EXTRA CHAPTER

4.2K 317 26
                                    

"Daddy pulangnya tidak lama kan?" gadis kecil yang baru memasuki usia delapan tahun tersebut, bertanya dengan mata bulatnya yang tersorot penuh harap pada sang ayah.

"Nanti sore daddy pulang, daddy akan pulang lebih cepat mulai sekarang" ucap Taehyung setalah memberikan satu kecupan di pipi gemil hasil benihnya.

Tinggal menghitung hari menjelang kelahiran anak kedua mereka. Dan putri pertamannya selalu mencemaskan jika daddynya pulang terlambat, bukan tanpa alasan. Sujin sering mengeluh sakit, itu membuat Aerry putrinya sering merasa khawatir jika tidak ada orang dewasa di rumah saat ibunya merasa kesakitan.

Taehyung juga merasa cemas sebanarnya, mengingat ini sudah melebihi batas waktu prediksi hari kelahiran.

Tapi mau bagamaimana lagi, ia sedang sibuk-sibuknya di bulan ini. Tahun depan perusahaannya akan meluncurkan sebuah vidio game, dan di bulan ini ia turun tangan sendiri bergabung bersama tim, hanya tinggal memperbaiki beberapa bug dan lag. Tinggal penyempurnaannya saja, lalu tahun depan gamenya akan resmi di rilis.

"Daddy Aelly takut......" wajah seputih bak pualam itu menunduk, melihat jemari-jemari kaki yang bertumpu pada alas kaki rumahan.

"Aelly takut kenapa?" Sujin datang dari arah belakang, bertanya pada Aerry sembari mengelus kepala belakangnya.

Ketiga pribadi itu sedang terdiri di teras rumah, mengantar Taehyung sebelum pria itu masuk kedalam mobilnya untuk berkerja.

Sementara Aerry libur hari ini.

"Takut mommy kenapa-kenapa" sang putri menjawab dengan raut sedih. Dengan kepala yang di dongakan secara sengaja usai menunduk untuk beberapa detik yang lalu.

"Adik Airra akan segera keluar, kita semua akan bertemu dengannya. Aelly tidak usah mengkhawatirkan apa-apa" Taehyung menjawab dan menatap gemas putrinya.

Airra adalah nama untuk anak keduanya. Iya, anak keduanya berjenis kelamin perempuan, oh astaga Taehyung akan di berkati oleh dua putri. Sebenarnya Taehyung berharap anak kedua mereka adalah perempuan, dan lihat permintaannya dikabulkan.

"Hubungi aku jika terjadi sesuatu ya," Taehyung mengcup kening Sujin sebelum ia berangkat. Tangan besarnya ia gunakan guna menepuk pelan pipi Sujin yang sehalus kapas tersebut. Seolah-olah tangan itu dapat memberi sedikit kekuatan guna mengusir kecemasan, yang beberapa minggu ini memlenggu istrinya.

Sujin mengangguk sekilas, "Hati-hati Tae....."

---------

Sujin sebenarnya ingin menghubungi ibu Taehyung, atau pindah untuk beberapa hari kedepan kerumah sang ibu mertua yang sudah di anggapnya sebagai ibunya sendiri. Tapi nampaknya, sutuasinya tidak mendukung ia untuk melakukan hal itu.

Beberapa waktu yang lalu sakit ayahnya Taehyung kambuh, bahkan baru saja pulang dari rumah sakit luar negeri demi mencari pengobatan terbaik.

Ayahnya sakit, bahkan Taehyung sampai menangis, meloloskan beberapa bulir gumpalan air yang keluar tanpa di perintah oleh sang empu, saat melihat ayahnya terbaring di ranjang ruang rawat inap.

Anak dan menantunya bahkan sering menasehati sang ayah, agar tidak terlalu banyak memakan makanan manis atau yang berkalori tinggi. Tapi sang ayah tidak mendengarkan, semenjak pensiun ayahnya makan dengan bebas, tidak menjaga pola makan. Dan tinggal terpisah dari anak dan cucunya. Sebelum sakit ayahnya separah sekarang, pria paruh baya itu sering pergi belibur bersama sang istri, ingin menikmati masa tua katanya. Tapi yang ada malah sakit diabetes sang ayah kambuh lebih parah.

Tapi setidaknya sekarang keadaan ayahnya sudah jauh lebih membaik. Jujur saja, Sujin takut kehilangan sosok seorang ayah lagi. Hatinya benar-banar hancur saat ayah sendiri pergi beberapa waktu silam.

EGO [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang