28.

8.9K 828 20
                                    

Happy reading!

⚠️Belajar berkarya, tanpa harus menjiplak karya orang lain.

Enjoy guys!!

•••

Ale memasuki kantin dengan nafas memburu. Hatinya memanas mengingat ucapan Riski.

'Katanya Aufal pacar kelima Vio' kata itu terus teringiang di otaknya. Pikirannya berkecamuk mendengar kabar gadis itu berpacaran dengan Aufal, yang berstatus salah satu musuh Ale.

Ale melihat Vio yang tengah makan. Seringai tipis tercetak jelas di bibirnya. Ale mendekati adik kelas yang sedang menatapnya terang-terangan.

"Hai, ikut gue yuk," ajak Ale pada gadis itu. Gadis itu mengangguk tersenyum malu pada idolanya.

Ale mengapit lengan gadis itu berjalan melewati bangku Vio. Gadis itu merona digandeng sang pangeran tampan pujaannya.

"Gak papa kan gue gandeng?" tanya Ale.

"Gak papa, sampai ke pelaminan juga boleh kok." kata gadis itu membuat Ale geli mendengarnya.

Oke demi kelangsungan masa depan!

"Sini duduk," titah Ale. Gadis itu duduk disamping Ale. Ale berganti merangkul pundak gadis itu.

"Mau makan apa sayang?" tanya Ale dengan nada lembutnya.

Seketika gadis itu malu mendengar Ale menyebutnya sayang. Ayolah jangan bikin gadis itu mati kutu, Ale.

"Emm ba bakso aja kak," jawab gadis itu setengah gugup.

"Oh iya belum kenalan nih, nama kamu siapa?" tanya Ale sambil mengusap rambut gadis itu.

"Mawar kak, masa lupa sih sama mantan sendiri," ucapnya. Ale terkekeh. Jangankan hafalin rumus matematika, hafalin mantan aja sulit bagi Ale.

Ya karena saking banyaknya mantan, mana muat nama sebanyak itu masuk kedalam otaknya.

"Tunggu sini dulu ya, aku mau beliin kamu nasi goreng spesial kayak kamu, spesial dihati aku."

Ale kembali menatap Vio yang tengah menatapnya sinis. Ale membalasnya dengan senyum miring. Tangannya terulur mengacak puncak kepala gadis disampingnya. Dan berhasil membuat Vio mengalihkan pandangannya.

Ale tersenyum melihat reaksi Vio. Ia berdiri menuju stand penjual bakso. Setelah memesan Ale membawa dua mangkuk bakso menuju bangkunya kembali.

"Nih, makan tuang putri," Ale menyodorkan semangkuk bakso pada Mawar.

"Makasih kak."

"Sini gue suapin," ucap Ale menghentikan tangan Mawar yang hendak menyuapkan sendok itu ke mulut.

Mawar semakin salah tingkah sendiri. Untung kantin kali ini sepi, memang bel masuk sudah 15 menit yang lalu berbunyi. Di kantin hanya ada 3 orang. Mawar tadi niatnya membeli air mineral tapi diurungkan melihat Ale mendekatinya.

Ale mengambil botol caos lalu menuangkannya pada mangkuk, beralih menuangkan sambal. Matanya tak sengaja melihat Vio yang tengah menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan.

Ke fokusannya seakan hilang, pikirannya berkeliaran melihat Vio seperti itu. Vio sakit? Apa karena dia telat makan? Apa Vio lagi nahan berak?

Sedangkan Mawar melototkan matanya melihat Ale yang terus menuangkan sambal di mangkuknya. Mawar meneguk ludahnya susah payah. Ia langsung menepuk pundak Ale.

Playboy VS PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang