《Sickening》

770 75 3
                                    

Rasanya sudah seratus kali Arjuna menolak permintaan Paula untuk bersekolah. Pasalnya itu akan sangat berisiko. Beruntung kehadirannya tidak terendus oleh Intan. Bisa jadi rempeyek maknyus ente!

Arjuna sudah kembali bersekolah, selesai masa hukumannya lima hari yang lalu. Selama itu pula Arjuna terus direcoki. Belum lagi Cantika yang selalu meminta ditemani ke sana-ke mari, ingin bertamu pula ke rumah. Kepala pemuda itu nyaris meledak.

Sekarang dia heran sendiri. Dulu, sebelum menikahi Laras Cantika sempat menjauh dan entah kenapa sekarang malah sangat mendekat. Ditambah Paula kembali. Sudahlah.

Arjuna tidak bisa menolak. Karena masing-masing mereka punya tempat tersendiri di hatinya. Cantika sebagai mantan yang sekarang menjadi sahabat, Paula adik tercintanya, dan Laras istri satu-satunya.

"Gak bisa, Paula. Kamu jangan bikin masalah. Sama dengan kamu mau bunda tau kalau kamu ada di sini."

Mata Paula kini berlinang air mata. Tampaknya sebuah trik agar Arjuna memperbolehkannya. "T-tapi aku bosan homeschooling, Kak. Aku mau punya teman di sekolah!"

Arjuna menghela napas. Mencoba bersabar menghadapi Paula yang kini menjadi kekanak-kanakan. "Kamu kalau masih keras kepala, mending kakak pulangin aja ke tante, ya? Aku gak mau ambil risiko kalau ketahuan bunda. Dengan bawa kamu pulang aja udah bikin ribet. Jadi jangan tambah bikin pusing."

Setetes air mata Paula meluncur bebas membasahi pipinya. "Kakak gak senang? Kalau gitu kenapa bawa aku pulang?!"

"Pokoknya tetap di rumah. Guru kamu sebentar lagi datang. Kakak pergi dulu."

Arjuna tetap kukuh tidak memperbolehkan Paula bersekolah. Sebab itu sangat berisiko. Apalagi Intan yang dekat dengan kepala sekolah. Pun mengenal sosok Paula meskipun tidak bertemu lama.

Selang beberapa menit kepergian Arjuna. Laras masuk ke rumah bersama dengan seorang guru khusus untuknya.

"Ini anaknya, Ken. Kalau ada apa-apa lo telepon gue aja, oke?"

Guru Paula yang bernama Ken itu lantas mengangguk. Iya, Ken adalah teman Laras yang pas sekali profesinya seorang guru homeschooling. Laras pun pergi karena harus segera ke kantor.

Ken berdeham karena sedari tadi Paula hanya diam. "Bisa mulai sekarang? Jadwalnya dua jam untuk hari ini."

Paula berdecak malas. "Ngapain? Gue gak setuju sekolah rumah. Gue maunya sekolah biasa!"

Ken bergeming. "Arjuna sudah bayar saya. Jadi, ka-"

"Bodoamat! Ajarin kucing aja sana!"

Paula berbalik, hendak naik ke lantai atas karena kamarnya kini sudah dipindah sesuai keinginannya. Namun, apa yang terjadi? Arjuna malah turun ke lantai bawah dan tidur bersama Laras. Paginya dia kembali lagi ke atas agar Paula tidak curiga.

Sebelum itu, Ken lebih dulu memblokir jalan Paula. Dengan langkah lebarnya dia memandu di depan dan membuka kamar Paula tanpa izin.

"HEH?!" sentak Paula.

"Kamu cantik, sayang kalau bodoh karena gak belajar."

Menusuk sekali kata-kata Ken ini. Membuat Paula terdiam dengan mulut sedikit menganga. "Arjuna beri saya akses bebas mau ngajar di mana saja. Karena kamu mau di kamar, ya, saya turutin."

Paula menggeram, tak ada pilihan meskipun dia menolak keras. Dengan hentakan kasar dia pun masuk ke kamarnya dan menyiapkan keperluan belajar.

Ken duduk lesehan di karpet bulu, nuansa kamar Paula dominan warna merah muda dengan motif kupu-kupu. Bahkan selimut, bantal, tirai, motifnya hewan tersebut.

The CEO Stole My Bra! ✓Where stories live. Discover now