Chapter 34 - We Lost Each Other

Start from the beginning
                                    

James tentu saja kecewa dengan kebohongan Nadine. Untuk kesekian kalinya wanita itu berbohong padanya. Memperlakukannya seperti orang bodoh yang tidak mengerti apapun. James terbiasa dikhinati oleh banyak orang. Akan tetapi rasanya berbeda saat wanita yang ia cintai menghianati dirinya sendiri.

Ia bahkan tidak bisa membedakan apakah Nadine menikah dengannya karna wanita itu benar-benar mencintainya atau hanya karna pekerjaan sialannya.

James bersumpah, ia tidak akan peduli jika Nadine membongkar semua kegiatan Hiltzalea. Yang James pedulikan hanya satu, bahwa wanita yang sudah dinikahinya tersebut benar-benar mencintainya sebagai seorang pria.

"Kau membohongiku, Sweetheart. Memperlakukanku seperti pria bodoh," kata James sambil tertawa miris.

"Tidak. Tolong jangan mengatakan itu!"

James berbalik membelakangi Nadine. Menarik rambutnya dengan kasar sebelum memukulkan kepalan tangannya ke atas meja kayu di depannya.

Sedangkan Nadine hanya berdiri tak tahu ingin berbuat apa. Melihat sorot kecewa yang sangat jelas di mata James membuatnya benar-benar merasa bersalah. Padahal sejak dulu ia dilatih untuk mengendalikan situasi seperti ini.

"Bukankah takdir kita begitu lucu? Tuhan selalu mengulang hal yang sama berulang kali."

"James..."

James hanya diam. Tanpa menyahut atau kembali menatapnya.

Entah mengapa Nadine merasa semuanya semakin rumit. Padahal kebahagian baru saja mereka lalui semenjak kehadiran Jayden yang berada di antara mereka. Memenuhi ruang kosong yang selama ini mereka biarkan tidak terisi.

Nadine tahu cepat atau lambat ia akan ketahuan. Identitasnya akan diketahui James. Namun ia tidak menyangka kalau hal tersebut akan terjadi secepat ini. Ternyata hidup itu memang misteri. Semuanya baik-baik saja semalam. Akan tetapi hanya dalam hitungan jam, hal yang tidak pernah Nadine sangka terjadi dengan cepat.

"Apa itu sebabnya kau tiba-tiba muncul setelah menghilang begitu lama? Untuk menarik perhatianku?" akhirnya James membuka suaranya. Walaupun pernyataan pria itu terdengar sangat bodoh.

"Apakah alasanmu kembali padaku karna pekerjaanmu? Kau sengaja melakukannya untuk menyusup ke dalam organisasi?"

James tidak membiarkan Nadine untuk menjawab. Pria itu terus saja mengajukan pertanyaan lainnya.

Sontak Nadine menggeleng cepat. Bagaimana bisa ia sengaja melakukan hal itu, sedangkan dulu ia tidak tahu siapa pemimpin Hiltzalea. Nadine kembali murni karna misinya di perusahaan itu. Dan secara kebetulan ia kembali bertemu James lagi setelah sekian lama ia berharap untuk tidak melihat wajah pria itu lagi. Namun sekarang, seperti Nadine tidak akan sanggup jika ia kembali kehilangan James.

"Kau sendiri tahu kalau kau yang menemukanku. Membuntutiku seperti orang gila. Aku sama sekali tidak mencoba untuk membuatmu nemperhatikanku."

"Saat kau menemukanku, aku sedang berada di dalam misi lain yang mengharuskanku menggunakan identitas sebenarnya. Kau tahu perusahaan tempatku bekerja yang benar-benar hancur karna terbongkarnya kegiatan gelap mereka. Itu misi yang harus kulakukan James. Dan di dalam proses itu, kau menemukanku. Berusaha menggodaku untuk kembali bersamamu."

Nadine tahu hal terakhir yang dikatakannya begitu kasar. Namun ia hanya ingin memberikan fakta kalau James yang berusaha menarik perhatiannya, bukan sebaliknya.

"Saat aku memutuskan kembali padamu. Aku benar-benar tulus, James. Tanpa ada maksud lain. Lagi pula saat itu aku tidak nengetahui apapun hubungan kau dengan Hiltzalea."

Chance Where stories live. Discover now