[SC] Stranger

3.2K 185 1
                                    

Kau mengerang lelah, rasanya terlalu banyak hal terjadi hari ini. Termasuk mengetahui kalau kau kembali gagal debut. Padahal kau sudah bekerja keras, agar bisa debut menyusul kakakmu yang telah debut sebelumnya.

Kau memilih berbelok ke taman yang berada tak begitu jauh dari entertainmenmu. Menikmati kesunyian sejenak, berharap bisa melepaskan stresmu.

Hingga tak sengaja matamu menangkap seorang pria dengan topi adidas navy original yang sangat kau kenali, sedang duduk duduk di bangku taman. Itu kakakmu.

"Oppa!" Dengan senyuman terpatri, kau berlari dengan cepat menuju bangku itu dan melompat menduduki bangku disebelahnya. Kau terkekeh pelan karena bertindak terlalu bersemangat. Untunglah kau mendarat dengan selamat, dengan badannya sebagai sandaran sementara.

"Oppa, neomubogo sipeo" gumammu padanya. Jelas, setelah kakakmu debut, kalian jarang mendapat waktu untuk menghabiskan waktu. Dirinya sibuk mempersiapkan comebacknya lah, atau show casenya.

"Rasanya kita sudah lama tidak berbicara berdua denganmu seperti ini" ucapku, matamu menerawang, mengingat momen dimana mereka dulu masih asik saling menjahili dan juga bertukar cerita.

"Hari ini aku lelah sekali, dan aku kembali gagal debut, padahal aku sudah bekerja sangat keras agar aku bisa menyusulmu debut, tapi aku kembali tidak terpilih. Menyebalkan" gerutumu, menceritakan hal yang terjadi hari ini. Kau kini memeluk lengan kekarnya dan menyandarkan kepalamu dibahunya. Mencari posisi ternyaman disampingnya.

"Sedangkan oppa gimana? Pasti enak ya sudah debut, apakah kau masih harus latihan ketat? Atau kau masih harus olahraga setiap hari? Aish, rasanya menjadi idol tidak terlalu enak kalau kau masih harus melakukan itu" kau kembali bertanya, kini diakhir dumelan. Kau menendang nendang angin, kebiasaan saat kau kesal.

"Tapi yang terpenting kau harus jaga kesehatan ya, aku tak mau kau terbaring di rumah sakit berhari-hari, kau tak mau kan aku memonopoli seluruh masakan ibu?" Kau berucap dengan kekehan pelan. Bayangan kau selalu berebut lauk buatan ibumu bersama kakakmu, membuatmu tersenyum tipis.

Namun, pria disampingmu sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun. Hanya menjadi pendengar yang baik, atau jangan jangan sedari tadi ia tidak mendengarkan apapun. Membuat dirimu mendongak, berusaha melihat wajah kakakmu.

"Ya! Setidaknya dengarkan adikmu ini bercerita, dasar kejam" gerutumu sambil memukul pelan lengan yang sedari tadi kau peluk. Tetapi tetap saja ia tidak mengeluarkan satupun suara, membuat dirimu merasa aneh, sejak kapan kakakmu yang bar bar ini tidak merespon apa apa setelah kau pukul pukul tangannya.

"Kau sedang sakit?" Tanyamu bingung, satu satunya alasan kakak bar barmu tidak bersuara adalah karena ia sedang sakit. Namun lagi, ia tetap tidak menyahut. Membuat kau kini tidak lagi menyender dibahu bidangnya, dan duduk tegak menghadap pria yang bahkan tidak repot untuk menoleh.

"Ya! Jawab aku!" Kau menarik narik tangan kekarnya, namun ia masih saja tidak bergeming, hingga akhirnya kau menarik lengannya dengan kuat membuat tubuh besar pria itu menubruk dirimu.

Dan membuat bibir pria itu mendarat tepat dibibirmu. Kini kau bisa melihat dengan jelas siapa yang sedari tadi kau ajak bicara. Bukan kakakmu, namun seorang pria tampan yang juga tak kalah terkejutnya melihat posisi kalian kali ini.

Kau dengan cepat memundurkan badanmu, menatap tak percaya pria itu. Gila, jadi sedari tadi kau berbicara dengan orang asing? Aish, Yn pabbo.

Tetapi wajahnya tidak begitu asing, rasanya ia mirip dengan Choi Seungchol. Seorang leader dari grup yang berasal dari entertainmen yang sama dengannya. Ah, kau hanya bisa berharap dia benar benar bukan orang yang kau kenal.

"N-nugu?" Gumamku terkejut. Sedangkan pria itu tampak memerhatikan wajahmu, lalu menyentuh bibir pink sexynya. Aih, otakmu sepertinya sudah rusak sampai berpikiran seperti itu. Ia menarik ujung bibirnya sedikit, membentuk smirk yang mampu membuat wajahnya terlihat lebih tampan.

"Jeoseonghabnida" ujarmu, dan terburu buru ingin kabur, rasanya kau sudah tidak punya wajah lagi untuk menatap pria ini.

Namun belum sempat kau berdiri dengan benar, tangan kekar pria itu melilit pinggangmu dengan erat. Menarikmu kembali terduduk dibangku taman. Kini bahkan tidak ada jarak yang tersisa. Kau bisa merasakan hembusan napas hangatnya diwajahmu.

"Kau mau kemana gadis kecil?" Tanyanya dengan nada menggoda. Suaranya yang berat membuat ada rasa menggelitik menjalar dipunggungmu.

"Pertanggung jawabkan first kissku yang kau ambil"

- END

hiya hiya gimana? tanggung jawab tuh, ntar si babeh ngomel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hiya hiya gimana? tanggung jawab tuh, ntar si babeh ngomel. vote komennya ditunggu💗

Seventeen ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang