-hentinya memandangi wajah sang hawa, ia benar-benar merindukan wanita yang ada disebelahnya saat ini, bukan tanpa alasan siapa yang mengira jika Sujin akan tiba-tiba menghilang seperti di telan bumi. Bahkan ponselpun tidak bisa ia hubungi, mendatangi rumah, berakhir dengan gelengan kepala tidak tahu dari sang pemilik rumah. Membuatnya berfikir hampir setiap malam.

Kenangan-kenangan masa lalu berputar dalam kepala Jungkook, bagai film lawas yang menampilkan gambar hitam putih.

Rasanya baru saja kemarin ia dan Sujin tertawa menikmati malam di kota yang mereka tinggali, seperti baru kemarin rasanya mereka duduk di halte bus sehabis pulang sekolah. Dikala langit sedang deras-derasnya menangis Jungkook dengan tanggap melepas jaket menjadikannya sebagai payung untuk mereka berdua, lalu berlari menembus hujan bersama. Tapi sekarang lihatlah, sekarang bahkan sedari tadi gadis ini hanya murung dan menundukan kepalanya.

Lantas Jungkook bertanya "Apa yang terjadi ji....?" netra Jungkook masih memandanginya, sedangkan yang pandangi hanya bisa menunduk dalam.

Sujin bingung ia akan menjelaskannya dari mana, Taehyung melarangnya untuk memberi tahu siapa-siapa tentang masalah mereka, tapi pasti sahabatnya ini akan menuntut minta penjelasan.
Jika sudah begini bagaimana cara Sujin menjelaskannya kepada Jungkook. Seperti tidak ada cara untuk menghindar ---Sujin menghirup udara lalu menghembuskan napasnya perlahan baikalah, pelan-palan. Ia akan menjelaskanya pada Jungkook hanya padanya. Semoga saja Taehyung tidak mengetahui hal ini batinnya.

"Ini anak Taehyung......" lirihnya tanpa berani menatap lawan bicara.

"Sujin kau...aku salah dengar kan?" ucap Jungkook di sertai gelengan kepala, dadanya berdenyut. Ia pasti salah dengar.

Bagai ada ribuan jarum yang menusuk relung hatinya saat ini, ayolah. Siapa yang tidak sakit jika ada di posisinya saat ini, semenjak SMA mereka selalu bersama, menjadikan Sujin sebegai teman wanita satu-satunya. Asam,manis, pahitnya masa sekolah mereka lalui bersama.
Hingga, menghilangnya Sujin selama berbulan-bulan, itu membuatnya baru menyadari jika perasaan nyamannya selama ini bisa di sebut sebagai cinta---ia mencintainya, sungguh.

Belum lagi yang membuatnya paling terpukul. Lelaki yang merusak masa depan wanita yang dicintainya, adalah kakak angkatnya sendiri. Dulu semasa sekolah, Sujin sering bercerita jika Taehyung sebenarnya kakak yang baik, sama seperti Seokjin hanya saja dia sedikit egois, karena rasa iri dalam dirinya. Sujin pernah mengatakan----sebenarnya ia sama sekali tidak berniat merebut kasih sayang orang tua Taehyung, Sujin berusaha menghindar dikala ibu Taehyung memberinya sekantung paper bag berisi hadiah, berusaha menolak dan cukup tau diri. Terkadang juga Sujin melebih-lebihkan cerita tentang prestasi Taehyung di sekolah, menutup-nutupi kesalahan Taehyung, dan berusaha membuat ibu Kyung terkesan akan Taehyung. Hanya saja Taehyung terlanjur membencinya.

Pernah dengar? Jika kita terlanjur membenci seseorang, maka apapun yang di lakukan orang tersebut tidak akan pernah benar di matanya. Dan Jungkook rasa itu terjadi pada Taehyung.

Sujin menjelaskan semuanya pada Jungkook, ia menyampaikan semua keluh kesahnya yang selama ini ia pendam.

Jungkook meraih kepala Sujin lalu menyampirkannya di bahunya, tangan jungkook merengkuh pundak Sujin, mengelus bahunya. Sedangkan rungunya senantiasa mendengarkan suara Sujin, sesekali di iringin dengan suara isakan.

"Kau tau ji.... aku sangat merindukanmu" ucapnya setelah Sujin menjelaskan semuanya.

"Aku juga. Maaf aku menghilang tanpa kabar...." Lirihnya.

"Omong-omong apa kesibukkan mu sekarang koo" tanya Sujin, berusaha mengalihkan pembiacaraan, yang cukup membuat dadanya sesak sedari tadi.

"Akhir-akhir ini aku sibuk mempersiapkan kuliahku, jadi kau tidak melanjutkan pendidikamu Ji?" Mereka berdua memilih membahas hal lain. Cukup dengan Jungkook mengatahui alasanya saja, tidak ingin membahas jika pembahasaan itu menyakiti mereka bedua.

EGO [√] Where stories live. Discover now