Chapter 4

3K 332 111
                                    

          Sujin berlari, Ia berlari menjauhi ruangan yang terasa sangat menyesakan dadanya. Tadi mereka hampir saja melakukannya, tidak setelah Sujin mendorong tubuh Taehyung yang berada di atasnya hingga Taehyung terlentang di ranjang, entah Sujin mendapat kekuatan dari mana untuk melawan, Sujin tidak menyia-nyiakan kesempatan itu tentu saja. Secepat kilat ia langsung berlari keluar kamar.

Sujin memasuki kamarnya, lalu mengunci pintu dengan gerakan tergesa-gesa. Lalu tubuhnya menyender di belakang pintu, hingga ia merosot terduduk di lantai. Sujin masih menangis, ia belum melupakan kejadian barusan, telapak tangannya mengusap-usap bibirnya, ciuman Taehyung masih terasa di bibirnya, dengan gerakan kasar Sujin mengusap-usap bibirnya. Berusaha menghilangkan jejak Taehyung.

Sementara dikamar Taehyung, dengan posisi yang sama setelah Sujin mendorongnya tadi, Taehyung tak bergerak, ia masih tetap dalam posisinya matanya menatap lurus ke arah langit langit kamar, Apa yang barusan ia lakukan, ia hampir saja akan melecehkan Sujin lagi. Lalu taehyung menutup wajahnya menggunakan lengannya, kembali berfikir, apa selama ini ia sudah keterlaluan, apa dia akan mencoba berdamai dengan Sujin. Mungkin suatu saat ia akan mencoba berdamai dengan Sujin, tapi tidak sekarang fikirnya.

..........

Cahaya matahari menerobos kamarnya, jam sudah menjukan angka 06.30 Sujin si pemilik kamar, sesekali mengerjabkan matanya, karena silau, pantas saja, posisi tidurnya menghadap jendela kamar.

Sudah seminggu sejak kejadian itu, dimana Taehyung hampir saja melecehkanya lagi.
Seminggu ini di habiskan dengan kecanggungan.
Mereka akan pura pura baik-baik saja di depan Seokjin, tapi jika tidak ada Seokjin di rumah, Taehyung kembali menatapnya dengan sinis, bahkan mengabaikan keberadaan Sujin.

Memilih bangkit dari tidurnya, memasuki kamar mandi, sekedar membersihkan diri, dan mengosok giginya. Lalu bersiap-siap turun, untuk membantu Han ahjumma, membuat sarapan.

Saat sampai di dapur sudah ada Han Ahjumma disana, tengah sibuk memotong sayur sayuran.

"Pagi ahjumma" Sapa sujin dengan lembut.

"Oh, nona Sujin" wanita paruh baya itu menoleh ke arah sujin, dan memberikan senyuman hangat

"Ahjumma, ikannya biar Sujin saja ya yang membersihkan" Ucap sujin sambil melihat isi kulkas.

"Eh, nona tidak usah, biarkan ahjumma saja yang melakukanya" suhut wanita itu dengan lembut.

"Jangan panggil aku nona ahjumma, aku bukan nona di rumah ini" kata Sujin, sementara tanganya sibuk membersihkan sisik-sisik ikan di atas meja wastafel dapur.

"Jadi ahjumma, panggil aku Suj...." ucapan terpotong, tiba-tiba Sujin serasa ingin muntah setelah mencium bau amis dari ikan yang tengah ia bersihkan.

Sujin langsung memuntahkan isi perutnya kedalam wastafel yang ada sebelahnya, perutnya serasa di aduk-aduk, kepalanya juga seperti berputar.

Han ahjumma, melihat Sujin yang tiba-tiba mual- mual langsung membantunya memijat tengguk Sujin.

"Hoekk...Hoek..." Sujin kembali memuntah kan isi perutnya, padahal semalam ia tidak makan dengan sembarangan, dan hari ini pun Ia belum memakan apa apa.

"Nona kenapa? salah makan ya semalam" Han ahjumma mulai mengkhwatirkan Sujin, karena wajahnya sekarang berubah sedikit pucat.

"Tidak ahjumma, sepertinya aku hanya masuk angin" ucap Sujin sambil membersihkan area bibirnya

Akhir-Akhir ini setiap pagi Sujin memang merasa pusing, tapi tidak sampai mual-mual seperti pagi ini, dan juga ia mudah merasa lelah. Sujin fikir itu tanda tanda ia akan terkena demam, tapi penciumanya sedikit sensitif, apalagi jika mencium bau parfum, akan terasa sangat menyengat di hidungnya, padahal sebelum sebelumnya ia biasa saja dengan bau parfum yang di pakai olehnya.

EGO [√] Where stories live. Discover now