《Excruciating》

543 65 2
                                    

Tubuh Amara dilempar kasar masuk ke dalam pesawat. Dia sampai tersungkur dan mengaduh kesakitan. Namun, beberapa orang di dalam sana hanya diam. Terutama sosok yang menjadi dalang penculikan Amara.

"Semua sudah beres?"

Ketika suara itu masuk ke dalam indra pendengaran Amara, seketika senyum sinisnya terbit. "Aaa, jadi kau?" ujarnya dengan nada remeh.

"Kau pikir ini keren? Kau menculikku? Ide sampah macam apa ini, Nyonya Sarah yang sangat tidak terhormat?"

"Tutup mulutmu!" amuk Sarah kesal. "Kau pikir kau bisa lari dariku?!"

Anak buah Sarah melepas ikat mata Amara sesuai interupsinya. Kali ini Amara bisa lebih leluasa memandang Sarah yang begitu menjijikkan di matanya. "Untuk apa kabur? Aku tidak melakukan salah apa pun."

Sarah mendesis, "Kau pikir aku bodoh? Aku tau, belakangan ini Mas Jason menghubungimu dan bahkan kalian berencana untuk bertemu."

Amara terkekeh, padahal tidak ada yang lucu. "Jadi, itu salahku? Salahkan dirimu karena sudah tidak menarik lagi!"

Tangan Sarah mengepal kuat. Amara berhasil memancing emosinya. "Kau seharusnya paham, hidup ini ada yang namanya karma. Kau pikir kau akan bahagia selamanya karena merusak rumah tanggaku? Anakmu yang tidak bersalah itu akan terkena dampaknya."

"Kau sedang mengancamku?!"

"Untuk apa repot-repot?" Amara menaikkan sebelah alisnya. "Kau bahkan sudah terancam sebelum aku melakukannya, kau takut Mas Jason kembali padaku, kan? Iya, kau sangat ketakutan karena itu kau berusaha menyakitiku."

Sarah mendekati Amara dan menamparnya tanpa segan. Jujur itu sakit, tetapi Amara berusaha tidak lemah. Mungkin sudah waktunya dia untuk mendapatkan keadilannya.

Akan tetapi, kembali dengan Jason itu tidak akan mungkin. Amara tidak akan menerima kembali lelaki yang sudah mencampakkan dirinya dan anaknya. Dia hanya mencoba untuk memberi pelajaran pada wanita busuk itu.

"Kau mau aku tampar lagi?!" pekik Sarah sambil menarik rambut Amara.

"Lakukan semaumu." Sedikit merintih, tetapi Amara tetap mempertahankan ekspresi tengilnya. "Aku tidak akan bertekuk lutut padamu!"

Sarah mundur beberapa langkah dan seorang anak buahnya yang berada di belakang menendang punggung Amara, hingga posisi wanita itu kini bersujud di kaki Sarah. "Begini, memohonlah maka aku akan melepaskanmu."

"Tidak akan," kukuh Amara.

"Baiklah kalau kau memaksa."

Sarah menginterupsi agar pesawat segera dioperasikan. Yang mereka tumpangi adalah pesawat pribadi Sarah yang dibelinya dengan uang Jason. Ya wanita itu pandai merayu dan juga menghabiskan harta.

"Kau tau? Sekarang anak-anak Intan sedang mengejar kita, dan kau tau apa yang paling seru?"

Jantung Amara mendadak berdegup tidak karuan.

"Anakmu ditinggal sendiri, dan ada Paula di sana. Anak didikku itu akan melakukan apa saja sesuai perintahku." Sarah tertawa jahat. "Memohon atau tidak, kau tetap akan mendapat kabar Laras dan anaknya m-a-t-i."

•••••••••

Arjuna dan Jaden berlari tergesa-gesa. Menyusuri bandara dan mencari keberadaan Intan. Wanita itu menunggu di dekat pembelian tiket, mereka langsung berkumpul di sana.

"Apa Laras sudah aman?"

Arjuna mengangguk. "Sudah. Dia bersama Hana."

"Bagus. Sekarang kita harus kejar Sarah!"

The CEO Stole My Bra! ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum