19-MBA

432 59 1
                                    


Alana, Sisi, Sheila dan juga Keisya sedang menuju ke mall. Sesuai dengan rencana mereka saat di sekolah, sore ini mereka akan bersenang-senang setelah sekian lama tidak pernah bersenang-senang bersama.

Mereka memutar musik di dalam mobil, Sheila menyetir dengan lihai, selama perjalanan mereka terus bersenandung dan bernyanyi bersama.

Tak lama kemudian mereka telah sampai di tempat tujuan, ke-empat remaja itu turun dari mobil dengan bersemangat, merasa tidak sabar akan bersenang-senang nantinya.

Mereka berjalan mencari salon yang ada di mall tersebut. Saat ini mereka sedang berada di sebuah salon untuk melakukan pijat tubuh, keramas dan berdandan.

"Wah hebat sekali, berkat lo kita bisa ke salon lagi!" Sisi menghembuskan nafas lelahnya.

"Iya nih karena terlalu banyak tugas." Keisya ikut nimbrung.

"Badan-badan gue berasa remuk semua deh, mungkin karena pengaruh rindu berat sama pijatan salon ini ya." Alana terkekeh sembari memejamkan matanya menikmati setiap pijitan di tubuhnya.

"Serius ini lo yang bayar shei?" tanya Sisi, kemudian Sheila menjawab dengan mengangguk mantap.

"Nikmatin aja. Kapan lagi," kemudian setelah mereka selesai pemijatan, rambut mereka lanjut di keramas dan masih di salon yang sama.

"Habis ini, kita ke mana lagi?" tanya Keisya saat rambut mereka sedang di keramas.

"Kita salonan dulu lah di sini, kalau udah cantik dan enggak dekil lagi, kita belanja, lo semua belanja aja sepuasnya."

"Serius?" tanya ketiganya secara bersamaan.

Sheila tersenyum lebar, gadis itu terlihat senang ketika melihat tanggapan dan raut wajah sahabatnya begitu senang. "Enggak usah lihat harga, ambil aja apapun yang kalian mau. Asal kalian suka, gue bayarin."

"Sepertinya lo baru dapat transferan setelah sekian lama deh, dari siapa?" tanya Sisi.

Sheila terdiam sejenak kemudian tersenyum, sebisa mungkin agar terlihat tidak seperti terpaksa. "Dari bokap."

"Yaiyalah si, apaan sih lo! Pertanyaan konyol tau gak! Masa iya Sheila ngepet?" Keisya menggelengkan kepalanya sembari tertawa, Alana ikut tertawa mendengar lelucon yang di buat oleh Keisya.

"Lawak lo selangkangan uler!" ketiganya tambah tertawa mendengar perkataan Sisi barusan.

Setelah selesai pijat tubuh dan kramas, mereka pindah ruangan ke tempat salon untuk di dandan secantik mungkin.

"Kasih riasan wajah yang simple dan gak terlalu menor mba.. tapi, kasih harga yang paling mahal," terang Sheila, ketiga temannya melotot tak percaya ternyata Sheila semakin royal sekarang.

"Serius lo?" tanya Alana.

Sheila melirik ketiga sahabatnya sebentar, kemudian tersenyum. "Nikmatin aja."

"Btw, ini di hitung utang budi enggak Shei?" Keisya terkekeh ketika mengucapkan nya.

"Apasih, kek sama siapa aja lo pada."

"Besok gue minta beliin rumah aja sama lo Shei." Alana terkekeh.

"Tenang, gue beliin rumah tapi lo gue gadaikan, gimana?"

"Persyaratan nya rumit yah tante," kemudian ke-empatnya tertawa, sembari menikmati riasan wajah dan polesan kuteks di tangan mereka.

"Bagaimana kalau setelah ini kita makan dulu?"

"Boleh. Mumpung gue juga lapar banget," ucap Sisi.

Beberapa menit kemudian, mereka telah selesai berdandan, Sheila telah membayar seluruh biayanya hari ini. Kemudian ke-empat remaja itu berjalan menuju cafe yang ada di mall tersebut.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Where stories live. Discover now