[DK] Twins

1K 117 1
                                    

Suara berisik dari lantai bawah membawa dirimu untuk keluar dari kamarmu, untuk pertama kalinya setelah beberapa saat. Menuruni tangga, membuat perhatian beberapa orang di lantai bawah berpindah padamu. Senyummu merekah tanpa sadar ketika melihat seorang pria yang sedang berbicara pada ibumu.

"Wonwoo!" kau memekik bahagia, dengan cepat menuruni tangga dan berlari memeluk sosok tinggi itu yang berdiri kaku menerima pelukan tiba-tiba itu.

"Yn-" ucapan ibu dan pria yang kau sebut Wonwoo itu tampak terpotong, kau lebih dulu angkat bicara.

"Mengapa kau ada disini sepagi ini? Apakah kita ada janji?" kau bertanya riang, masih betah memeluk leher pria itu. Namun pria itu hanya memandangimu ragu, dan... sedih?

"Ah, aku lupa! Kita janji pergi ke pantai bukan, hari ini?" tanyamu lagi dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahmu. Pria itu akhirnya tersenyum kecil dan mengangguk, mengelus kepalamu lembut.

"Ya, kita punya janji ke pantai hari ini" ia berujar lembut.

"Dok-" suara ibu yang terdengar khawatir terpotong ketika pria ini menggeleng pelan. Tatapannya masih terpaku padaku dengan senyum lembut. Membuat kupu-kupu berterbangan di perutmu.

"Aku akan siap-siap sebentar! Tunggu sebentar ya!" dengan senyum yang merekah kau melepaskan pelukanmu dan kembali berlari menaiki tangga. Meninggalkan ibu dan pria itu yang memandangimu dalam diam.

~

Seakan tak lelah, bibirmu terus tertarik. Bahkan saking bahagianya, kau terus bersenandung mengisi keheningan di dalam mobil. Sedangkan pria di sampingmu sesekali melirikmu, lalu berpindah pada tangan kalian yang tertaut.

"Kamu sangat bahagia, hm?" tak lama pria itu angkat bicara, membuat kau menoleh. Kau mengangguk dengan semangat.

"Eum, ini date kita setelah sekian lama, kau kan sibuk terus" ujarmu setengah merajuk, membuat bibirmu maju beberapa senti. Membuat pria itu tertawa kecil, merasa gemas.

"Baiklah, maafkan aku" kau ikut tertawa bersamanya. Lalu dengan santai menyandarkan kepalamu pada bahunya, membuat tubuhnya menegang, terkejut.

"Nanti kita harus pergi ke restoran favorit kita yang ada di dekat pantai, ya!" ajakku dengan semangat. "Ah, aku rindu kepiting bumbu disana" gumamku. Namun tidak ada reaksi apapun dari pria di sampingmu.

Membuat dirimu mendongak, memandangi wajah tampan yang hanya terdiam memandangimu.

"Wonwoo-ya?" Pria itu mengerjap, dengan segera ia mengangguk dan tersenyum lembut,

"Tentu" ujarnya lembut. Membuatmu mau tak mau ikut tersenyum, lalu kembali beralih memandangi jalanan yang ramai.

"Tentu saja, Yn-ah" gumamnya pelan sambil mengelus tanganmu yang digenggamnya lembut.

~

Sejak kalian berdua sampai pada pantai tujuan, kau sudah lebih dulu berlari menuju pasir putih itu. Membuat pria yang tertinggal di belakangmu berteriak dengan khawatir. Kau tertawa riang sibuk ngerjain pria itu.

"Ya! Apakah kekuatanmu hanya segitu? Tangkap aku!" Teriakmu meledek, terus menengok ke belakang. Memperhatikan pria yang tampak khawatir dan sebal secara bersamaan.

"Perhatikan jalanmu, Yn-ah! Kau akan jatuh!" Ia kembali berteriak memperingatkan yang hanya kau balas dengan juluran lidah.

Namun seperti karma, kakimu tersandung dengan kakimu yang lain, membuat tubuhmu oleng. Untung dengan sigap pria itu mempercepat langkahnya dan menangkapmu tepat sebelum pantatmu menyentuh pasir.

"Ya! Kau tidak apa-apa?" Ia menarikmu mendekat, membiarkan dirimu duduk di atas pangkuannya. Terlihat jelas kekhawatiran di wajahnya. Senyum kecil tak bisa terhindar dari wajahmu.

"Apakah ada luka? Kan sudah kubilang hati-hati, Yn!" ia mengecek tubuhmu dengan teliti, yang membuat kau tertawa kencang karena keseriusannya.

"Yn!" belum sempat ia melanjutkan omelannya, kau lebih dulu angkat bicara.

"I love you" ujarmu, mengalungkan tanganmu pada lehernya. Sedangkan pria itu membatu, menatapmu dalam. Sebelum ia kembali menarik senyum manisnya.

"I love you too" ujarnya lembut.

Untuk sejenak hanya hening di antara kalian. Kalian sibuk memperhatikan manik mata masing-masing, seakan ada banyak yang terucap dengan cara itu dari pada kata-kata sesungguhnya.

"Ayo kita makan, aku lapar!" kau memecah hening dan bangkit lebih dulu berjalan. Diikuti pria itu tak lama kemudian.

Perjalanan kalian terisi hening, hanya suara deburan air dan burung yang mengisi.

"Terima kasih, Dokyeom-ah" ujarmu tiba-tiba, membuat langkah pria itu terhenti. Ia mematung, memandangi dirimu terkejut.

"Yn-" ucapannya terpotong karena dirimu kembali lebih dulu angkat suara.

"Terima kasih sudah berpura-pura menjadi Wonwoo hari ini" kau meliriknya dengan senyum hangat yang terpatri pada wajahmu. "Aku mungkin masih belum bisa merelakan kepergian saudaramu itu, tapi ia tidak mau melihatku begini bukan?"

Dokyeom hanya terdiam, memerhatikan punggungmu yang terus menjauh. Lidah pria itu seakan kelu untuk mengatakan sesuatu.

"Ah, maafkan aku juga memaksamu untuk mengatakan kau mencintaiku tadi" ujarmu lagi.

Ya, pria yang sedari tadi bersamamu bukan kekasihmu, tetapi Dokyeom, kembaran kekasihmu. Kau sadar itu, karena masih melekat di kepalamu bagaimana peti mati berisi kekasihmu itu masuk ke dalam kobaran api untuk di kremasi.

Sedangkan Dokyeom yang masih pada posisinya memandang dalam dirimu yang terus berjalan.

"Tapi aku serius saat mengatakan aku mencintaimu, Yn-ah"

- END

maaf lama banget balik updatenya, tapi aku usahain buat makin sering buat update karena sekolahku dah selesai, DITUNGGU YAA





Seventeen ImagineWhere stories live. Discover now