《Hurting》

682 82 9
                                    

Laras tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya, tapi untungnya masih bisa mengontrol diri untuk tenang saat ini.

"O-okey."

Gadis pucat yang tidak dia ketahui asal-usulnya dari mana sejak tadi menampakkan senyum cerianya terus. Dia tidak paham maksud dan tujuan Arjuna memperbolehkan dia tinggal bersama dengan mereka.

Maksudnya, ayolah. Mereka adalah suami-istri. Laras tidak bisa berbohong kalau saat ini pikirannya sudah mengarah ke hal negatif. Apalagi gadis itu umurnya tidak terlalu jauh dengan Arjuna.

Lalu ... tinggal bersama? Apa ini Arjuna memancing pertempuran, ya?

Laras melirik Arjuna dan memberi kode agar keluar. Mereka perlu bicara, dan kode itu langsung dimengerti Arjuna. Dia meminta Paula untuk masuk lebih dulu ke kamar sedangkan dia berbicara dengan Laras.

Setelah Paula benar-benar menghilang, barulah Arjuna menemui Laras yang sudah keluar lebih dulu.

"Bisa jelasin?" tanya Laras tanpa basa-basi.

"Adik angkat."

Alis Laras tertaut. "Yang lengkap."

"Dia adik angkatku. Kemarin diasingkan bunda ke Malaysia. Dia sakit, dan aku punya tanggung jawab untuk mengurusnya."

Laras mengerjap lama. "Bunda tau soal ini?"

"Buat apa bunda tau? Please, ini rumah aku. Aku berhak izinin dia atau enggak," cetusnya membuat hati Laras mencelos.

Laras mengepalkan tangannya yang kini berada di saku celana kantornya. Ucapan Arjuna ada benarnya, tetapi mereka bukanlah sekedar atasan dan bawahan. Sekali lagi, mereka adalah suami-istri.

"Kamu apa gak bisa diskusi dulu sama aku? Aku juga punya hak buat izinin dia atau enggak. Karena rumah kamu rumah aku juga. Aku istri kamu kalau-kalau kamu lupa, Juna."

Arjuna memalingkan wajah ke samping. "Masalahnya di mana, sih? Kan dia adik aku."

"Masalahnya karena kamu gak akuin aku, Juna."

"Iya, karena mendadak."

"Harusnya pun kamu tau gimana uring-uringannya aku semalam sampai ketiduran di sofa."

Sayang. Kalimat itu hanya bisa dicetuskannya dalam hati. Sebab, Laras pun sadar bahwa dia belum sepenuhnya mendapatkan hati Arjuna. Terlepas dari adegan kissing mereka beberapa waktu yang lalu.

"Aku cuma minta, jangan kasih tau bunda. Aku janji dia gak akan ngerepotin kamu, Kak."

Laras yang tadinya sudah menyiapkan ribuan kalimat pertentangan, kini hanya bisa menghela napas pasrah. "Oke."

Rasanya mau dilarang, Paula adalah adiknya. Akan tetapi, firasat buruk Laras pun tak dapat dipungkiri. Melihat wajah Paula saja rasanya dia ingin segera menyeret gadis itu keluar dari rumahnya.

Mengapa begitu? Laras saja tidak tahu masa lalu Arjuna?

Insting seorang istri benar-benar sekuat itu, ya?

"Aku bakal pekerjakan pembantu lagi. Jadi, aku jamin kakak gak akan repot."

"Juna, kalau bunda tau kamu sama aku bakalan diomelin."

Arjuna menggeleng, tatapan matanya seakan menyuruh Laras untuk percaya padanya. "Aku yang bakal urus itu. Kamu cukup diam dan tenang. Oke?"

"Kenapa kamu gak pengen banget bunda tau? Jangan-jangan kamu ada apa-apanya nih, ya, kan? Ayo cepetan ngaku!"

Arjuna berdecak. Padahal tadi Laras sudah sepakat. Sekarang malah memancing perdebatan lagi. "Adalah alasannya."

"Aku gak boleh tau?"

The CEO Stole My Bra! ✓Where stories live. Discover now