《Dating》

738 81 10
                                    

Arjuna spontan tegak dari posisi yang semula berbaring setelah mendapat balasan pesan dari Laras. Dia telah menunggu selama satu jam, dan akhirnya Laras menyetujuinya. Dia paham wanita itu harus berpikir keras untuk memberinya kesempatan atau tidak kali ini.

Pemuda itu tidak dapat menyembunyikan perasaan senangnya, dia cengengesan sendiri kala Laras menambah emoji senyum. Dia langsung membayangkan Laras tengah tersenyum di depannya saat ini.

Biarkan orang lain menganggapnya gila. Kali ini dia benar-benar tidak akan melepaskan Laras. Tidak, atau dia akan menyesal dan mungkin tidak akan mendapatkan kesempatan lagi.

"Terima kasih," gumamnya tulus.

•••••••

Senyum tak pernah luntur dari bibir pemuda yang kini telah menginjak semester akhir dan sebentar lagi dia akan lulus sekolah.

Hal itu membuat teman-temannya heran, kemarin-kemarin dia murung sampai tidak ingin diganggu sama sekali.

"Lo mau taruhan sama gue nggak?" tawar Bimo pada Nino. Sedangkan Gino sibuk pacaran di kelas sebelah.

"Apaan?" sahut Nino.

"Gue yakin Juna baru dilempar logam mulia sama bundanya. Kalau tebakan gue bener, mobil lo buat gue."

Nino melolot tak setuju. "Enak aja! Lo yang duga mobil gue pula jadi jaminan."

Bimo berdecak. Temannya itu sama sekali tidak peka, dia sudah mengincarnya sejak sebulan lalu, tapi jangankan meminjam, menyentuh spionnya saja dia ngamuk seperti orang kesurupan.

"Dasar pelit. Kuburan lo sempit."

"Kalau ada AC gak papa."

"Anjir!"

Nino tertawa puas. Dia memang sengaja tidak membiarkan Bimo menyentuh benda berharganya. Karena belajar dari pengalaman, motornya masuk jurang, untung saja manusia itu masih hidup.

Di sisi lain, Arjuna tampak mesem-mesem memainkan ponselnya. Hanya Nino yang paham kalau saat ini Arjuna tengah chatting dengan Laras.

"Jun, lo punya pacar ya?" celetuk Bimo kelewat penasaran.

"Istri."

"HAH?!"

Seisi kelas yang tadinya riuh mendadak hening karena pekikan Bimo. Sedangkan tersangka yang membuatnya terkejut mengangguk polos.

Tiba-tiba otak Bimo migren. "Bocil kalau ngomong suka ngasal, istri dari mana pacar aja belum pernah. Gue gak pernah tau lagi ya selain Cantika. Jangan maen-maen!"

Arjuna hanya mengangkat bahunya acuh. Dia sudah jujur, percaya atau tidak itu urusannya, Arjuna tidak mau peduli.

Bimo masih dalam kondisi syok setelah mendengar pengakuan Arjuna yang entah benar atau tidak. Yang jelas dia tidak akan percaya semudah itu. Mana mungkin sosok Arjuna yang sekarang pun masih dekat dengan Cantik memiliki istri.

Arjuna berbohong, kan?"

•••••••

Saat Guru sudah keluar dari kelas, Arjuna mengambil langkah seribu menuju parkiran. Teman-temannya semakin heran kecuali Nino. Dia sudah menduga ada sesuatu yang akan dilakukan temannya itu.

Arjuna bahkan menabrak siswa lain saat berjalan, tetapi dia tidak menghiraukan ataupun sekadar meminta maaf.

Sialnya, sosok yang dia hindari sejak kemarin sudah bersandar cantik di samping mobilnya sambil memainkan ponsel. Ketika menyadari kehadirannya, gadis itu langsung melambaikan tangan sambil tersenyum.

The CEO Stole My Bra! ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu