[MH] Friend ?

1.1K 121 5
                                    

Kau membuang pandanganmu, menahan tangis yang tertahan di kelopak matamu. Sedangkan pria yang berdiri dihadapanmu mengacak rambutnya dengan kasar.

"Sekarang kamu mau kayak gimana?" Tanya Minghao setelah terdiam beberapa saat setelah perdebatan hebat yang terjadi. Kau tidak menjawab, memandangi pemandangan Seoul malam hari yang dulu kau nikmati berdua bersamanya.

"Ayo kita akhiri ini, Hao" gumammu tanpa menatap kekasihmu, oh statusnya akan berubah menjadi mantan. Minghao terdiam, ia menatapmu tak percaya.

"Kau-" ucapannya terhenti, suaranya tercekat. Kau memandang wajahnya, wajah yang dulu pernah menjadi alasan kau tersenyum kini sedang memandangimu dengan kekecewaan.

"This won't work" lirihmu dengan senyum tipis penuh luka. Tatapan hangatnya kini berubah menjadi penuh luka, luka yang kalian berdua sama sama paham bagaimana rasanya.

"Sorry" ujarmu lagi setelah pria itu hanya terdiam, tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Minghao menghela napas kasar, terlihat bagaimana ia begitu frustasi akan situasi saat ini. Ia mengacak rambutnya kasar. Sedangkan kau hanya bisa memandanginya, tidak tau harus apa, karena jika kau menarik kata katamu lukamu, luka kalian, hanya akan lebih dalam dan lebih sakit.

"Kita masih bisa berteman" ujarmu memecah keheningan. Berusaha membuat keadaan pria itu lebih baik.

Kesalahan besar.

"Teman?" Tanyanya dengan sarkas, tersemat senyum sinis diwajahnya.

"Yeah, friends" kau mengangguk pelan, berusaha menarik senyum di wajahmu. Berusaha menenangkan Minghao.

"Bagaimana aku bisa berteman denganmu?!" Tanyanya. "Bagaimana caranya aku bisa berteman denganmu ketika aku MASIH sangat mencintaimu, hah?!"

"Kau berharap aku untuk hanya melihat ketika kamu akan bersama pria lain dan move on dariku?!" Suaranya meningkat, meluapkan rasa marah dan kecewanya. Sedangkan kau hanya terdiam, tidak bisa menjawab apapun yang Minghao katakan.

"Bagaimana aku bisa berteman denganmu?! JAWAB!" Bentaknya di akhir kata. Kau tetap menutup mulutmu erat, menahan seluruh isakan yang siap keluar seperti air mata yang jatuh membuat sungai dipipimu.

"Bagaimana-" Minghao meremas bahumu, kata katanya tak bisa ia selesaikan.

"Maaf" gumammu.

Minghao menatapmu dalam, terengah akan luapan emosinya. Tapi kau bahkan tidak mampu mendongak, menatap maniknya.

Ia memejamkan matanya, berusaha meredakan emosinya. Kini matanya menatapmu dingin.

"Bunuh aku daripada menyuruhku berteman denganmu" ujarnya datar. Sebelum melangkah keluar dari apartemen kalian dan menutup apartemen kalian dengan bantingan kuat.

Membuat isakan tangis yang tertahan di bibirmu terlepas. Kadang rasanya kau membenci fakta kalau kau jatuh cinta hanya pada waktu yang tidak tepat. 

- END

apa ini ? 😩🖐️

Seventeen ImagineWhere stories live. Discover now