Chapter 6 - After Sleep

3.3K 240 19
                                    

Warning!
Memuat adegan kekerasan. Mohon bijak untuk memilih bacaan. Adegan di bawah ini tidak untuk ditiru.

***

Koreksi kalo ada typo!
Jangan lupa vote dan spam komen.

James mengerjap beberapa kali sebelum matanya terbuka. Cahaya putih menyambutnya, James tidak dapat melihat apapun. Ia kembali mengerjap sambil memegang kepalanya yang berdenyut sakit bekas pukulan. Secara perlahan penglihatannya kembali. Kepalanya sakit dan bibirnya terlalu kering. Ia melihat sekeliling untuk mengetahui di mana ia berada. Jendela tertutup dengan tirai putih. Dindingnya berwarna putih polos, dengan langit-langit yang berwarna hijau. Tempat tidur yang berukuran besar dan selimut yang begitu lembut membuat James merasa nyaman. Beberapa peralatan medis terdapat di samping kiri tempat tidur dan sebuah tiang infus berdiri di sebelah kanan, dengan sebuah tabung panjang terhubung dari tiang itu ke tangannya. Tubuhnya tertempel benda-benda asing yang membuat James ingin segera melepaskannya.

James kembali mengingat apa yang sudah terjadi kepadanya. Ia dapat merasakan tubuhnya menyentakkan rasa sakit ketika melakukan pergerakan. Pikirannya gelap, tidak ada gambaran ataupun petunjuk. Ia menghela nafas dan kembali mencoba memutar ingatannya. Hal pertama yang masuk ke dalam pikirannya adalah tempat tua dan lembab. Seorang wanita yang terikat, perkelahian dan terakhir suara tembakan. Setelah itu semuanya kembali seperti semula, James berada di tempat tidur dan terlihat tidak berguna.

"NADINE!"

James tersentak dari tidurnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya dengan jantung yang berpacu cepat. Ia berusaha menormalkan kembali nafasnya yang memburu. Tatapan James kosong dan pikirannya hanya dipenuhi oleh satu nama. James tidak mengerti dengan mimpi yang baru saja ia alami. Semuanya terlihat menakutkan.

Kesadaran kembali sepenuhnya ketika James mendengar pintu diketuk. Lucas berdiri di ambang pintu dengan wajah bingung kala melihat keadaan Tuannya.

"Apa anda baik-baik saja?" tanya Lucas.

James tidak mengerti kenapa ia merasa tercekat ketika menjawab pertanyaan Lucas. "Y-ya, aku baik-baik saja."

"Apa sesuatu terjadi dengan anda?" Lucas tidak yakin dengan keadaan James saat ini.

"Bukan masalah besar," jawab James acuh lalu bangkit dari tempat tidur.

"Baiklah." Lucas mengangguk. "Pesta akan dimulai sebentar lagi, anda harus segera bersiap-siap."

"Tinggalkan aku!"

Lucas menunduk untuk memberi penghormatan sebelum pergi meninggalkan kamar James.

James melemparkan tatapannya langit yang berwarna keemasan.
Kumpulan burung beterbangan ke arah Selatan, dan James tahu memang sudah saatnya ia terbang bebas seperti burung. Tidak terkekang dengan kewajiban, dan tidak terancam dengan kematian yang bisa menghampirinya kapan saja.

James juga tidak tahu apa bagaimana reaksi Nadine saat wanita itu tahu tentang dirinya yang sebenarnya. Apa wanita itu akan menjauhinya, jijik atau bahkan membencinya.

James belum siap untuk mengetahui bagaimana reaksi Nadine. Biarkan semuanya berjalan seperti air yang mengalir.

**

Lantai dansa sudah dipenuhi dengan lautan manusia yang menari sambil membawa segelas sampanye di tangan mereka. James mulai berbaur dengan mereka, dan Lucas mulai berjarak jauh di belakangannya. Sedangkan pengawalnya yang lain, berjaga di bagian tempat tertentu untuk tetap siaga.

Chance Where stories live. Discover now