[VN] Wedding Plan

1.9K 166 2
                                    

Sebagai orang yang tidak melanjutkan kuliah setelah kau lulus SMA, kau cukup menampar okongan para orang orang dengn kesuksesanmu dalam bisnis WO-mu. Awalnya kau tidak berniat untuk membuka bisnis WO, namun seseorang di masa lalumu memiliki berbagai ide tentang pernikahan impiannya yang katanya akan dilaksanakan bersamamu. Lagi, itu hanya 'katanya'.

Dan tanpa sadar, kau yang memiliki kemampuan design yang bagus tenggelam dengan rancangan pernikahan sesuai dengan ide orang itu, sehingga kini kau menjadi layanan jasa untuk mendesign pernikahan impian berbagai orang.

Hari ini kau memiliki janji dengan seorang client, disebuah cafe. Matamu mengelilingi cafe yang tidak terlalu ramai siang itu, tanganmu sibuk menghubungi sang client. Meja paling sudut didekat kaca, katanya. Seorang pria dengan rambut kecokelatan, menunjukkan dia bukanlah orang asli Korea.

"Choi-ssi?" Sapamu setelah mendekat ke arah meja yang dimaksud. Pria yang sedari tadi menunduk memandangi ponselnya kini mendongak, menampilkan wajah yang familiar dimatamu.

Rahang tegas dan hidung mancungnya menegaskan kewarganegaraannya yang tidak sepenuhnya Korea. Matanya yang tenang, penuh misteri. Dan bibir pinknya yang masih terkatup. Wajah yang dulu sangat kau puja, Choi Hansol atau akrab dipanggil Vernon, mantan kekasihmu.

Dengan cepat kau mengenyahkan segala kenangan masa lalu yang merayap masuk ke dalam pikiranmu, dan segera menampilkan senyum profesionalmu. Kau menduduki bangku di hadapan pria itu dengan santai.

"Harus aku memperkenalkan diri dengan formal?" Ujarmu berusaha membuat suasana awkward ini berkurang. Vernon menatapmu lama, mungkin berusaha mengenyahkan memori lama yang terus berdatangan. Tak lama ia menggeleng pelan.

"Langsung saja, acara akan dilaksanakan pada 19 Desember nanti, digedung daerah Busan" ujarnya tenang, kau mencatat tanggal penting clientmu itu dalam diam. Berusaha melupakan rasa sesak mengetahui alasanmu masih sendiri hingga detik ini dan alasanmu mendirikan bisnis ini akan melangkah ke pelaminan bersama wanita lain.

"Nice one, kirim saja alamatnya pada timku, lalu bagaimana dengan kamar pengantin? Sudah memesan atau perlu kami carikan?" Kau tersenyum ramah ke arahnya, Vernon kembali terdiam, memerhatikan wajahmu lamat.

"One room dipinggir pantai" gumamnya tanpa mengalihkan pandangannya dari manikmu. Membuat tanpa sadar kenangan kembali menyelip dipikiranmu.

"Vernon-ah, ayo kita menikah di Busan!" Ujarmu semangat saat kalian liburan ke Busan sepulang sekolah dari pengumuman kenaikan kelas. Langit sudah berubah warna dengan semburat oranye.

Vernon yang sedari tadi hanya memerhatikanmu berlarian bermain air di tepi pantai, kini menatapmu lembut sambil tersenyum tipis.

"Wae?" Tanyanya tenang, kau menyengir menatapnya. Meraih tangan Vernon dan memutar tubuhmu, yang dengan senang hati diladeni oleh Vernon untuk melakukan dansa bersamamu.

"Sehingga sehabis upacara, aku bisa bermain sepuasnya di pantai!" Kau berujar dengan bahagia ketika Vernon mengangkat tubuhmu sambil memutarnya pelan. Vernon hanya tertawa mendengar alasanmu yang super simpel itu.

"Lalu kau mau melakukan malam pertamamu di pantai bebas begini, hm?" Vernon bertanya dengan jahil, membuat dirimu memukul pipinya pelan. Pria itu hanya tertawa melihat semburat merah muncul dipipimu.

"Dasar mesum!" Ketusmu sambil melepaskan pelukannya dipinggangmu. Mengalihkan pandanganmu dari kekasihmu itu.

"Lagipula ada one room di pantai" gumammu pelan, sambil memerhatikan kamar kamar terbuat dari kayu yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Jadi kau sudah membayangkannya bersamaku hm?" Goda Vernon tepat ditelingamu, membuat semburat merah yang lebih pekat kembali muncul di pipimu. Vernon dengan cepat berlari menjauh darimu, membuat kekesalan semakin menumpuk.

Seventeen ImagineWhere stories live. Discover now