23

577 125 17
                                    

•••••

Jihyo berlari kecil karena dirinya terlambat. Jeongyeon pasti marah padanya karena ia harus mengurus beberapa klien sendirian. Oh, salahkan Jihyo yang keras kepala karena ingin menyelesaikan beberapa design baju, sehingga ia harus telat tidur.

Ia mencari ponsel yang berbunyi di dalam tasnya. Merasa kesusahan karena banyaknya barang di dalam tas. Ingatkan Jihyo untuk membeli beberapa tas kecil untuk membuat tasnya terorganisir dengan baik.

Saat ia hendak menjawab telfonnya, dirinya terdiam. Matanya membola dan bibirnya bergetar.

"Oh aku jarang melihatmu." ujarnya sembari menatap Jihyo.

Jihyo terdiam, membuat orang yang berbicara padanya pun terheran. Terlebih saat ia melihat pria di sampingnya turut terpaku.

"Kalian saling mengenal atau bagaimana? Mengapa canggung begini?" selidiknya.

Ia melirik jemari Jihyo, dan menemukan sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya, ia merasa tidak asing. Matanya melirik ke arah jemari kekasihnya dan mengangkatnya. "Tak mungkin....."

"Lisa, aku bisa jelaskan," ujar pria itu -Jungkook-, tubuh kekasihnya bergetar, sebentar lagi air matanya luruh.

"Ja-jadi selama ini kau perusak itu?" tanya Lisa tajam membuat Jihyo terkejut. Perubahannya sangat ketara.

"Lisa, tolonglah."

"Kalian berdua, jelaskan padaku sekarang. Jangan kabur." tekan Lisa. Suaranya sangat rendah, hampir seperti bisikan, tetapi memiliki makna mematikan yang membuat Jungkook serta Jihyo menegang.

Jungkook membawa keduanya menuju sebuah kedai di yang tak jauh dari butik. Lisa duduk sembari melihat Jihyo dengan tatapan tidak percaya.

"Aku tidak percaya," ujarnya.

"Lisa, dari awal aku sudah mengatakannya kepadamu bukan?" tenang Jungkook.

Ia khawatir melihat keadaan Lisa. Bisa saja wanita itu tiba - tiba melakukan hal nekat seperti beberapa bulan yang lalu hingga ia dihadapkan pada masa kritis.

"Aku menjadi ragu dengan penjelasanmu Kook, aku ingin mendengarnya dari dia juga." tunjuk Lisa.

Jihyo mendongkak, ia melihat kobaran kemarahan dari mata Lisa, serta tatapan khawatir yang ditunjukkan Jungkook untuk Lisa seorang.

Ya, hanya Lisa. Jungkook bahkan tak menatapnya.

"Katakan jika kau tidak mencintai Jungkook, katakan bahwa pernikahan ini hanya sebatas perjanjian konyol." Lisa menekan kata satu per satu.

Menunggu Jihyo mengeluarkan suaranya. "Aku minta maaf Lisa, aku tidak tahu akan seperti ini. Seperti yang Jungkook katakan, pernikahan ini hanya sebatas perjanjian saja, dan aku......aku tidak mencintai Jungkook. Ka....kami sudah sepakat untuk tidak saling menaruh perasaan." jelas Jihyo, ia menahan tangisannya. Ia tidak ingin terlihat lemah.

Melihat pengakuan Jihyo, akhirnya Lisa pun menatap Jungkook dan memeluknya erat. "Maaf Kook, maaf aku terkesan tidak mempercayai ucapanmu."

Jungkook mengelus punggung Lisa, sesekali mencuri pandang pada Jihyo yang tengah menunduk. Wanita itu berusaha sebisa mungkin menahan tangisnya.

"Aku.....aku pamit. Kalian bisa menggunakan waktu dengan baik, aku sudah memberikan penjelasan." dengan terburu - buru, Jihyo pamit.

Ia berlari kecil hingga tubuhnya menghilang dari pandangan Jungkook. Lisa mendongkak, ia menatap Jungkook dari bawah.

"Berjanjilah untuk terus bersamaku Kook, berjanjilah untuk berada disampingku sampai kapanpun." pintanya.

"Hm, tentu saja."

Hell in HeavenWhere stories live. Discover now