42-MBA

549 75 7
                                    

Happy Reading teman-teman 💅




Semoga suka ya sama part kali ini, pemanasan dulu deh sebelum part yang paling akhir ya, wkwk🥰

****

Tadi sebelum semuanya kembali ke rumah mereka, semua murid di kumpulkan di lapangan sekolah.

Besok sekolah mereka mengadakan acara pentas seni di sekolah. Orang tua di wajibkan datang untuk melihat berbagai kreativitas anak-anak mereka selama bersekolah di sana.

Hari ini turun hujan yang lumayan deras, tetapi saat jam pulang sekolah telah tiba, hujannya lama kelamaan makin mereda.

Senyuman Alana mengembang karena sangking menikmati udara hari ini yang cukup menyejukkan hati.

Alana pulang sendirian, kali ini ia akan mengunjungi seseorang yang sudah lama sekali tidak ia temui.

Senyuman yang tak henti-hentinya mengembang ketika menatap sekeliling rumah itu dari dalam mobil. Kondisinya masih sama seperti sebelumnya dan tanaman-tanaman di sekeliling rumahpun masih terlihat segar seperti biasa.

Alana turun dari taksi dan berjalan masuk.

Langkahnya terhenti ketika seseorang menarik tangannya, seseorang itu langsung menampar Alana dengan keras tanpa rasa iba.

"Berani-berani nya lo datang! Masih punya nyali lo balik ke rumah?!!" terlihat jelas dari pakaiannya, sepertinya Candra baru saja kembali dari kantor.

"Mama mana bang? Alana kangen," ucap Alana sembari tersenyum.

Candra menatap penuh kebencian terhadap Alana yang masih mengembangkan senyumannya dengan tulus.

"Masi perduli lo? Kalau kangen balik aja ke apartemen, main sono sampai puas."

"Kalau punya mulut di jaga ya, bang!! Alana enggak gitu!!"

"Masih berani ngelakuin pembelaan lo?!!"

Alana membuang wajahnya, menarik nafas dalam-dalam dan mencoba untuk meredam emosinya.

"Mama mana? Alana ingin ketemu."

"Enggak, gue enggak izinin orang asing buat ketemu sama mama gue."

"Orang asing?" ia tersenyum kecut, perasaan Alana tidak bisa berbohong bahwa ia sangat kecewa dengan perkataan Candra barusan.

"Kenapa mata lo ber-air? Lagi akting buat di kashianin lo, ya?" tawa nyaring Candra terdengar jelas seperti merendahkan saudaranya sendiri.

"Mama mana? Alana enggak punya banyak waktu."

"Masih perduli lo? Gara-gara kelakuan lo, mama sekarang sudah enggak waras lagi."

"Jangan bercanda bang, ini enggak lucu!!"

"Ngapain gue ngajak bercanda sampah? Semenjak kelakuan lo yang enggak ada etika itu, mama jadi depresi!!"

"Gue mau ke dalam. Ketemu mama," saat Alana bergerak untuk melangkah lagi masuk ke rumah, Candra kembali menahan tangannya.

"Apalagi sih, bang?!"

"Yang bilang lo boleh masuk siapa hah?! Pergi, lo!!"

"Enggak!!" Alana melepaskan cekalan tangan Candra tetapi Candra kembali menahannya.

"Gue bilang pergi!!" Candra menarik Alana ke belakang, hal itu berhasil membuat Alana jatuh bersimpuh kaki di halaman. Candra memanggil satpam rumahnya untuk mengusir Alana.

Alana bangkit tanpa bantuan dan menatap kecewa terhadap Candra yang terus melanjutkan langkahnya ke dalam rumah.

"Bang Candra. Alana kangen," keluhnya sembari terus menatap Candra dari luar pagar, tanpa sadar air matanya menetes.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Where stories live. Discover now