Chapter 16 - Thief

2K 204 8
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Koreksi kalo ada typo!!!

Happy Reading

***

Nadine meletakkan bacon terakhir yang digorengnya di atas piring milik Zoe. Ia mengambil sekotak susu dari lemari pendingin sebelum duduk di samping Zoe untuk menyelesaikan sarapannya.

Zoe menatap Nadine sembari tersenyum jahil, “Jadi bagaimana dengan Vegas?”

Nadine tidak langsung menjawab. Ia tersenyum penuh arti, membayangkan hal menakjubkan yang terjadi saat itu. Nadine menutup matanya ketika bayangan tentang James yang berada di atasnya memenuhi pikirannya.

“Oh, aku tahu ekspresi berseri seperti itu. Astaga, kalian melakukan seks!” tebak Zoe tepat sasaran.

Nadine baru saja menghabiskan gigitan bacon terakhirnya dan pipinya bersemu karena perkataan, Zoe. Apa ekspresi begitu mudah ditebak?

“Pipimu merona!”

“Shut up, Zoe!” Nadine semakin malu. Selama ini mereka tidak pernah membicarakan apa pun tentang hasrat seksual mereka. Nadine tentu saja malu.

“Jadi sahabatku berkencan dengan pria misterius yang memiliki standar kehidupan yang tinggi. Jadi siapa dia sebenarnya?”

“Siapa?”

“Reid, tentu saja. Aku dengar dia orang yang sangat kaya raya.”

Jiwa Nadine kembali terbang untuk mengingat apa yang James beritahukan kepadanya saat malam itu. Sebuah rahasia besar yang masih sulit untuk ia percayai. Kehidupan yang akan membawa Nadine kepada jurang kematian.

“Dia pria yang berbahaya, Zoe. Dia pria yang tidak bisa kau bayangkan.”

“Owh.. Jadi dia apa? Buronan?”

Nadine memutar bola matanya. “ Berhentilah mengada-ngada.”

Zoe terkekeh. Wanita itu mengambil peralatan makan miliknya dan Nadine, membawanya ke bak pencuci piring tua. “Oke. Kalau begitu, bagaimana dia di ranjang?”

Nadine berdecak sebal. Ia beranjak dari meja makan untuk mengambil tasnya di ruang tamu dan berjalan ke arah pintu keluar untuk pergi bekerja. Sebelum Nadine membuka pintu, ia berteriak keras agar Zoe bisa mendengarnya. “Kau menjijikkan, Zoe. Kupikir kau membutuhkan seseorang di ranjangmu.”

***

Sembari merapikan setelannya, James duduk di sebuah kursi berbahan mahoni dengan ukiran rumit di bagian kakinya. Dinding yang terbuat dari kaca memperlihatkan langit kota New York yang cerah hari ini. Sebuah jam tua berukuran besar tergantung di dinding, serta sebuah lukisan tua yang terpajang di belakang seorang pria berkulit hitam yang duduk di hadapannya.

Pria berkulit hitam menjabat tangannya, “Nice to meet you, Mr. Reid.”

Nice to meet you too, Charles Fernandez.” James menyeringai.

Lucas berdiri di samping James, tangannya memegang sebuah tas berukuran besar. Lucas tidak mengatakan apa pun, pria itu hanya diam sambil mengamati Charles yang diam-diam melirik ke arahnya.

Charles tampak gugup. Beberapa kali pria itu memperbaiki ikatan dasinya ketika matanya tidak sengaja bertatapan langsung dengan James. Jakunnya bergerak, keringat dingin memenuhi keningnya.

Ketika sekretarisnya memberitahu kedatangan James Reid yang tiba-tiba ke kantornya, Charles mengerti ada hal penting yang ingin dilakukan pria itu. James adalah pria yang berbahaya, dia bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan hal yang ia inginkan. Dan sekarang Charles di buat bertanya-tanya tentang kedatangan James di sini.

Chance Where stories live. Discover now