40-MBA

510 60 4
                                    

Sedari tadi Sisi terus saja mondar-mandir tak jelas, gadis itu sudah tidak sabaran menunggu kedatangan Alana kembali dari kerja.

Tidak di pungkiri lagi, sangking tidak sabaran gadis itu lagi-lagi mengigit ujung kukunya.

"Kenapa? Kok anak mama terlihat gelisah sekali? Hmm?" tanya Anisa yang baru saja datang membawakan teh dan juga beberapa cemilan untuk Alana dan juga Sisi.

"Alana ke mana? Kok belum balik?"

"Justru itu ma, ini kan sudah waktunya pulang kerja."

"Coba di telfon, kali aja lagi di jalan."

"Udah, tapi enggak aktif."

"Duduk dulu dong, jangan cemas gitu lah."

Setelah mengatakan hal itu, Sisi pun berjalan menuju sofa untuk duduk, tiba-tiba senyuman Anisa mengembang hingga membuat Sisi bingung.

"Kenapa?" Anisa mengarahkan keningnya, Sisi mengikuti instruksi yang di berikan oleh Anisa, senyumannya mengembang ketika melihat Alana yang baru saja tiba.

"Gila! Lo di tungguin juga, lama banget."

"Biasalah macet," ucap Alana sembari berjalan untuk duduk di sofa.

"Wah wah wah, apa nih?"

"Udah tante siapin buat dua anak perempuan cantik di rumah ini," ucap Anisa sembari terus menampilkan senyuman manisnya.

"Wah enak banget tante," puji Alana saat mencoba kue buatan Anisa.

"Res___" ucapan Alana terpotong ketika Sisi membalikkan tubuh Alana untuk menghadap ke arahnya.

"Hm??" Alana mengangkat alisnya seolah bertanya 'ada apa?'

"Ceritain."

"Apa?" bingung Alana.

"Jangan sok baik-baik aja lo!"

"Apasih?"

"Keisya udah ngomong ke gue! Gue enggak suka ya, lo main rahasia-rahasiaan!"

Alana tertawa kemudian menghadap ke arah Anisa. "Lihat nih tante, anak tante sok perhatian ke Alana."

"Lan... please," suara Sisi mulai memelan, menatap penuh haru ketika melihat Alana yang tetap tegar dan bertahan sampai sejauh ini.

"Hm."

"Jawab, Alana..."

"Keisya enggak cerita?"

"Udah tapi gue maunya dengar dari lo langsung, kali aja dia ngarang."

Alana terkekeh. "Dia cerita apa?"

"Soal lo sama Faro tadi, waktu rok lo sobek di toilet."

"Benar kok."

"Gila, ya! Demi apa?! Sok-sokan enggak mau di sentuh, tapi dia gendong lo waktu itu, kalau ngegendong orang tanpa di sentuh emang bisa?!!" kesal Sisi pasalnya Alana menceritakan perihal kemarin saat Alfaro menyelamatkan dirinya ketika Senja dan yang lain menyiramkan air selokan ke tubuh Alana di hadapan semua anak-anak sekolah.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Where stories live. Discover now