20-MBA

487 57 4
                                    

Seisi kelas di gemparkan dengan teriakan Sisi di setiap sudut ruangan.

Gadis itu menerawang ke setiap sudut kelas, berjalan ke arah Yanto, Sisi menggebrak meja hal itu berhasil menimbulkan suara yang cukup keras.

"Yanto! Lo nyolong bulpen gue lagi ya?!" Sisi menjambak rambut Yanto dengan kuat.

Yanto menoleh dengan tatapan tak suka, lelaki itu langsung menepis tangan Sisi dengan kasar. "Apa-apaan sih, lo! Nuduh orang sembarangan! Jangan mentang-mentang gue sering kerja rodi sepulang sekolah, lo nuduh seenaknya! Kriminal banget sifat lo!"

"Ya terus kalau bukan lo siapa lagi sarang kutu?!!" Sisi mulai geram.

Yanto beranjak dari duduknya kemudian berjalan keluar kelas. "Bodo amat! Gue enggak tau," teriak Yanto sembari terus melanjutkan langkahnya.

Sisi tak mau kalah, gadis itu mengejar Yanto keluar kelas. Akhirnya terjadilah kejar-kejaran di koridor sekolah.

Saat tengah asik berlarian, tanpa sengaja Yanto menabrak pak Erik yang hendak berjalan ke arah kantin.

Guru itu terjatuh, kaca mata minusnya terinjak oleh kaki Yanto kemudian Sisi berpura-pura tidak melihat.

Berhubung mata lelaki paruh itu minus, kedua remaja itu memanfaatkan situasi dengan kabur tanpa memikir panjang, sebelum Pak Erik menyadari bahwa orang yang mematahkan kacamata nya adalah Yanto.

Kedua remaja itu tiba di kelas dengan nafas yang terengah-engah. "Lo sih, ngapain nginjek kacamata pak Erik!" Sisi mengancang-ancang untuk menarik rambut Yanto lagi tetapi lelaki itu menghindar.

"Lagian lo pakai ngejar-ngejar segala, lo kate ini film India di MNCTV, hah?!"

"Lo ya, emang gak___" ocehan Sisi terhenti ketika mendengar nama mereka di panggil.

"Eh? Kenapa?" Alana bertanya, pandangan seisi kelas mengarah kepada Yanto dan juga Sisi, seisi kelas menunggu jawaban mereka berdua.

"Yanto nih, dia nabrak sekaligus matahin kacamata pak Erik," kesal Sisi.

"Hah? Demi apa?" Keisya tertawa terbahak-bahak sedangkan yang lain ikut menyaksikan tawanya yang menggema di telinga.

"Lagian kenapa bisa tau coba kalau itu gue, sama Sisi?!" kesal Yanto, lelaki itu menggaruk kepalanya yang tak gatal sembari mondar-mandir tak jelas.

Alfaro yang sedari tadi diam langsung bersuara, "Lo fikir ini kuburan gak ada CCTV?" teriak Alfaro yang masih setia duduk di bangkunya dengan posisi santai sembari buku tulis menutupi seluruh wajahnya yang mengantuk mendengar ocehan teman-temannya.

"Astaga." Yanto mengusap wajahnya dengan kasar.

Kemudian nama mereka berdua kembali terdengar di seantero sekolah, mau tak mau mereka menemui Pak Erik di ruang BK.

***

Sepulang sekolah, Alfaro mengantar Alana sampai ke rumah, Vivi langsung mempersilahkan lelaki itu untuk masuk.

Sementara Alana izin untuk berganti pakaian terlebih dahulu.

Vivi tersenyum bahagia melihat kedatangan Alfaro, Bi Sum langsung berjalan menghampiri mereka dengan senyuman yang terus saja mengembang.

"Waduh den, kenapa makin cakep aja sih?" Bi Sum duduk di sebelah Alfaro sembari mengamati wajah lelaki itu dengan seksama.

Vivi terkekeh melihat tingkah Bi Sum, "Aden pakai shampoo apa den? Wangi banget." Bi Sum mulai memegang rambut Alfaro dan berusaha mencari tahu shampoo yang di gunakan lelaki itu.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Where stories live. Discover now