Ekstra Part 1

836 77 7
                                    

Lelaki itu bangkit dan membuka horden yang menutupi pandangan nya tadi tetapi ia tidak menemukan apapun di sana.

"Kenapa?" tanya Viona, gadis itu terlihat heran melihat tingkah adiknya.

Alfaro menggeleng kemudian tersenyum. "Enggak," jawabannya singkat tetapi pandangannya masih saja tertuju ke luar jendela dengan penuh penasaran.

Bayangan tadi seperti melekat jelas dalam benaknya tetapi ia tidak tau itu siapa.

Sedangkan dari arah luar tepat di samping jendela kamar Alfaro, terlihat jelas seseorang berpakaian serba hitam, topi yang menutupi kepala, rompi hitam di lengkapi dengan legging hitam, lengan panjang manset sebagai pelengkap, juga sepatu hitam, wajahnya juga tertutup rapi dengan masker yang melekat di wajahnya.

Siapa saja tidak bisa mengetahui siapa di balik masker tersebut. Tetapi terlihat jelas matanya berair, mungkin orang tersebut menitikkan air matanya.

Tapi kenapa?!

Setelah merasa tidak lagi memiliki keperluan di sana, orang tersebut meninggalkan kediaman keluarga Alfaro.

***

Beberapa bulan telah berlalu tetapi Alfaro masih belum bisa melupakan Alana dari dalam fikiran dan hatinya.

Beberapa bulan terakhir ini makannya jadi tidak teratur seperti biasanya.

"Ayolah bang jangan bergantung terus sama kehadiran Alana di hidup kamu." Felicia sedih melihat keadaan putranya yang benar-benar kacau.

"Gini deh far, lo boleh sedih tapi jangan sampai kek mayat hidup ginilah, kakak ga suka ya!" Viona ikut tidak terima melihat keadaan Alfaro seperti seseorang yang tidak ada gairah hidup.

"Taruh aja dulu di situ makanan nya, ntar bakalan Faro makan kok, bunda."

Alfaro berjalan keluar rumah dengan tatapan kosong.

Lelaki itu berjalan ke arah taman dan duduk di ayunan sembari melihat ke arah langit.

Tanpa sadar senyumannya merekah. "Tungguin gue ya lan, tapi lo juga harus bantu ngomong ke tuhan kalau gue ingin secepatnya nyusul lo."

Alfaro menundukkan pandangannya seolah prihatin dengan keadaan dirinya.

"Lo lihat gue sekarang kan, Alana? Seenggak berdaya ini gue tanpa lo. Tanpa gue sadari memang benar kata bunda, hidup gue bergantung dengan kehadiran lo di dekat gue."

Kemudian lelaki itu tersenyum kecut. "Tapi sayangnya gue udah nyia-nyiain rasa kepercayaan lo ke gue, rasa sayang lo ke gua udah gua sia-siain dengan cuma-cuma," lanjutnya.

"Andai aja lo masih di dunia yang sama, gue ingin buktiin kalau perasaan gue emang bener gak bercanda Alana. Gue sayang banget sama lo!!" teriak Alfaro berserta isakannya.

Beberapa menit kemudian Yanto Yusdar dan juga Sadewa datang membawa beberapa berkas.

Senyuman mereka tertampilkan ketika mendapati Alfaro yang sedang duduk di ayunan taman depan rumahnya.

"Halo bro." Yanto mendekat dan baru menyadari kalau laki-laki itu terisak.

Yanto memperhatikan lebih lekat lagi bahwa ini bukan sekedar dugaannya.

"Far, lo nangis? Seriusan?"

Alfaro mengangkat pandangannya sedangkan teman-temannya kaget bukan main.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Where stories live. Discover now