01-MBA

3.4K 272 26
                                    

Assalamualaikum wr.wb🥰

Sebenarnya ini kali pertama author nulis mandiri, kemarin-kemarin nulis selalu bareng temen. Semoga kalian suka ya!

Sebenarnya udah lama mau nulis hayalan ini, tapi selalu mikir Aku bisa gak ya? Dan sekarang aku memberanikan diri.

Bismillah, semoga kalian semua suka❤️❤️❤️

Semoga bijak ya dalam membaca
Kalau ada kesalahan (Typo) maklumi, aku manusia biasa.🙃

Aku harap para readers yang aku punya mengerti dengan kata "Jangan Hanya Mau Menang Sendiri, Usahakan Hargai Penulis Dengan Ide-Ide Yang Beliau Buat Walau Tidak Seberapa."

Selamat Berhalu Para Pengagum Tokoh Dunia Oren🥰🥰

***

Dua orang gadis saling mengejar hingga berhasil sampai di sebuah meja dengan nafas yang masih terengah-engah.

Gadis yang duduk di meja tersebut perlahan menoleh dan melepas airphone yang masih melekat di kedua telinganya.

Samar-samar terdengar gadis itu sedang memutar musik yang lagi-lagi klasik.

Wajahnya terlihat kesal, sedangkan kedua gadis di hadapannya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

"Santai dong, Lana! Jangan marah gitu.. gue ama Keisya sengaja," celetuk Seila Ananda. Salah satu teman Alana Magnolya.

"Heh nyet! Di mana-mana tuh gak sengaja, kok kebalik?" heran Alana.

"Tau tuh," sambung Fadila Keisya yang juga termasuk teman Alana. Mereka memanggilnya dengan sebutan Kei.

"Biar kembar, kayak otak kita-kita."

"Kenapa tuh?" sahut Keisya dengan sedikit menambahkan nada pada kalimatnya.

"Kebalik, yiahaha." Alana mengeleng-gelengkan kepalanya sendiri ketika mendengar kedua sahabatnya jika sedang kumat, sudah seperti orang gila yang kehabisan obat saja.

Ketika Alana hendak melanjutkan aksi baca bukunya, seisi ruangan dikagetkan dengan kedatangan seseorang.

"Hello everybody!! Kembali lagi bersama Sisi similikyti unyu-unyu nyesss," itu suara Sisi Anjani. Salah satu bagian dari teman Alana, kalian bisa memanggilnya Sisi. Biar lebih singkat. Semua orang menutup telinga ketika mendengar suara itu yang muncul secara tiba-tiba entah dari mana.

"Heh terompet rusak! Kalau teriak di kontrol dikit dong.. kuping gue tambah budek," protes Budiyanto yang biasa disapa Yanto, dia adalah salah satu teman Alfaro.

Sisi melirik sinis ke arah Yanto, seakan tidak terima dengan perkataan lelaki itu barusan.

"Heh!! Dikate lo udah sempurna? Urusin tuh rambut lo yang gk pernah bisa lurus, sama kek otak lo! Mana banyak kutu lagi." Sisi bergidik ngeri.

Sisi berjalan ke salah satu bangku yang ia tempati bersama Keisya, dengan raut wajah yang masih sama.

"Enak aja! Gini-gini kutu udah minggat semua ya, dari rambut gue."

"Kutu aja minggat. Ogah ama rambut lo, apalagi cewek?!!" seisi kelas tertawa, ini bukan kali pertamanya mereka bertengkar seperti ini.

"Kode nih? Kalau rambut gue lurus, emang lo suka Si?" goda Yanto.

"Diem gk, lo?!!" matanya membola tak terima.

"Cie-cie," seisi kelas bersorak gembira bak orang yang sedang mengadakan kampanye.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن