[VN] Man in the Hospital

1.4K 135 2
                                    

Matamu menyipit memandangi pria berdarah asing yang duduk di bangku taman seberangmu tampak sedang tertawa kecil memandangi ponselnya. Sungguh apa yang ia lakukan, tertawa sendiri? Gila.

"Orang gila" gumammu pelan. Toh, dia tidak dapat berbahasa Korea. Namun terdengar deheman dari pria disebelahmu.

"Aku bisa dengar itu" ujarnya dengan bahasa korea yang fasih tanpa menoleh padamu. Kau membulat, dan reflek memukul bibirmu sendiri. Merasa bersalah telah ngomong tidak tidak begitu.

"Joesonghabnida" ujarku setengah meringis. Pria yang duduk di bangku taman seberangmu itu menoleh ke arahmu, memperlihatkan wajah tampannya dengan garis wajah yang tegas.

"Tidak apa" ia tersenyum tipis. Lalu ia memperlihatkan layar ponselnya, memperlihatkan video anak kucing. "Mau lihat?" Aku mengangguk antusias, sudah lama aku tidak melihat bola bola bulu kecil itu.

Pria itu dengan senang hati berpindah tempat duduk, menempati bangku disebelahmu, dan membagi layar ponselnya. Membiarkan dirimu ikut menonton tontonannya. Kau menghabiskan waktu untuk berdecak gemas pada makhluk kecil itu.

"Kau pasien baru? Aku baru pertama kali lihat dirimu disini" pria asing itu memulai pembicaraan. Kau tersenyum tipis sambil mengangguk.

Ya, sekarang kami ada di taman rumah sakit. Kamu akan menjadi pasien tetap disini, untuk sementara katanya. Karena kecelakaan yang kau alami, mata kirimu mengalami kebutaan. Kata dokter masih ada harapan untukmu, namun sangat sedikit.

"Pemulihan mata" gumammu sambil menunjuk eyepatch yang menutup mata kiriku dengan senyuman tipis. Pria itu membulatkan mulutnya lalu tersenyum lebar.

"Fighting!" Ujarnya sambil mengepalkan tangan bersemangat. Kau tertawa pelan, apa apaan itu.

"Namaku Gong Yn, kau?" Kau menjulurkan tanganmu, setidaknya selama pemulihan matamu ini, kau harus bersosialisasi dengan pasien disini.

Namun terdengar seorang perawat memanggilnya, tetapi tidak cukup jelas untuk kau tangkap. Pria asing itu langsung bangkit, membuatmu mendengus sedikit kecewa. Apakah ia tidak ingin memberikan namanya?

"Vernon" ujarnya tanpa menatapmu. Ia sudah mulai melangkah.

"Namaku Vernon" kini ia berbalik, memberikan senyum manis padamu. Ah sialan, kau belum pernah melihat senyum semanis itu.

Setelah itu kau dan Vernon menjadi dekat, ia selalu mengunjungi kamar rawatmu setelah selesai treatmen pada matamu. Ia bahkan mengajarkan bahasa inggris padamu setelah mengetahui kau kesulitan dalam tugas bahasa inggrismu.

Hingga akhirnya tiba saat yang kau tunggu tunggu setelah berminggu minggu ada di rumah sakit ini. Kau mendapat donor mata!! Kau tidak tau keajaiban apa yang terjadi tapi kau sangat senang mendengar berita itu. Kau tidak sabar untuk menceritakan ini pada Vernon.

Namun sudah hampir seminggu Vernon absen mengunjungi kamarmu. Lusa kau akan dioperasi. Haduh, dia itu lagi dimana sih. Sudahlah dia tidak pernah memberi tahukan letak kamar rawatnya. Dan tidak ada satupun perawat yang mau bekerja sama denganku untuk memberi tau kamar pria satu itu.

Besok adalah hari operasimu. Ditengah kegugupan karena operasi yang bercampur kekesalan karena Vernon tak kunjung datang, seorang perawat datang ke ruanganmu. Sepertinya ia bukan dari bangsal ini.

"Vernon-ssi menunggumu di taman" mendengar hal itu wajahmu langsung cerah, kau turun dari ranjang rumah sakitmu lalu berlari dengan cepat menyusuri koridor menuju taman. Ah, rasanya kau sangat merindukan pria bule satu itu.

Vernon berada di taman pertama kali kau bertemu, berdiri memandangi pepohonan. Langkahmu semakin lebar, kau menerjangnya dengan pelukanmu.

"Vernon-ah!!" Jeritmu senang. Ia terkejut dengan seranganmu yang begitu tiba tiba. Namun ia berhasil menyeimbangkan badannya, sehingga kalian berdua tidak terjatuh di tanah. Ia ikut memelukmu erat.

"Kemana saja dirimu? Aku menunggu tau!" Dumelmu padanya. Vernon tertawa kecil mendengar kata pertama yang kau ucapkan setelah tidak bertemu.

"Mian" gumamnya pelan. Suaranya agak serak, kau mendongak, memerhatikan wajahnya. Ia tampak tidak begitu cerah seperti biasa, kantung matanya terlihat dan bibirnya yang memucat. Kau hendak melepaskan pelukanmu, namun Vernon tak membiarkan badanmu menjauh.

"Biarkan seperti ini dulu" ia mengeratkan pelukannya. Kau menyerah, menyandarkan kepalamu di dadanya, membiarkan Vernon menyandarkan dagunya di kepalamu. Hening mendera, hanya terdengar detak jantung pria itu di telingamu.

Tersadar dari suasana, kau mulai menyerocos tentang yang terjadi selama seminggu ini, donor mata, dan operasi, semuanya. Vernon mendengarkannya dengan sabar, tangan besarnya sibuk mengelus rambutmu.

"Bagus lah kalau begitu" ujarnya setelah mendengar seluruh ceritanya. Bibirnya melengkung membuat senyuman manis yang kau rindukan.

"Kau sendiri kemana selama ini?" Tanyamu tak melupakan kehilangan pria yang rajin mengabsenmu setiap hari. Senyum Vernon sedikit meredup.

"Pemeriksaan dan pemulihan, biasalah" ujar Vernon tampak tak mau meneruskan pembicaraan. Kau memilih tak lagi bertanya, menghargai keputusannya.

"Kita mau sampai pelukan gini?" Tanyamu memecahkan keheningan yang nyaman ini. Vernon tertawa pelan, melepaskan pelukannya dan mengacak rambutmu asal.

Ia menatapmu lama, seakan ada banyak yang ingin ia sampaikan, namun tidak sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Kau mengangkat sebelah alismu, menunggu perkataannya.

"Fighting" ujarnya setelah sekian lama terdiam. Astaga, ia begitu lama berpikir hanya untuk mengucapkan fighting? Dasar.

Operasimu berjalan lancar sesuai rencana, bahkan perbanmu sudah dibuka, mata kirimu kini bisa melihat seperti mata kananmu. Good bye eyepatch. Namun lagi, Vernon menghilang seperti ditelan bumi. Mengapa ia tidak mengunjungimu lagi setelah selesai operasi. Bahkan kini kau sudah bersiap untuk pulang. Kau sudah menata barangmu, dan mengganti seragam pasienmu.

Seorang perawat yang lagi lagi terlihat asing, mungkin bukan dari bangsal ini, datang dengan senyum yang terlihat dipaksakan. Ia datang membawa amplop berwarna putih.

"Dari Vernon-ssi" ujarnya sambil menyerahkan surat itu. Kau tersenyum senang, apalagi ini? Dia pengen main teka tekian?

Dear Yn-ah.

Sudah lama ya sejak pertama kali kita bertemu, aku tak menyangka dimulai dari kau mengejekku gila, kita bisa sedekat ini. Ingat, jangan lupakan rumus perfect past tense mu!

Oh ya, maaf aku tidak jujur selama ini. Aku gagal ginjal. Aku harus mencuci darah. Dan kondisiku memburuk kemarin, itu makanya aku tidak bisa ngapelin kamu lagi. Haha mian.

Dan aku memutuskan untuk menyerah, mian aku tidak berjuang bersamamu. Pasti menyeramkan masuk ke ruang operasi, mian tidak bisa menemanimu. Mian juga aku belum bisa membuat kenangan berharga bersamamu.

Sebenarnya juga, aku lupa mengatakan ini pada saat kita bertemu kemarin.

thank you for coming to my life. I used to fantasize about making a family with you. unfortunately it doesn't seem possible. i love you yn-ah please remember that.

Ayo gunakan otakmu, sampai jumpa lagi Yn-ah!

- END

Sisaan galau kemaren ges, hehe. Btw aku bakal mulai nulis panjang-panjang lagi, diusahakan. Sampai ketemu di next capt!

Seventeen ImagineWhere stories live. Discover now