《Celebrating》

622 76 10
                                    

Pagi-pagi sekali Laras sudah bangun. Meninggalkan Arjuna yang masih dalam mimpinya di ranjang. Dia menyiapkan segala sesuatu di hari kelulusan Arjuna hari ini.

Meskipun selama seminggu dia harus lelah mengomeli Arjuna yang susah disuruh belajar. Akan tetapi, dia tidak bisa menutupi rasa bangganya karena pemuda itu hampir lulus.

Bocah nakal yang dia nikahi tanpa ada tujuan, mengalir saja seperti air. Kini mereka sudah mengikat hubungan yang benar-benar erat.

Laras mengelus perutnya, senyum tipis mulai terbit. Dia merasa bahagia tetapi harus menutupinya sampai pesta yang direncanakannya dengan Intan dimulai.

Tentu, itu adalah rencana mereka berdua. Ada hal spesial yang akan disampaikan Laras di depan keluarga besar Arjuna. Bahkan Amara pun akan datang malam ini.

Acara kelulusan Arjuna akan memakan waktu beberapa jam. Laras sudah menyiapkan jas, sepatu, parfum, dan keperluan lain. Dia harus terlihat sempurna hari ini.

Tanpa diduga sepasang tangan melingkar posesif di pinggangnya. "Kenapa gak bangunin?" tanya Arjuna dengan suara paraunya.

"Apa? Mandi sana."

"Acaranya jam sembilan. Aku pergi sekarang namanya jagain sekolah."

Laras terkekeh. "Ya, gak apa-apa. Sesekali berbuat baik. Bantuin satpam. Dulu-dulu kamu yang repotin dia 'kan kalau bolos?"

Arjuna menggigit kecil leher Laras hingga wanita itu merintih. "Ah! Sakit Juna!"

"Maunya jagain hati kamu doang."

"Astaga, tutor gombal sama siapa? Belakangan ini kamu sering banget ngomong manis ke aku," heran Laras. Karena memang Arjuna tidak biasa menggombal seperti tadi.

"Gak tau. Pengen aja ngomong gitu."

Laras seketika teringat sesuatu. "Mungkin ...."

"Mungkin apa?"

Laras segera menggelengkan kepalanya. Sekarang bukan waktu yang tepat. "Mungkin karena kamu memang cinta banget sama aku, iya, kan?"

Arjuna terkekeh, hambar, lalu membalik tubuh Laras dan menyambar bibirnya. "Gemesin!"

"Ih Juna!! Bau jigong!"

Laras mendorong kuat tubuh Arjuna, tetapi bukan Arjuna namanya kalau mudah dikalahkan. Tentu saja pemuda itu tetap yang menang.

Mereka kejar-kejaran sampai akhirnya Laras menyerah dan pasrah ditangkap Arjuna.

Lalu, apa yang terjadi? Tentu saja Arjuna menggoda Laras. Namun, hanya sebatas cuddling dan kissing semata. Karena Arjuna paham Laras rentan sakit akhir-akhir ini.

"Seriusan bunda ngadain acara apa? Pelantikan aku jadi CEO?"

Laras merasa kegelian saat Arjuna mengecupi dadanya. "Aha, itu ... ih Juna geli!!"

Bukannya berhenti, pemuda itu semakin semangat menggoda Laras. "Jawab dulu. Masa iya kamu gak dikasi tau bunda?"

Mencoba mencari cara agar Arjuna tidak terus-terusan penasaran. Laras menangkup wajah Arjuna lalu mengecupi bibirnya berkali-kali.

Mendapat perlakuan itu, Arjuna tak ingin menyia-nyiakannya. Dia lantas menarik tengkuk Laras dan memimpin ciuman mereka. Semakin lama semakin dalam, dan penuh gairah.

Napas mereka saling menderu kala ciuman terlepas. Arjuna merapikan anak rambut Laras yang seketika berantakan karenanya.

"Aku ganti pertanyaan boleh?"

Laras menaikkan alisnya. "Pertanyaan?"

Arjuna mengangguk. Laras pun ikut mengangguk. "Apa?"

"Kamu gak menyesalkan nikah sama aku? Ya, aku akui selalu membuat masalah dan nyakitin hati kamu. Tapi, kamu gak ada niatan ninggalin aku, kan?"

The CEO Stole My Bra! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang