[JH] Me VS Lego

1.8K 157 0
                                    

Kau melangkahkan kakimu secara perlahan memasuki apartemen yang menjadi tempat kekasihmu itu beristirihat. Suasana sangat hening dan sepi, tampaknya kekasihnya itu masih terlelap dan bergelung di selimut hangatnya. Kau akhirnya memilih langsung melangkahkan menuju kamar pria itu. Dan benar saja, pria berwajah cantik yang kadang membuatmu insecure itu masih bergelut dengan mimpinya.

“Aigo, dia begadang karena lego lagi?” gumammu tak percaya ketika melihat rangkaian lego yang baru setengah jadi di meja kecil di kamar kekasihmu. Kau memilih menyibak gorden di kamar yang kekurangan cahaya itu. Membiarkan kekasihmu menggeliat tak nyaman karena sinar matahari yang mengganggunya.

“Chagi-ya” gumamnya setelah membuka matanya sedikit, namun tak lama ia kembali memejam. Kau hanya tersenyum gemas, membiarkan pria itu kembali terlelap sebentar. Kau memilih bangkit untuk membereskan beberapa kekacauan di kamar pria itu.

“Ya, bangun lah. Hari ini adalah hari penting kita” ujarmu setelah membereskan sedikit kamar Jeonghan. Duduk di samping tubuhnya, dan mengelus surainya dengan lembut. Jeonghan tak bergeming, masih asik dalam pejamnya.

Kau tersenyum licik, jika sekali saja ia tidak bisa bangun, maka kau akan melakukan dengan cara lain. Kau menyiapkan jemarimu, dan bergerak secara perlahan, bersiap akan menggelitiki pria pemalas satu ini. Namun belum sempat kau menyentuh tubuh kekarnya, tangan besarnya lebih dulu menangkap lenganmu dan menarikmu kuat, hingga kau terjatuh di atas tubuhnya. Bahkan ia tidak memberi kesempatan untuk dirimu kabur, tangannya langsung melilit pinggang rampingmu dengan erat.

“Aku tau tingkahmu, chagi-ya” gumamnya pelan dengan suara serak khas bangun tidurnya yang membuat bulu kudukmu berdiri. Yoon Jeonghan versi yang kayak gini kadang damagenya suka gak main main.

“Kalau begitu, kau harusnya bangun dan bersiap, pabbo” sinismu sambil memukuli dada bidangnya. Jeonghan hanya mengaduh pelan, namun tidak membiarkanmu terlepas dari dekapannya. Ia memilih menarik selimut dan menyembunyikan tubuh kalian berdua di dalam selimut.

“Ya! Aku sudah berdandan untuk hari ini!!” jeritmu tak terima. Kau berusaha menendang-nendang pria itu, namun tidak ada yang berubah. Ia malah semakin menjadikanmu guling hidupnya.

“Karena itu, aku tidak mau kau keluar. Kau sangat cantik, pria pria itu akan menoleh padamu” ujar Jeonghan setengah menggoda. Kau berdecak pelan, apa-apaan itu. Ia membuka mata saja hanya sebentar, mana mungkin ia isa langsung menyadari detail penampilanmu hari ini. Dasar buaya.

“Ngeliat aja belum, udah bilang cantik” dengusmu kesal. Jeonghan hanya terkekeh pelan, ia tau kau akan mengeluarkan seperti itu. Namun ia tidak melanjutkan pedebatan, memilih kembali terlarut dalam mimpi. Astaga, untung pacar.

~

Kau berdecak pelan memandangi hujan yang turun secara tiba-tiba membasahi kota Seoul. Seakan mengejekmu yang sudah bersiap dengan seluruh rencana kencan hari ini. Kau akhirnya harus menghapus make up-mu dan mengganti outfit aestheticmu itu dengan hoodie kebesaran Jeonghan yang menenggelamkan tubuh mungilmu.

Dan setelah sarapan tadi, Jeonghan sama sekali belum membuka suaranya. Ia sibuk dengan potongan-potongan kecil lego dihadapannya. Memasang setiap potongan kecil itu dan merakit bentuk yang tidak kau pahami.

“Berhenti lah berdecak, dewi fortuna sedang mengerti diriku yang malas keluar, jadi terima saja” setelah sekian lama terdiam, Jeonghan mengeluarkan suaranya hanya untuk mengatakan hal menyebalkan seperti itu. Kau mendengus dan menendang punggung pria yang duduk lesehan di lantai, tanpa belas kasihan.

“Ya!” protes Jeonghan, namun ia langsung mengatupkan bibirnya ketika melihat wajahmu yang benar benar tidak bersahabat.

“Mwo?! Ini salah kau karena terus bermalas-malasan, setidaknya jika kau tadi tidak tidur lagi, kita bisa melakukan satu kencan hari ini!” jeritmu kesal. Kau memukul Jeonghan dengan bantal yang ada di pangkuanmu. Jeonghan hanya bisa meringis pada tindakan kekerasan dalam hubungan ini. Lihat saja, ia akan melaporkan Yn pada polisi.

“Kita bisa berkencan lain hari, Kang Yn! Aku masih ingin menyelesaikan lego ini!” ujar Jeonghan tak mau kalah. Ia merebut bantal dari tanganmu dan melemparnya menjauh, agar dirimu tidak bisa terus membully dirinya. Kau mendengus sebal, namun Jeonghan tidak repot untuk peduli, ia kembali terfokus pada potongan potongan kecil itu.

“Ya! Apakah kau lupa ini hari apa?!” bentakmu kelewat kesal. Jeonghan mengangkat bahunya acuh.

“Hari Minggu, mungkin” gumamnya acuh tak acuh. Matamu membulat tak percaya, jadi pria dihadapanmu ini benar benar melupakannya? Apakah ia benar benar masih peduli padamu?

Tanpa sadar matamu memanas, mengeluarkan air mata yang tanpa sadar mulai mengalir. Rasa sakit hatimu begitu terasa, kau masih ingat seberapa sulitnya kau menghubunginya kemarin, ataupun menunggu saat kapan pria ini bisa keluar denganmu, setidaknya untuk berbagi cerita dan bercanda seperti biasa. Namun, setelah seluruh rencana kencan yang kau rencanakan gagal, ia bahkan tidak repot untuk mengingat apa yang terjadi hari ini, dua tahun yang lalu.

Isakanmu yang tak tertahan di bibirmu, membuat Jeonghan tersadar. Ia akhirnya menoleh, dan begitu terkejut ketika melihat dirimu menyeka dengan kasar wajahmu yang kini dialiri air mata. Sungguh, ia tidak menyangka bercandaannya tadi ditanggapi serius oleh kekasihnya itu.

“Ya, Kang Yn, lihat aku” Jeonghan akhirnya ikut mendudukkan tubuhnya di sofa, meraih tanganmu yang terus menyeka air mata yang turun dengan lembut. Namun kau enggan menoleh, kau tetap pada posisimu.

“Aku cuma bercanda, berhentilah menangis” Jeonghan akhirnya berpindah bersimpuh dihadapanmu. Menggenggam erat tangan mungilmu, memerhatikan lekat wajahmu yang memerah dengan jejak air mata yang masih tersisa. Dengan satu tangannya ia mengelus lembut air mata yang mengalir di pipimu.

“Jika kau sudah bosan denganku, bilang saja! Aku lelah terus makan hati setiap harinya, mencemaskanmu, merindukanmu, bahkan aku mulai lelah merencanakan kencan setiap ada kesempatan, yang bahkan kadang tidak pernah terlaksanakan!” ujarmu melepaskan seluruh unek-unek hatimu. “Kau bahkan melupakan hari dimana kau mengajakku untuk menjadi kekasihmu” lirihmu pelan. Jeonghan menatapmu dalam, merasa bersalah karena sikapnya dan kesibukannya akhir akhir ini membuatmu berpikir kalau kau tidak lagi dicintai.

Ia menarikmu ke dalam dekapan hangatnya, tidak peduli seberapa keras kau berusaha memberi jarak di antara kalian. Ia menghebuskan napas perlahan, meresapi aroma sampo yang selalu menjadi kesukaannya. Membiarkan dirimu menangis terisak di dadanya.

“Mian, karena kesibukanku menyiapkan comeback, kau harus menanggung perasaan cemas dan rindu sendirian. Mian, karena sikapku akhir-akhir ini, kau berpikir aku sudah tidak lagi mencintaimu” ujarnya perlahan, tangan besarnya sibuk mengelus kepalamu dengan sayang. Ia menarik napas dalam, ikut merasakan sesak yang kau rasakan.

“Aku bukan bosan denganmu Yn-ah, aku memang sibuk, aku meminta maaf untuk itu. Namun bukan berarti aku sudah melupakan dirimu. Maaf juga kau harus kecewa setiap aku membatalkan kencan kita, karena terlalu lelah. Aku berjanji, mulai besok untuk memastikan kau tidak lagi menanggung cemas, rindu, dan kecewa sendiri” ujar Jeonghan sungguh-sungguh, ia melepaskan pelukannya perlahan, mengecup lama dahimu penuh kasih sayang. Setelah tangismu agak mereda, ia tersenyum manis.

“Aku juga tidak melupakan hari dimana aku meminta seorang gadis cantik untuk menemaniku, dan menambah warna ke hidupku” ujarnya dengan senyum yang tidak luntur. Ia bangkit dan mengambil kotak di atas rak. Sebuah kotak putih.

“Happy anniversary 2 tahun, chagi-ya” gumamnya dan memberikan kecupan singkat di bibirmu. Ia membuka kotak itu dihadapanmu. Kau menatap isi kotak itu lamat. Sebuah buket bunga.

Terbuat dari lego.

“Yoon Jeonghan!!”

- END

Mari kita menikmati malam valentine dengan tingkah paduka yang bucin sama legoㅠㅠ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mari kita menikmati malam valentine dengan tingkah paduka yang bucin sama legoㅠㅠ

Seventeen ImagineWhere stories live. Discover now