Chapter 20

2.7K 299 134
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

     Kelima jari lentiknya meremat apapun yang bisa ia gapai, sprai ranjang rumah sakit, pinggiran ranjang, bantal, tiang infus. Deretan gigi rapinya pun sesekali mengigit bibir bawahnya yang terlampau kering, kelompak matanya juga memejam menahan sakit, yang di ikuti oleh suara ringisan. Keringat bercucuran membasahi area sekitar wajah, dan anakan rambutnya juga ikut basah.

Nafasnya tersengkal-sengkal, menarik nafas dengan dalam, lalu kemudian menghembuskanya. Nama Taehyungpun sesekali ia lengkingkan. Berharap jika ia mendapat kekuatan untuk mendorong bayinya.

Ini sungguh sakit batin Sujin.

"Jjjj-jungkook aku tidak kuat.....hiks....."

Tangan kanan Sujin mengeratkan genggamannya pada tangan Jungkook, Jungkook berada di sampingnya sejak dua jam yang lalu, pria itu menemaninya berjuang mengeluarkan apa yang di tunggunya selama sembilan bulan ini.

Saat Sujin menelpon dan meminta bantuan, saat itu pula Jungkook langsung mendatangi apartemen Sujin yang penuh dengan pecahan kaca karena pertengkarannya dengan Taehyung, pria itu tidak ada disana, saat Jungkook datang ia sudah mendapati Sujin yang terduduk di depan pintu sambil meringis kesakitan, dan menangis, lalu dengan cepat Jungkook langsung membawa Sujin kerumah sakit.

Jungkook, juga ikut membisikan kata-kata di telinga kanan Sujin. Jungkook sangat khawatir pasalnya ini sudah dua jam, tapi sang bayi belum juga keluar.

"Ji.... ayoo kau bisa sayang......" Jungkook mengecup dahi Sujin, telapak tangan satunya menghapus liqkuid bening yang sudah keluar sedari tadi yang mengalir di plipis Sujin, dan wajahnya hampir pucat.

Keadaan Sujin benar-benar lamah sekarang, wanita yang sebentar lagi akan menyadang gelar ibu itupun nampak kehabisan tenaganya. Bibirnya tampak bergertar, dengan luka akibat gigitannya sendiri.

"Nona..... apa masih sangup mengejan?" tanya dokter, yang berada di depan jalan keluarnya bayi.

sayup-sayup ia bisa mendengar suara dokter, dan mencerna ucapan dokter. Ia sudah terlampau lemas, sakit di bagian perutnya semakin menjadi-jadi.

Dokter sedikit heran, padahal jalan lahirnya sudah sempurna sampai bukaan ke sepuluh, tapi bayinya belum juga keluar.

"Akk-ku masih bisa dok Ssstt....." Sujin merasa optimis ia bisa, ia teringat ibunya pasti ibunya juga berjuang seperti ini pikirnya. Ibunya juga pasti merasakan hal ini juga, jika ibunya bisa. Pasti ia bisa.

Pengangan tangan kanannya pada Jungkook semakin erat, Jungkook juga membalas erat genggamannya. Sedangkan tangan kiri Sujin sibuk mencari sumber kekuatan. Ia meremas apapun yang bisa ia jangkau.

Bahkan di saat seperti ini bukan Taehyung yang ada sebelahnya, Taehyung pergi sejak pertengkaran mereka beberapa jam yang lalu. Disini hanya Jungkook seorang, menemaninya berjuang, entah harus senang atau sedih. Tapi ia bersyukur memiliki Jungkook.

"Aaagghhh.......mppph....hiks.... sakit Koo" sujin kembali mengejan. Air mata sudah kembali mengalir di kedua pelipisnya.

"Ta-ehyung sakit.......hiks" Sujin menjerit melekingkan nama Taehyung lagi.

"Ji......jangan ingat Taehyung dulu. Fokus ke bayinya... kau bisa Ji..." tangan Jungkook merapikan anakan rambut yang sudah sangat basah oleh keringat. Pria itu telaten menyeka keringat di kening Sujin. Hatinya sakit, melihat Sujin yang sedang berjuang, sedangkan Taehyung entah dimana. Pria itu tidak layak jadi ayah.

EGO [√] Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin