[SC] Reunion

1.5K 134 0
                                    

 Kau menatap malas pesan dari sahabatmu yang mengajakmu ke acara reunian teman-teman smp kalian. Sebagai sahabat yang dari bayi sampai gede gak pernah kepisah, jelas acara reunian kalian juga bersama. Jujur saja kau malas sekali datang ke acara seperti ini, karena acara reunian begini adalah acara untuk ajang pamer harta dan pasangan. Lah kamu aja masih sendiri.

Namun ada satu hal yang membuat dirimu tertarik untuk mendatangi reunian kali ini. Kehadiran si belah samping. Itu adalah sebutan darimu dan sahabatmu untuk seorang pria yang dulu pernah menempati hatimu. Bisa dibilang cinta monyetmu.

"Oh! Kang Yn! Ibu dosen kita sudah disini!" ketika kau berjalan memasuki restoran samgyeopsal yang menjadi tempat reunian, suasana langsung begitu rusuh. Semuanya menyorakimu yang dulu adalah seorang ketua kelas yang sekarang sudah bekerja sebagai dosen di universitas negeri.

Membosankan, percakapan tentang masa lalu yang klasik, pembahasan soal anak dan pernikahan, juga soal jabatan masing-masing. Kau hanya duduk memerhatikan daging yang terpanggang di atas panggangan selagi sesekali meneguk somaek-mu (perpaduan soju dan beer).

Hah, tampaknya pria yang kau tunggu-tunggu tidak akan datang. Seperti yang sahabatmu katakan seperti reunian dulu, tampaknya si rambut belah samping kembali akan tidak datang.

"Maaf aku terlambat" suara berat yang terdengar asing namun juga familiar itu menghentikan pergerakan tanganmu membolak balikkan daging itu. Karena penasaran kau menoleh, mencari tau siapa yang datang. Matamu membulat, pria dengan masker yang diturunkan di dagu itu, mirip si belah samping. Mata yang masih kau ingat dengan jelas itu, mirip dengan mata pria itu. Tunggu, atau sebenarnya itu bukan mirip, karena memang itu belah samping.

Matanya bergerak, menemukan manikmu yang masih mematung memandanginya. Ia ikut memandangimu, menatapmu dengan hangat. Hingga akhirnya ia tersenyum tipis, sebelum akhirnya ia bergabung untuk duduk bersama teman-temannya. Kau langsung menunduk, sial senyumnya masih saja membuat jantungmu berdetak tak karuan.

Waktu terus berjalan, tidak ada percakapan yang terbuat antara dirimu dan pria yang kau tunggu-tunggu itu. Ia dengan mudah bergaul dengan teman-temannya yang sudah lama tidak ketemu, dan kau sibuk melamun.

"Kang Yn, waah yeppeo" sahabatmu yang bodoh ini malah ikut pass out di ajang minum yang akan menutup reunian kali ini. Mau tak mau kau harus memastikan ia masuk ke taxi dan di antar sampai tumah, kalau tidak bisa bisa ia diculik om-om. Hah, dasar anak satu ini.

Setelah memastikan taxi membawanya pulang, kau mengerang pelan. Dia sama sekali tidak sadar diri kalau tubuhnya tidak seringan itu, rasanya tubuhmu sakit-sakit. Di tengah gerutuanmu pada sahabatmu yang keterlaluan itu, sebuah tangan besar menyodorkan kotak susu putih ke arahmu.

"Mau?" suara berat itu, si belah samping. Kau mendongak, mencari wajah yang kau lihat di restoran tadi. Kini terlihat lebih jelas, terlihat... lebih tampan.

"Gomawo" gumammu setelah menyadarkan diri dari pesona pria satu ini. Dari dulu hingga tak sekarang masih saja begitu memikat. Pria disebelahmu hanya mengangguk dengan senyum tipis nan manis, dan kembali meneguk susu miliknya sendiri.

"Kau tau aku siapa?" tanyanya tiba-tiba. Kau mendongak, menatapnya bingung. Apakah ia sedang memastikan kalau kau mengingat siapa dirinya?

"Mhm, Choi Seungcheol, ...pria yang dijodoh-jodohkan denganku" suaramu agak memelan di akhir kata. Dengan segera kau membuang mukamu, menyumbunyikn pipimu yang sudah terbakar habis. Sial, kenapa kau harus menjawab seperti itu Kang Yn!!

"Hahaha, kau mengingatnya" Seungcheol tertawa pelan. Dengan perlahan kau kembali menatap wajah tampannya. Ia sedang memerhatikan jalan raya yang masih ramai dengan kendaraan berlalu lalang, namun dibawah lampu jalan, kau dapat melihat bercak merah tipis di pipinya.

"Berarti kau juga ingat pertanyaanku waktu itu?" tanya Seungcheol tiba tiba memecahkan suasana hening di antara kalian. Kini ia menatapmu, memerhatikan manikmu dalam. Kau mengangkat sebelah alismu, merasa tidak paham akan pertanyaan yang ia ajukan.

"Kau belum memberikan jawaban hari itu,

tentang menjadi kekasihku"

- END

aku gak tau lagi nulis apa;)

Seventeen ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang