28

667 123 9
                                    

•••••

Jungkook mengeraskan rahangnya. Ia tidak percaya dengan kejadian yang harus ia saksikan saat ini.

"Bagaimana Kook?" tanya Lisa membuat Jungkook memutar bola matanya. Wanita itu masih bergelayut manja di lengan pria yang entah siapa. Jungkook tak mengenalnya.

"Aku juga tidak tahu mengapa ibuku termakan berita omong kosong seperti itu." Lisa menggedikan bahunya. Berita yang beredar mengenai pernikahan mendadak Jungkook menjadi perhatian di kalangan para sosialita, mereka merasa ada hal yang janggal.

"Awalnya aku menolak mentah - mentah rencana ibu karena aku sudah memiliki kekasih. Namun, ia malah mengancamku menggunakan kelemahanku, yaitu Bambam." Lisa melirik kekasihnya.

"Akhirnya aku menjalani rencana ibu, aku tidak tahu bahwa Jihyo adalah istrimu hingga pertemuan tak sengaja waktu itu. Penjelasanmu sewaktu awal mengenai perjanjian pernikahan pun semakin memudahkanku."

"Sebenarnya aku tak enak hati mengatakan ini, kejadian di butik tempo hari. Aku keterlaluan, Jihyo tidak bersalah sama sekali." Lisa menghela nafas. Ia dapat melihat tatapan menusuk Jungkook yang membuatnya tak berkutik. Beruntung ada Bambam yang di sampingnya.

"Dari awal, sebenarnya semua yang kulakukan hanyalah bagian dari rencana, termasuk saat aku masuk rumah sakit," Lisa menunduk.

"Lalu mengapa kau malah mengatakannya sekarang?" tanya Jungkook tenang.

"Aku memutuskan untuk pindah ke luar negeri sekaligus menemani Bambam berkerja disana. Jadi aku memutuskan untuk menjelaskan semuanya kepadamu sebelum kesalahpahaman ini semakin memanjang."

Jungkook pun bangkit tanpa mengucapkan kalimat apapun pada keduanya. Sebelum Jungkook menjauh, Lisa berpesan.

"Sampaikan maaafku pada Jihyo," Lisa menatap Bambam yang tengah tersenyum.

"Bagaimana? Apa aku melakukannya dengan baik?"

Bambam terkekeh. "Inilah yang kumaksud sedari awal Lisa. Seharusnya kau tidak menjatuhkan dirimu kedalam rencana licik tersebut."

Lisa mengerutkan dahinya. "Kau seperti memojokkanku."

Bambam tergelak. Ia mengelus surai Lisa perlahan. "Setidaknya kali ini kau melakukan hal tepat."

•••••

Jungkook mengacak surainya hingga berantakan. Ia tengah memikirkan sesuatu. Cara untuk meminta maaf pada Jihyo.

Hingga matanya mengarah pada satu foto di meja kerjanya. Seketika sesuatu menghantam hatinya.

Apa yang sebenarnya terjadi dengannya?

Mengapa Jungkook berjalan terlalu jauh?

Bagaimana dengan rencana awal?

Banyak pertanyaan yang muncul di otaknya. Ia menggeram. Jungkook merasa terhina saat melihat dirinya beberapa menit yang lalu.

Bukankah ini semua rencananya? Walaupun didasari kesalahpahaman, setidaknya itu berhasil bukan?

Wanita itu - Jihyo- akhirnya merasakan buah dari kejadian masa lalu yang selalu menghantui Jungkook.

Benarkah tindakannya?

Jungkook menjadi ragu. Ia ragu karena ada sandungan kecil di hatinya, seakan batin kecilnya berteriak bahwa hal yang ia lakukan itu salah.

Deringan ponsel membuatnya terkejut. Ia meraba daerah sofa untuk mencari ponselnya. Jungkook mengernyit saat melihat nomor telfon rumahnya.

"Ya?"

Hell in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang