14-MBA

547 64 0
                                    

Bismillah semoga suka, ya 🥰

Sedari tadi, Alfaro Yanto dan juga Yusdar terus saja mengoceh, tapi tidak dengan Sadewa. Lelaki itu masih setia untuk tetap berdiam diri.

Alfaro mendongak ke arah Sadewa, memperhatikan dengan lekat lelaki yang ada di hadapannya. Alfaro terlihat bingung dengan ekspresi wajah Sadewa yang tidak seperti biasanya, lelaki itu terlihat seperti sedang berfikir keras.

Tatapan lelaki itu terlihat kosong ke arah mangkuk bakso yang sedari tadi hanya di aduk tanpa di santap, makanannya masih tetap utuh meski teman-temannya sudah kenyang karena makanan mereka telah habis.

Yanto juga ikut menyadari apa yang Alfaro lihat, Yanto menyenggol lengan Alfaro kemudian mengarahkan pandangannya ke arah Sadewa, yang masih di posisi yang sama seperti tadi.

"Dewa kenapa, far?" tanya Yanto dan Yusdar yang berada di samping Sadewa, mereka ikut menoleh ke arah lelaki itu.

Alfaro mengangkat kedua bahunya. "Gue kurang tau."

Yusdar menepuk pelan bahu Sadewa. "Ngapa bengong dew? Utang lo, belum lunas?" ceplos Yusdar dengan asal.

Sadewa tersadar dari lamunannya, akibat Yusdar menepuk bahunya secara tiba-tiba. Lelaki itu kebingungan sendiri dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sekedar untuk menghilangkan rasa canggung yang datang tiba-tiba. "Gak papa."

"Sebenarnya gue kenapa, sih? Bukannya gue belum moveon, ya? Tapi kenapa belakangan ini selalu mikirin Keisya?"-batin Sadewa.

"Jangan bengong, cepetan makan tuh makanan sebelum gue kunyah sampai habis. Bentar lagi bel pulang nih," ucap Yanto.

Kemudian Sadewa menyantap makanannya seperti yang di perintahkan oleh Yanto, baru saja selesai memakan makanannya, bel pulang sekolah berbunyi.

"Gue duluan bro, Alana pasti udah nungguin gue." Alfaro pamit kemudian ketiganya mengangguk.

Sedangkan di dalam kelas, saat semua murid masih bersiap mengemasi barang-barangnya, Buk Mifta memasuki kelas, bersamaan dengan Alfaro yang baru saja masuk ke dalam kelas di susul oleh Sadewa, Yanto dan juga Yusdar dari arah belakang.

"Cepat masuk! Ibu mau mengumumkan sesuatu," mendengar hal itu, Alfaro, Sadewa, Yanto dan juga Yusdar memasuki kelas dengan berlari kecil ke arah bangkunya.

"Selamat siang, anak-anak."

"Siang bu," Jawab mereka dengan serempak.

"Jadi ibu mau umumkan, sekaligus mau mengundang kalian sekelas buat acara nanti malam."

"Acara apa, bu? Ibu nikah lagi?" tanya Yanto.

"Anak ini kalau ngomong minta di sumpalin pakai kertas ya," tukas Buk Mifta dengan tatapan geram ke arah Yanto.

"Hehehe, maaf buk, maaf."

"Ibu turunin ke kelas satu lagi, baru tau rasa kamu!!"

"Emang ibu sanggup mengulang tiga tahun buat ngadepin tingkah saya?" kompor Yanto dengan tersenyum miring merasa kemenangan ada di tangannya.

"Ibu fikir dua kali kalau gitu," semuanya tertawa.

"Back to topic anak-anak, jadi ibu mau ngundang kalian buat pesta ulang tahun pernikahan ibu nanti malam. Pokoknya semua harus datang tanpa terkecuali."

"Jam berapa buk?" tanya Sisi.

"Untuk waktu dan tempatnya sudah ibu letakkan di undangan ini," tutur Buk Mifta sembari mengangkat undangan yang berada di tangannya ke udara, agar semua muridnya melihat undangan itu.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang