《Bettering》

547 70 8
                                    

Apa yang sudah hilang dari Amara, kini dia mendapatkannya lagi. Dia menjadi pemilik perusahaan serta cabang-cabang yang awalnya dikelola Jason. Berkat taruhan mereka sebelum bercerai.

Jason mengakui kalau dia kembali merindukan sosoknya saat melakukan perjalanan bisnis ke negara di mana mereka pertama kali bulan madu, Jepang.

Tanpa sadar Jason mengunjungi hotel, serta tempat-tempat wisata yang mereka kunjungi. Setelah pulang dari sana, Sarah sudah tidak menarik perhatiannya lagi.

Melihat pertumbuhan Jelita dan Clara, Jason jadi menyesal karena tidak tahu bagaimana Laras tumbuh dan berkembang. Itulah sebabnya dia ingin menebus segalanya. Omong-omong, dia sudah dipekerjakan Amara tetap di perusahaannya. Hanya bergeser posisi saja.

Karena tidak ingin Laras bekerja lagi, atas keinginan Arjuna Amara pun mengizinkan toko rotinya dikelola Laras. Ya, meskipun wanita itu tidak pandai membuatnya, tetapi dia bisa mengurus management yang tidak terlalu sulit.

Lalu, posisi Laras kini digantikan oleh Hana. Selama seminggu Jaden menyesuaikan diri dengan wanita itu sebelum berangkat ke Manhattan yang sempat tertunda kemarin. Karena sebelumnya mereka belum pernah bekerja sedekat itu untuk waktu yang cukup lama.

Saat ini Jaden sudah dalam perjalanan menjemput sekretaris barunya itu. Si manja yang tidak mau pergi sendiri dan merengek minta dijemput adalah Hana Joana.

"Kenapa masih ngekos? Kurang gaji buat beli rumah?" sindir Jaden saat Hana sudah keluar.

"Ngapain sih beli rumah? Nanti juga gue tinggal di rumah suami gue," balas Hana santai.

Jaden mendesis, lalu turut membantunya memasukkan koper ke bagasi. "Ya, masa lo betah tinggal di tempat sempit selama bertahun-tahun? Ibu kos gak muak lihat muka lo terus?"

Hana menatap Jaden penuh curiga. "Kok lo jadi cerewet? Suka-suka guelah! Lagian kalau punya rumah itu ribet, gue cuma sendiri gak perlu tempat yang besar, dan gue males bersihin rumah kerjaan gue banyak. Gua gak mau pekerjain pembantu, gue gak pernah percaya sama orang asing udah puas lo?"

Jaden terkekeh puas. Sedangkan Hana memasang raut semakin sebal. Entah mengapa pria itu jadi sering sekali menguji imannya. Suka mengajaknya berdebat dan berakhir menimbulkan kekesalan. "Sialan lo."

Sudah puas mengganggu Hana, mereka pun akhirnya beranjak pergi ke bandara. Di sepanjang perjalanan sampai di dalam pesawat pun wanita itu terus mengoceh, mengomentari film yang dia tonton.

"Dasar dodol, kalau suka ya lo ungkapinlah. Lo pikir semua orang punya kadar kepekaan yang tinggi gitu? Gak guna mph!"

Jengah dengan celotehan berisik Hana sampai beberapa orang melihat ke arah mereka, Jaden pun menutup mulutnya dan memelototi wanita itu tajam. "Diem. Matiin itu pesawat udah mau jalan!"

Hana spontan mengigit telapak tangan Jaden hingga pria itu meringis kesakitan. "Gak usah pakai nutup bibir gue kali, hancur nih lipstik gue!"

Jaden menghela napas panjang, mencoba bersabar dengan Hana yang memang sedikit geser otaknya. Dari zaman mereka kuliah sampai detik ini tidak banyak berubah. Hanya semakin cantik dan ramping saja.

Selang beberapa menit, tampak Hana heboh mencari sesuatu dalam tasnya. Dia sampai berdiri dan berjongkok. "Ngapain?" tanya Jaden ikutan bingung.

"Itu ... lo ada lihat beruang gue gak?" tanya Hana dengan raut wajah mulai panik.

"Lo bawa beruang, beruang kutub?"

"Gue lagi gak bercanda. Boneka kecil, bentuk beruang gua harus pegang itu setiap pergi naik pesawat, Jaden!"

The CEO Stole My Bra! ✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें