Chapter 18

2.3K 274 105
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hampir dua minggu lebih hubungan Taehyung dan Eunji merengang, seperti ada tembok besar yang menghalangi mereka. Taehyung sedikit menjaga jarak akhir-akhir ini pada Eunji, entahlah menurut Taehyung Eunji sudah berubah, Eunji terlalu kuat mengekangnya, terlalu banyak menuntut, dan Taehyung tidak suka hal itu. Hubungan mereka belum berakhir, sampai sekarang Taehyung belum mengeluarkan sepatah katapun ucapan bahwa mereka sudah berakhir. Walaupun begitu Eunji juga masih diam, bibir Eunji juga belum mengeluarkan kata-kata perpisahan mereka.

Disaat rengangnya hubungan Taehyung dan Eunji, sebaliknya hubungan Taehyung dan Sujin semakin dekat, bahkan Taehyung jarang keluar rumah dua minggu terakhir ini, Taehyung banyak menghabiskan waktunya bersama Sujin. Mereka seperti patsuri yang sedang saling jatuh cinta, kedekatan mereka terjadi begitu saja, awal kedekatan ini terjadi sejak malam itu, malam saat Sujin berhasil mengagalkan kencan Taehyung dan Eunji, malam dimana Sujin menangis dalam pelukan Taehyung sembari meluapkan segala kegundahan hatinya, malam itu juga mereka melakukanya dengan penuh perasaan tanpa paksaan dari salah satu pihak.

"Tae hari ini jadi?" tanya Sujin sembari memilih dress hamil yang akan dipakainya hari ini.

"Hmm ya.....ini sudah sembilan bulan kan, aku sungguh tidak sabar Ji" sejemang manik jelaga Taehyung menatap presensi Sujin didepanya yang masih di balut bathrobe putih dengan rambut setengah basah, lantas tungkai kaki kuatnya melangkah dan memeluk si hawa dari belakang, telapak tangan besarnya lantas mengusap perut buncit istrinya.

Sujin menundukan kepala guna melihat tangan besar sang pria, mengelus perut yang didalamnya terdapat sang calon bayi, mengulas senyum bersamaan dengan rona pipinya yang terlihat samar.

"Taehyung kau mencintaiku ya?" tanya Sujin tiba-tiba, sungguh perlakuan Taehyung sekarang sudah sangat berubah.

Alih-alih mendapat jawaban Sujin malah mendapat satu kecupan di pipi kirinya.

"Rahasia..."

Tidak, bukan Taehyung ingin mempermainkan Sujin, hanya ini bukan waktu tempat untuk mengatakanya, awalnya hanya rasa secuil peduli, tapi rasa secuil itu berubah menjadi suka, satu atap bersama, satu ranjang, apalagi jika pagi datang Taehyung sering di suguhi wajah polos Sujin yang sedang terlelap di dadanya. Pria mana yang tidak mendebarkan jantungnya.

"Aku juga sudah menyiapkan nama untuk bayi kita....."

"Sungguh?" tanya Sujin dengan mata membola tak sabar ingin tahu.

"Nanti sayang, setelah kita memeriksa kandunganmu" ucapnya mengecup pipi Sujin jika tadi pipi sebelah kiri dan sekarang pipi kanannya.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Di bulan ke sembilan bayinya sedang mencari jalan, bulan ini Nona harus bersiap-siap. tinggal menghitung hari bisa besok, bisa minggu depan. Tapi kalau menurut prediksi saya sepertinya kurang lebih dua minggu lagi bayinya akan keluar...." jelas dokter cantik sembari melihat dua sepasang suami istri di depannya.

Sujin telah menyelesaikan pemeriksaanya, sekarang dia tengah duduk di kursi depan meja, rungunya senantiasa mendengar kata demi kata si dokter kandungan, sementara telapak tangannya tak luput dari gengaman Taenyung di atas pahanya.

EGO [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang