Chapter 17

2.2K 267 71
                                    


bisa dibilang di chapter ini Eunji kalah telak.....:') hayoo mana hatersnya😂😂
.
.
.
.
.
.
.
    

Kepala Eunji berdenyut pening sejak pagi, kepalannya di penuhi oleh sosok yang cukup membuatnya uring-uringan hampir seharian ini, baru kali ia dan Taehyung bertengkar sampai Taehyung mendiaminnya. Sebelumnnya mereka pernah bertengkar beberapa kali, tapi tidak pernah sampai seperti ini, pikirannya kacau. Taehyung mendiaminnya hanya karena Eunji mengungkit soal anak Taehyung yang akan menjadi bebannya kelak jika mereka bersama. Ya Eunji berpikir demikian.

Taehyung juga mengatakan ia akan memilih dirinya jika Eunji menerima anak Taehyung seperti anaknya sendiri. Tapi, siapa yang akan menerimanya dengan mudah? mengurus anak dari wanita lain? mungkin ada beberapa di luar sana yang menyanyangi anak orang lain. Tapi bagi Eunji ini sulit, ia ingin menyerah sebenarnya. Tapi perasaanya masih tertinggal pada si bungsu Byun.

Pertengkaran ini seharusnya tidak terjadi, bagaimana jika Taehyung akan meninggalkannya? tidak, Eunji tidak ingin Taehyung pergi.

Sejemang pikirannya kemudian berkelana--Eunji mengatupkan kedua kelopak matanya, sedangkan dahinya berkerut dengan isi kepala yang tampak memikirkan sesuatu.

Jika dengan menerima anak Taehyung adalah cara satu-satunya agar Taehyung memilihnya. Dan Taehyung benar-benar menginginkannya, atau memang tidak ada jalan lain, baik. Untuk sekian kalinya Eunji akan berkorban, ia mengalah pada Taehyung, ia akan menerima buah hati dari pria yang amat sangat ia cintai tersebut, yang hampir satu tahun ini menempati relung hatinya.

Tapi bisakah? ia menerima kehadiran anak Taehyung? bibir bisa saja berkata 'Ya' tapi jauh dari lubuk hatinya siapa yang tahu, hanya Eunji yang dapat merasakannya.

Ini sudah siang, matahari yang menyorot terik di atas cukup untuk membuktikannya. Sejak pertengkarannya dengan Taehyung pagi tadi, ia masih tak bergeming. Sorot dari matanya yang sayu menatap lurus kedepan. Tubuhnya ia rebahkan di atas sofa, dengan posisi menyamping, dengan kedua tangan sebagai bantalan kepala. Sedangkan pikirannya terbang entah kemana pikirannya sedang menerawang jauh, isi kepalanya menampilkan gambaran-gambarann abstrak tak jelas tentang gambaran masa depannya, ia membayangkan akan menggendong anak Taehyung, menyanyanginnya dan menganggap sebagai anaknnya sendiri. Tidak seburuk yang pikirkan jika di bayangkan, tapi tetap saja Eunji tak menjamin jika ia akan benar-benar menyayanginya.

Tapi yang terpenting sekarang adalah, memperbaiki hubungannya dengan Taehyung sebelum semakin retak dan pecah, masih ada kesempatan untuk memperbaikinnya.

Eunji meraih ponsel yang tergeletak dengan dingin di atas meja samping sofa, ia lalu membuka chat yang sebelum-sebelumnya ia kirimkan untuk Taehyung, tidak ada balasan, hanya sebuah centang biru, yang menandakan bahwa pria itu hanya membacannya saja. Serius jika Eunji tidak ingin menyinggung soal anak Taehyung lagi, jika tau akan begini jadinnya. Taehyung benar-benar menyanyangi anakknya.

Jika pesan tidak kunjung di balas, maka Eunji harus menghubunginnya. Ia akan membicarakan ini dengan Taehyung, bahwa Eunji ingin menerima anakknya juga, apapun asal pria itu tidak pergi dari sisinya. Tapi setelah berkali-kali Eunji menghubunginnya tidak ada jawaban dari sebrang sana.

Lantas ia mengapus satu aliran air di pipinya, yang barusan mendesak untuk keluar. Hari ini juga ia akan menemui istri Taehyung, selagi Taehyung tak ada apartemen istrinya.

sebelum pertengkaran mereka tadi pagi Taehyung sempat mengatakan jika ia ada urusan bersama Ayahnya, apa karena hal itu Taehyung tidak menjawab panggilannya? tapi sejenak Eunji berpikir bukankah ini kesempatan bagus untuk menemui Sujin di sana. Ia akan menunjukan posisi Sujin yang sebenarnya, Sujin tidak seharusnya bersama Taehyung. Taehyung hanya mencintai dirinya.

EGO [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang