End(?)

26.9K 1.2K 27
                                    

Jari-jari tangannya berhenti menggambar, matanya memandang lurus pemandangan yang ada di depannya. Sebuah air mancur berbentuk hati dengan semak-semak bunga yang mengelilinginya. Matahari mulai menenggelamkan separuh tubuhnya, langit berubah warna menjadi warna yang apik.

Kepalanya menunduk menatap sepasang sepatu yang berhadapan dengan soft flatshoes miliknya. Helaan nafas terdengar panjang di gendang telinganya.

"Sayang, maaf telat jemput. Tadi ban mobil bocor."

Sosok yang di panggil Sayang itu mendongak, menatap tepat di manik mata seorang lelaki yang umurnya sedikit tua darinya. Tak lama, dia pun mengangguk.

"Are you okay?" Perempuan itu mengangguk dan tersenyum simpul.

Lagi, batin lelaki itu.

"Telat empat puluh lima menit. Bosen tau nggak, sih?" Kepalanya menoleh dan menatap satu sosok yang duduk dengan muka bosannya.

"Gak ada urusannya sama lo!"

"Permisi Bapak Abimana Tomi Frankiston yang terhormat, gara-gara lo yang telat jemput, gue jadi bosen!"

"Eh bodo amat, siapa suruh ikut nunggu gue," ejek Tomi. Seseorang yang baru saja datang itu, adalah Tomi.

"Ini nih, karena faktor usia jadinya suka lupa. Lo tadi minta tolong gue ya. Pikun!" Dan yang menjadi lawan bicara Tomi adalah Farah. Sahabat karib Adik Tomi semasa SMA dulu hingga sekarang.

"Mas-"

"Udah-udah, ayo pulang."

"Say-"

"Jijik bego! Sayang-sayang, nama dia itu Jean bukan sayang!" dumel Farah.

"Gak ada sopan santunnya ya lo sama yang lebih tua," geram Tomi.

"Udah, Bang. Farah makasih ya udah nemenin, aku pulang dulu." Farah hanya membalas dengan cengiran seperti biasa dan mengangkat tangannya membentuk huruf 'O' sebagai tanda 'Oke'.

"Pulang dulu, Nyet."

Buru-buru, Tomi langsung lari terbirit-birit sebelum ada perang dunia ketiga.

***

Kakinya melangkah memasuki ruang makan dan duduk di samping kembarannya berada.

Setelah mengambil beberapa lauk pauk untuk di makan malam ini, semua orang yang duduk di meja makan menikmati makanan mereka dengan khidmat tanpa ada suara.

"Gimana tadi, lancar?" tanya seorang pria yang memandangi Anak perempuannya.

"Lancar Dad, banyak yang ikut kerjasama." Mereka semua tersenyum tipis mendengar jawaban itu. Syukurlah.

"Jaga kesehatan," pesan Jovan.

"Nanti kalo sakit, kan, bisa ke aku," seru seorang lelaki yang duduk di pojok meja makan.

"Ya tapi jangan sampai sakit lah."

"Kan, ngomong doang Kak."

"Udah-udah, kenapa jadi ribut, sih?"

"Tau nih Kak Sean." Yang merasa namanya dipanggil pun hanya mendumel pelan. "Mentang-mentang jadi Dokter."

"Minggu depan mau terbang ke LA buat launching butik cabang yang ada di sana," ujar Jeana yang membuat mereka semua yang ada di sana memberhentikan aktivitasnya.

Yah, Jeana Raturendra Frankiston. Sosok perempuan yang paling berharga di keluarga Frankiston. Setelah insiden enam tahun lalu, mereka semua memutuskan untuk tinggal di Jerman.

Memiliki penyakit psikis itu tidak lah mudah untuk disembuhkan. Akan tetapi, Jeana adalah sosok yang kuat seperti Bundanya. Dalam kurun waktu tiga tahun, Jean bisa bangkit dari rasa sakit juga trauma yang diidapnya. Tentu dengan orang-orang disekitarnya yang selalu mendukungnya dan memberi masukan positif padanya.

Satu tahun yang lalu, Jean telah menamatkan S1 jurusan Designer di salah satu Universitas ternama di Jerman. Begitu juga dengan Jovan di jurusan Bisnis.

Jeana merintis dan membangun sebuah butik dengan dirinya sendiri yang menjadi perancang busananya.

"Big No!" Mereka semua kompak menjawab tidak. Satu yang Jean tidak suka, dirinya tidak boleh berpergian jauh.

"Tapi gimana? Udah mau launching."

"Buat ke LA, aku nggak ada jadwal terbang buat minggu depan." Joy yang sekarang berprofesi sebagai pilot bersuara.

"Kita pergi bareng-bareng," putus Frankiston.

***
WELL DONE-!

Gimana dengan epilog ini? Wkwk masih keliatan ngegantung ya? Sorry guys😂 Tungguin aja di JEAN 2!

1-kata buat Jean?


1-kata buat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1-kata buat ... (Mau buat siapa terserah kalian)

See u!

JEANWhere stories live. Discover now